Mohon tunggu...
wike adinda
wike adinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

sastra indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perempuan sebagai Breadwiner

7 Oktober 2022   12:26 Diperbarui: 7 Oktober 2022   12:36 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada umunya kehidupan berkeluarga di indonesia  ini menganut budaya patriarkhi yang dimana menjadikan laki laki sebagai tulang punggung ekonomi bagi keluargnya ,dan perempuan memiliki tugasnya tersendiri yang dimana  yaitu reproduksi dan demostik. namun akan tetapi sebenarnya banyak sekali laki laki yang tidak bisa menunaikan kewajibannya ,yang dimana sebagai pencari nafkah dan harus ditentukan oleh perempuan.

Atas dasar itulah sejauh ini yang saya ketahui tentang perempuan sebagai breadwiner ini yaitu perempuan yang harus mencari nafkah sebagai  mana yang dikatakan breadwiner (tulang punggung )nah kemunculnya fenomena perempuan sebagai tulang punggung keluarga ini suatu hal yang  memang terdengar sudah tidak asing lagi bagi kita,  tetapi dimana seharusnyah kewajiban mencari nafkah ini adalah tugas suami bukan merupakan kewajiban istri untuk menjadi beban pencari nafkah dan memenuhi kebutuhan keluarga.

Tetapi sekarang banyaknya dimana suami yang dinafkahi oleh istri, terbalik.

Jadi sekarang ini seiring perkembangannya  zaman sekarang  memang  sering terjadi, apalagi 2tahun ini khususnyah indonesia  banyaknya orang orang yang kena phk bahkan diharuskan dirumah,karena adanya wabah  kasus covid-19 yang  menjadi  penyebab terjadinya kasus perempuan harus nenjadi tulang punggung keluarga.

Dari kassus ini kita bisa menilai memang sudah agak terlihat banyaknya fakta angka perempuan harus menjadi tulang punggung dari keluarga mereka yang dimana seharusnyah suami yang mencari nafkah bukan istri. namun tetapi sekarang memang sedang adanya pertukaran peran yang  terjadi karena adanya faktor penyebab yang harus menjadikan perempuan atau wanita mau menjadi tulang punggung keluarga.

Adanya faktor ini  sendiri karena perempuan adalah sebagai tulang punggung keluarga yang  kemungkinan besar karena adanya keterpaksaan yang disebabkan bisa jadi juga  kondisi suami yang dipecat dari pekerjaan,sakit, tidak bekerja,meninggal, ataupun tidak cukup perekonomian, sehingga mau tak mau sang istri harus rela menjadi tulang punggung keluarga.

Seperti contohnya saya memanggilnya ibu mi,dulu hidupnya sudah bisa dibilang paling cukup dan senang apapun tidak kesusahan  tetapi sejak taun 2017 kehidupannyah mulai  berubah sejak kepergian(meninggal)  suaminya ia diharuskan menjadi salah satu seorang perempuan atau wanita yang menjadi perempuan tulang punggung yang dimana menjadikan ia terpaksa, karena suaminya meninggal dunia,dan anak anaknya tidak bekerja,oleh karena itu ia diharuskan menangung semua resiko yang seharusnya suami yang menanggung,tetapi ia yang  menanggung semuanya bukan lagi suaminyah.

Ia harus pergi dari pagi sampai sore  bahkan sering terbiasa  sampai malam,namun mau tak mau ia harus pergi berjualan karena hasil bekerjanya itu yang tak seberapa itu harus dibagi bagi untuk kebutuhan hidupyah ,seperti biaya sekolah anaknya,kebutuhan makan dan juga yang lainnyah,jadi sejak itulah ia menjadi tulang punggung untuk menafkahi anak anaknya. 

Nah dengan adanya peranan perempuan sebagai tulang punggung  keluarga ini tentunya menjadikan mereka mempunyai peranan yang sangat besar karena pada dasarnya seharusnya tugas utama perempuan atau wanita dalam keluarga adalah menjadi istri atau ibu bukan tulang punggung, jadi sekarang kini predikat tulang punggung keluarga yang disematkan pada pria,dan sangat mulai banyak sekali diambil oleh perempuan dalam hal ini adalah istri sebagai pencari nafkah utama. bukan lagi suami yang mencari nafkah utama. bahkan sampai saat ini juga saya sering menemukannyah seorang suami yang hanya terdiam dirumah karena dengan alasan biar istri saja yang mencari  "uang" atau "nafkah" biar saya (suami) yang dirumah menyelesaikan pekerjaan rumah  dan menjaga anak anak.   

Karena itulah perempuan sebagai tulang punggung ini seringkali merasakan beban dan resiko  yang mau tak mau harus diterima dengan lapang oleh dirinyah. 

Bahkan sekarang sekarang ini  juga  saya sering menemukannyah perempuan menjadi tulang punggung keluarga ini dengan harus membantu perekonomian keluarganya melalui  dengan cara berjualan dimeda sosial, seperti  baju,makanan,jajanan bahkan alat rumah tangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun