Tim pengabdian masyarakat Universitas Negeri Semarang (UNNES) di bawah pimpinan Dr. Eko Supraptono, M.Pd. berhasil menghadirkan inovasi alat pencuci asap (smoke washer atau wet scrubber) guna menekan emisi gas buang dari mesin pembakar sampah (incinerator).
Teknologi ini lahir dari kolaborasi lintas disiplin, yaitu teknik mesin dan teknik elektro. Dari sisi mekanik, alat dilengkapi ruang penyemprot air yang mampu menangkap partikel debu, karbon monoksida (CO), dan sulfur dioksida (SO₂). Sementara dari sisi kelistrikan, ditambahkan sistem kontrol sederhana untuk mengatur pompa air, kipas hisap, serta sensor suhu dan arus listrik sebagai indikator keamanan. Dengan integrasi tersebut, alat tidak hanya bekerja pasif, tetapi juga bisa dipantau sehingga lebih aman dan efisien.
Menurut Dr. Eko, penerapan teknologi sederhana ini bukan hanya sekadar menekan polusi, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. “Kami ingin membuktikan bahwa teknologi yang relatif sederhana sekalipun bisa memberikan dampak besar bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat, asalkan dirancang sesuai dengan kondisi lapangan,” ungkapnya.
Program ini terlaksana dengan dukungan CV Dewa Nata Persada sebagai mitra teknis, serta melibatkan pengelola fasilitas persampahan sebagai penerima manfaat langsung. Inovasi ini diharapkan dapat menjadi solusi nyata bagi berbagai kota yang tengah menghadapi masalah pengelolaan sampah—bukan hanya mengurangi volumenya, tetapi juga menjaga kualitas udara dan kesehatan masyarakat sekitar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI