Mohon tunggu...
Muhamad Jalil
Muhamad Jalil Mohon Tunggu... Dosen - Orang pinggiran

Write what you do

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Watak Ilmu Itu Rendah Hati

21 Desember 2018   18:03 Diperbarui: 21 Desember 2018   18:13 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajarlah pada ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk. Pepatah usang ini sebenarnya  mengajarkan kepada kita agar selalu tetap rendah hati ketika dititipkan ilmu atau pengetahuan. Jangan sebaliknya semakin tinggi ilmunya malah semakin sombong. Merasa ilmunya yang paling banyak dan mumpuni, sehingga tidak butuh belajar lagi. Bahkan tak mau menerima masukan orang lain.

Hal-hal demikian perlu kita hindari. Di atas langit pasti masih ada langit. Kita yakini bahwa ilmu Allah itu sangat luas. Ibarat ilmu Allah itu samudera, maka ilmu kita hanya setetesnya. 

Oleh karena tak pantaslah kita menyombongkan ilmu kita. Nabi Musa yang pernah jumawa merasa paling cerdas di bumi, ternyata Allah SWT menyentil betapa ilmunya belum seberapa dibandingkan nabi Khidlir as.

Singkatnya sikap sombong bukan watak sesungguhnya orang berilmu. Jika ada yang sombong karena ilmunya, maka sahabat Umar menyebutnya sebagia orang yang baru mengenal ilmu. Harusnya ilmu menjadikan pribadi yang rendah hati dan semakin bijaksana. Belajarlah pada sosok Ali yang dikatakan sebagai orang yang paling cerdas diantara para sahabat nabi, tetapi tetap bersahaja. Ada pula di kalangan wali yang disebut Waliyyul Ilmi, yaitu Sunan Kudus. 

Semasa hidupnya ia diakui sebagai ahli agama, tauhid, usul, mantiq, dan fiqih (Anonim, 2014). Namun dengan segudang ilmunya, tidak lantas Sunan Kudus menjadi sombong dengan sesama wali waktu itu.

Bertalian dengan watak ilmu yang arif dan bijaksana, saya teringat wejangan dekan fakultas biologi UGM saat perkuliahan karya tulis ilmiah berlangsung. "Saudara-saudara mahasiwa, tetaplah sederhana dalam bersikap ketika kalian selesai menamatkan perkuliahan di Biologi UGM" tuturnya. Karena orang yang berilmu itu pada dasarnya suka kebijaksanaan. Hendaknya pada diri seorang ilmu terpancar aura kefakiran ilmunya, sehingga gairah literasinya terus terpompa. 

Terus membaca dan menulis. Lulus sarjana, master, atau doktor bukan berarti selesainya belajarnya. Justru ketika selesai kuliah, itu adalah tantangan untuk kita agar terus mengasah keilmuan. Karena ilmu kalau tidak diasah semakin lama akan semakin hilang. Ibarat kata seperti pisau yang tidak diasah, lama-lama berkarat dan akan menjadi tumpul. Untuk itu teruslah mengasah keilmuan yang sudah kita pelajari di bangku kuliah.

Bukannya Rasul SAW mengingatkan bahwa belajar itu dari buaian sampai ke liang lahat. Dengan kata lain pendidikan itu sifatnya seumur hidup. Tidak salah ada ungkapan begini "Long life education" sering kita baca di dinding-dinding sekolah. Itu artinya kedudukan ilmu di mata manusia memang sangat penting. Dan siapapun itu harus tahu. 

Oleh karena itu jangan pernah berhenti untuk menuntut ilmu. Kalau dalam kitab alala, dikatakan sarat mencari ilmu itu salah satunya wathuli zamani (lama waktunya) (Iskandar, 2014). Ada satu contoh nyata yaitu kakek Zhao Muhe meskipun usianya sudah 105 tahun, ia tercatat sebagai mahasiswa Tertua di Dunia, Kuliah S3 di Usia 105 Tahun Masuk Guinness World Record (Fitriadi, 2017). Ia kini sedang menempuh pendidikan S3 di Universitas Nasional Tsing Hua. Lantas bagaimana dengan kita? baiknya kita belajar pada kakek Muhe untuk terus belajar tanpa mengenal usia.

Belajar tak harus di bangku kuliah. Di masjid bisa. Di tempat kerja bisa. Di alam bisa. Di stasiun bisa. Di bandara pun bisa. Semua tempat bisa jadi tempat mencari ilmu. 

Raihlah dan dekaplah karena dengan ilmu amal kita akan benar. Kejarlah imu karena ilmu adalah investasi akhirat. Perjuangkan itu ilmu karena ilmu itu bekal yang tak pernah lekang oleh waktu (Jalil, 2018). Rengkunglah ilmu karena dengan ilmu, dunia dan akhirat kau dapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun