Pada tahun 2020, dunia digemparkan dengan adanya pandemi virus yang dinamakan Covid-19 (Corona Virus Disease-19). Â Covid-19 sendiri menurut situs WHO adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia yang dapat menular. Penularan virus ini sangat cepat, sehingga tersebar ke berbagai negara di dunia termasuk Indonesia.Â
Dalam upaya mencegah penularan virus ini, pemerintah berupaya mencegah penularan dengan cara membuat berbagai kebijakan diantaranya melalui kebijakan PPKM.Â
Dengan adanya kebijakan ini tentu akan berpengaruh terahadap berbagai sektor termasuk sektor pendidikan.Â
Salah satu peraturan dalam PPKM ini adalah melarang sekolah untuk mengadakan pembelajaran tatap muka, dan menggantinya dengan pembelajaran daring atau online.Â
Dengan diubahnya sistem pembelajaran, akan berpengaruh terhadap siswa di seluruh Indonesia. Pembelajaran secara daring mengalami berbagai kendala, diantaranya adalah teknologi. Teknologi menjadi kendala karena pada faktanya di Indonesia perkembangan teknologi belum merata, masih banyak di beberapa daerah yang kurang dalam hal teknologi.Â
Masih banyak masyarakat yang belum terjangkau sinyal, ataupun tidak memiliki kuota internet yang cukup. Namun dalam berbagai keterbatasan itu, pemerintah berupaya mengefektifkan pembelajaran daring dengan melalui pemberian bantuan berupa kuota pendidikan gratis. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban biaya yang harus diambil ketika pembelajaran daring.
Selain masalah teknologi, pembelajaran daring juga memunculkan masalah lainnya, dimana siswa kurang mendapat arahan karena tidak mendapat arahan langsung dari guru seperti biasanya. Hal itu dapat mengganggu efektifitas pembelajaran.Â
Universitas Pendidikan Indonesia, salah satu kampus yang ada di Indonesia mengadakan sebuah program guna meningkatkan efektifitas pembelajaran daring di masa pandemi ini.Â
Univeristas Pendidikan Indonesia mengadakan program Kuliah Kerja Nyata Tematik Literasi dan Rekognisi Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang bertemakan Mengembangkan Literasi (Literasi Baca dan Tulis, Numerasi, Sains, Digital, Finansial, Budaya dan Kewargaan.Â
Tema tersebut diambil berdasarkan permasalahan yang ada dimana menurut penelitian mengenai perolehan skor tes PISA (Programme for International Student Asessment), dimana skor PISA Indonesia cukup rendah. Skor PISA menggambarkan kemampuan rata-rata siswa di seluruh Indonesia dalam hal membaca, matematika, dan sains.Â
Dengan rendahnya skor PISA Indonesia, tentu bukanlah hal yang baik bagi Indonesia. Oleh karena itu, dengan adanya KKN Tematik, diharapkan dapat berkontribusi dalam menanggulangi rendahnya skor PISA Indonesia.