Man was created that has a great curiosity. Ya manusia diciptakan dan terlahir sebagai mahluk yang memiliki rasa ingin tahu yang besar. Manusia selalu memiliki pertanyaan terhadap sesuatu, baik itu sesuatu yang baru dia ketahui maupun yang sudah dari dulu menjadi pengetahuannya. Manusia selalu mencoba menggali informasi mengenai sesuatu masalah, juga dalam penyesaian masalah. Misalnya saja manusia selalu ingin tahu apa yang sebenarnya ada didasar lautan, apa yang berada dibalik bukit, apa penyebab kemacetan, apa yang menyebabkan seseorang menjadi marah dan masih banyak pertanyaan lain yang selalu ingin diketahui oleh manusia. Dan hal tersebut menjadi sangat wajar jika dihubungan dengan hakikat sebagai manusia yang diberi rasa ingin tahu yang besar. Hal-hal seperti itu nampaknya udah menjadi sebuah proses yang tidak bisa di hindari. Pemrosesan Informasi yang terjadi di otak akan terus berlangsung selama keberlangsungan hidup seseorang. Proses inilah yang sering disebut sebagai proses kognisi atau kognitif manusia. Proses kongnitif ini memang tidak bisa di hindari, karna hakikatnya seseorang manusia akan terus menerus berpikir, mengolah informasi dan berbahasa sebagai proses pemecahan masalahnya.
Proses kongitif seseorang dipengaruhi oleh banyak hal, baik yang faktor bawaan maupun faktor lingkungan. Namun keduanya tidak berbanding seimbang, melainkan saling berbanding terbalik. Faktor lingkungan memiliki andil yang besar sekitar 80% dari proses kognitif seseorang, sedangkan yang lain sejumlah 20% adalah faktor bawaan. Proses kognitif seseorang selalu dipengaruhi proses-proses mental yang dia lakukan, maka proses-proses mental juga itulah yang menjadi ruang lingkup kajian Psikologi kognitif.
Ruang lingkup yang selalu menjadi kajian kognitif dan selalu berhubungan erat dengan proses mental antara lain adalah Neurosains kognitif yang didalamnya membahas mengenai otak dan sistem syaraf, kemudian yang tetap menjadi kajian kognitif adalah persepsi yaitu pendekteksian dan pengintreprentasikan stimulus sensor, selanjutnya yaitu Perhatian yang mengkaji mengenai pemusatan usaha mental seseorang, kemudian adalah kemampuan untuk mengabstraksikan dan mengorganisasikan stimulus, representasi pengetahuan, sistem komunikasi dan simbol, emosi dan beberapa lagi yang menjadi pusat kajian dan ruang lingkup psikologi kognitif.
Salah satu yang selalu menjadi pusat perhatian psikologi kognitif adalah neurosains. Neurosains dalam kognitif adalah pemusatan kajian psikologi dengan memberikan perhatian pada otak dan aktifitasnya. Otak sampai sekarang masih dianggap sebagai  rahasia dan keajaiban dari sang pencipta dan belum ada sama sekali ilmuan maupun manusia di muka bumi ini yang mampu membuat dan menciptakan hal yang memiliki struktur dan fungsi yang sedetail otak manusia. Otak menjadi bagian yang paling penting dan paling krusial dalam tubuh manusia, bagian yang menjadi sangat fital keberadaanya dan sangat penting keadaanya.
Jika dibandingkan dengan Bumi yang luas dan memiliki tingkat desain yang sangat rumit yang diciptakan oleh Tuhan, Otak manusia hanyalah suatu benda berukuran sangat kecil namun struktur dan kemampuan mengolah dan memproses informasi seolah tak terbatas. Dibandingkan dengan geografi bumi sudah dapat di ketahui strukturalnya hingga mendalam, lain halnya dengan otak manusia yang hingga saat ini strukturnya masih menjadi sebuah mesteri dan objek penelitian yang masih terus menerus dipelajari. Jika diibaratkan sebuah penjelajahan maka otak adalah daerah yang masih perawan dan belum seutuhnya dapat dijelajahi.