Apakah anda penikmat jamu? Jamu adalah minuman tradisional asli Indonesia. Masyarakat mempercayai jamu sebagai alternatif minuman pengganti obat. Jamu sudah diturunkan sejak zaman majapahit (Jalil, 2018).Â
Melalui gethuk tular dari para sesepuh kita dikenalkan minuman jamu sebagai kearifan lokal. Banyak manfaat dari minum jamu, dari penyembuhan luka sampai aspek kecantikan.
Tidak sulit untuk dapatkan jamu itu, bisa bikin sendiri atau beli. Bahan-bahannya juga dapat menanam sendiri di pekarangan rumah atau di kebun-kebun atau diperoleh dari pasar tradisional.Â
Bagi yang tidak mau direpotkan dengan meramu jamu, sekarang sudah banyak berdiri outlet jamu tradisional di pinggir jalan. Dan penjual keliling masih mudah ditemui di pedesaan maupun perkotaan.
Tak disengaja saat silaturahmi di Bekasi (10/01), saya menjumpai penjual jamu keliling. Dia mengaku dari Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Tukang jamu memakai topi dan mengenakan baju batik dengan tas menyelempang di dadanya.
Dia menawarkan jamu ke konsumennya dengan mengendarai sebuah motor. Memang sedikit berbeda dengan pedagang jamu pada umumnya. Yang biasa kita lihat jamu dibawa seorang perempuan dengan cara digendong. Tetapi pria yang masih muda ini menjajakan jamunya dengan menaruh botol-botol jamunya diatasi gerobak pada motornya.
Dia menuturkan kalau jamu yang dijual dibuat sendiri. Bahannya diperoleh dari pasar tradisional setempat. Jadi serba alami tanpa tambahan obat-obat kimia membahayakan.
Yang dijual juga hampir sama dengan jamu gendong di tempat lain. Kunir asem, beras kencur, dan pahitan adalah jamu-jamu yang mengisi penuh gerobak tukang jamu yang juga tinggal di Bekasi.
Saya tertarik dengan pahitan. Sesuai dengan nama jamunya, jamu ini rasanya pahit dengan aromatik yang khas. Bahan utamanya terbuat dari daun sambiloto. Tanaman ini memang memiliki rasa pahit tetapi banyak khasiat. Salah satunya adalah penghilang flu dan pilek.Â
Karena manfaatnya inilah sangat cocok dengan kondisi tubuh yang kurang vit karena kecapekan setelah menempuh perjalanan 9 jam dari Yogyakarta. Apalagi cuaca di Bekasi lagi mendung disertai rintik hujan. Bekal segelas jamu sambiloto ini menjadi penghangat di pagi hari untuk melanjutkan perjalanan menuju Lampung.