Mohon tunggu...
Galuh Sulistyaningtyas
Galuh Sulistyaningtyas Mohon Tunggu... Freelancer - Tyas

191910501043 S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Selanjutnya

Tutup

Money

Obligasi Menguat dan Dicari Investor

18 April 2020   19:17 Diperbarui: 18 April 2020   19:24 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Obligsi merupakan salah satu investasi yang berbentuk surat utang jangka menengah ,aupun jangka panjang yang diperjualbelikan. Obligasi ini berisi janji dari pihak yang menerbitkan efek untuk membayar imbalan berupa bunga atau kupon pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada akhir waktu yang telah ditentukan kepada pembel obligasi tersebut. sedangkan pengertian dari obligasi pemerintah atau government bond adalah suatu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintahan suatu negara dalam denominasi mata uang negara tersebut. obligasi pemerintah dalam denominasi valuta asing biasa disebut dengan obligasi internasional atau bisa pula disebut dengan sovereign bond.

Obligasi ini dilatarbelakangi dengan upaya menghimpun dana dari masyarakat yang nantinya akan digunakan sebagai sumber pendanaan. Jika dilihat lebih jauh dari pandangan pebismis, obligasi bisa dimanfaatkan sebagai alat mendapat dana segar untuk berjalannya usaha. Sementara itu negara memandang obligasi sebagai sumber pendanaan untuk membiayai sebagian deficit anggaran belanja dalam anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN.

Obligasi tidak jauh berbeda dengan saham, obligasi pun dapat diperjualbelikan. Jika ingin membeli saham, hanya tinggal mencari tahu di bursa efek Indonesia atau BEI. Namun obligasi untuk melakukan transaksi jual beli tidak dilakukan di BEI. Hal tersebut berarti obligasi didapatkan dari pihak penerbit yang sepakat melakukan jual beli dengan pembeli. Jika dilihat dari penjelasan tersebut tidak heran jika obligasi tidak terlalu terkenal atau familiar.

Sebagai contoh sederhana, misalnya pemerintah sebagai salah satu penerbit obligasi. Ketika pemerintah menerbitkan obligasi, investor yang berminat membelinya bisa mendapatkannya di agen penjual. Pembelian lewat agen penjual adalah mekanisme pembelian yang telah ditetapkan pemerintah. Biasanya pemerintah menunjuk bank dan lembaga sekuritas sebagai agen penjual obligasi. Terdapat beberapa kelebihan menjadikan obligasi sebagai investasi, keuntungan dari kupon atau bunga yang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu kupon tetap (fixed coupon), dank upon mengambang (floating atau variable coupon). Walaupun demikian, ada obligasi yang tak memberlakukan kupon (zero coupon). Imbal balik atau yield obligasi yang didapat bisa besar tergantung dari jangka waktu obligasi. Makin lama waktunya, maka semakin besar keuntungannya.

Keuntungan selanjutnya adalah obligasi sangatlah aman karena pembayaran kupon dan pokok dijamin oleh UU No. 24 Tahun 2002 dan UU No. 19 Tahun 2008. Selain itu keuntungan yang diperoleh dari selisih harga obligasi (dalam persentase) setelah diperdagangkan. Misalnya, harga awal obligasi 100% (disebut harga pari). Ketika hendak dijual, harganya bisa saja naik menjadi 120%. Jadi bila dijual, keuntungan yang didapatkan adalah 20% atau dapat disebut capital gain 20%.

Jika ada kelebihan, maka aka nada kekurangan pula. Kekurangan dari obligasi sebagai investasi antara lain jika menjual obligasi sebelum jatuh tempo di pasar sekunder, akan mengakibatkan kerugian bagi investor. Dapat terjadi hal seperti itu karena harga jualnya bisa saja lebih rendah dari harga belinya. Selanjutnya obligasi cukup rentan terhadap perubahan suku bunga, ekonomi, dan kondisi politik yang tidak stabil. Perubahan tersebut dapat berdampak pada pasar keuangan.

Saat ini obligasi rupiah pemerintah Indonesia menguat setelah bank Indonesia menetapkan beberapa kebijakan lanjutan. Kebijakan-kebijakan tersebut diantaranya adalah meningkatkan intensitas intervensi di tiga pasar yaitu spot, domestic non- deliverable firwards (DNDF), dan oembelian surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder. Selain itu meningkatkan pelonggaran moneter melalui instrument kualitas alias QE. Selama ini, BI sudah melakukan QE hamper Rp 300 triliun dan akan terus bertambah lagi. Selanjutnya, bank Indonesia akan meningkatkan rasio penyangga likuiditas maroprudensial (PLM) sebesar 200 bps (basis poin) untuk bank konvensional dan 50 bps untuk bank syariah, berlaku mulai 1 Mei. Kenaikan poin tersebut dipenuhi melalui pembelian SBN di pasar perdana.

Karena harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia sedang menguat didorong leh derasnya arus modal asing (capital inflow) di pasar keuangan. Gubernur bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa perbankan sudah diwajibkan untuk memegang SBN atau surat berharga negara yang diterbitkan pemerintah melalui rasio penyangga likuiditas makro (PLM). Selain itu beliau juga menegaskan bahwa kurs rupiah masih terlalu murah (undervalued) jika dibandingkan dengan fundamentalnya. Oleh karena itu, Perry Warjiyo yakin bahwa rupiah akan terus bergerak stabil dan cenderung menguat kea rah Rp 15.000 / US$ pada akhir tahun 2020.

Data refintiv menunjukkan apresiasi harga surat utang negara (SUN) tercermin dari dua seri acuan (benchmark). Dua seri tersebut merupakan FR0082 bertenor 10 tahun dan FR0080 bertenor 15 tahun. Sementara untuk seri FR0081 bertenor 5 tahun dan FR0083 bertenor 20 mengalami pelemahan. Seri acuan yang paling menguat pada saat ini adalah FR0082 yang bertenor 10 tahun dengan penurunan yield 10,3 basis poin (bps) menjadi 7,927%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitu pula sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang disbanding harga karena mencerminkan kypon, tenor, dan resiko dalam satu angka.

Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, dimana indeks INDOBeX government total return milik PT penilai harga efek Indonesia (PHEI/IBPA) juga menguat. Indeks tersebut naik 0.8% poin (0,3%) menjadi 264,64 dari posisi kemarin 263,84. Penguatan di pasar surat utang senada dengan penguatan rupiah di pasar valas. Pada tanggal 17 April 2020, rupiah menguat 1,28% dari penutupan sebelumnya. Kini US$ 1 dibanderol dengan Rp 14.400 / US$ di pasar spot.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun