Saya setuju dengan Rizal yang mengatakan bahwa nasib petani harus diperhatikan. Konkretnya, jika memang produksi padi melimpah sebaiknya pemerintah tidak mengimpor beras.
Persoalannya, apakah memang sekarang ini produksi beras melimpah ruah? Para ibu rumah tangga, termasuk istri saya belakangan ini mengeluh bahwa harga beras terus naik. Hukum pasar seperti ini membuktikan bahwa beras yang beredar di pasar langka.
Andai saja Rizal menjadi menteri perdagangan, demi perut rakyat yang sampai sekarang berprinsip "belum makan jika belum makan nasi", solusi yang diambil pasti mengimpor beras. Ketika dia tidak menjabat apa-apa di pemerintahan, menjadi penonton memang lebih enak dan merasa pintar daripada menjadi pemain.
Berbicara -- apalagi asal ngomong -- memang mudah. Sebaiknya Rizal memahami bahwa pemerintah tidak boleh mempermainkan urusan perut rakyat. Intervensi pasar melalui impor beras mau tidak mau harus dilakukan.
Sudahlah, begitu editorial koran yang saya baca, jangan malu impor beras bila itu demi rakyat. Untuk mengatasi kelangkaan beras sekarang ini pemerintah sudah memutuskan impor beras yang diperkirakan tiba pertengahan Februari ini.
Jangan biarkan perut rakyat keroncongan.
Berniat menjadi pahlawan, tersiar kabar Rizal dan rekannya Fadel Muhammad akan membuat petisi soal impor beras. Mantap! Semoga semuanya berjalan lancar dan Fadel tidak lagi tersandung kasus dugaan korupsi penyalahgunaan dana alat kesehatan saat ia masih menjabat gubernur Gorontalo beberapa tahun lalu.[]