Kalau kita bicara soal Indonesia, yang paling menonjol dan membanggakan adalah keberagamannya. Kita hidup berdampingan dengan banyak sekali agama, budaya, dan suku. Tapi yang jadi tantangan adalah, bagaimana semua itu bisa berjalan selaras tanpa saling bentrok? Menurut saya, kuncinya ada pada dua hal penting: toleransi dan solidaritas.
Toleransi itu sebenarnya bukan sesuatu yang rumit. Buat saya, itu cuma soal menghargai pilihan dan keyakinan orang lain, walaupun berbeda dari kita. Kita nggak perlu sepakat atau percaya pada ajaran mereka, tapi kita juga nggak punya hak buat ganggu atau merendahkan. Contoh gampangnya, saat umat Muslim lagi puasa, umat lain ikut menjaga diri supaya suasana tetap nyaman. Atau pas Natal, banyak umat agama lain juga bantu menjaga ketertiban. Hal kecil, tapi dampaknya besar kalau terus dilakukan.
Menko PMK, Pak Muhadjir Effendy, pernah bilang juga soal pentingnya sikap saling menghargai di tengah keberagaman ini. Kata beliau, semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" itu bukan cuma slogan, tapi memang gambaran kita sebagai bangsa---berbeda-beda, tapi satu tujuan. Jadi sebenarnya, perbedaan itu bukan penghalang buat maju bareng-bareng, justru jadi kekuatan kita.
Selain toleransi, solidaritas juga nggak kalah penting. Di Indonesia, kita sering banget lihat contoh nyata dari solidaritas lintas agama, terutama pas ada bencana alam. Waktu ada gempa atau banjir, siapa pun langsung turun tangan bantu, nggak peduli agamanya apa. Nggak ada yang nanya, "korban ini agamanya apa dulu?"---yang penting bantu dulu.
Dalam Al-Qur'an, tepatnya di surat Al-Hujurat ayat 13, juga diajarkan bahwa manusia memang diciptakan berbeda-beda supaya bisa saling kenal dan belajar dari satu sama lain, bukan saling merendahkan. Bahkan ada cerita menarik soal Bilal bin Rabah yang pernah dikritik karena warna kulitnya waktu mengumandangkan adzan di atas Ka'bah. Tapi Nabi Muhammad SAW langsung menegur mereka, karena yang dilihat Allah bukan status atau penampilan, tapi hati dan ketakwaan.
Di zaman sekarang, media sosial juga punya peran besar. Tapi sayangnya, banyak juga yang justru nyebar kebencian atau provokasi lewat platform itu. Padahal kalau dipakai dengan bijak, medsos bisa jadi alat buat kampanye toleransi. Kita bisa bikin konten damai, ajak diskusi sehat antar pemeluk agama, atau sekadar nyebarin pesan positif.
Menurut saya pribadi, kalau dua hal ini---toleransi dan solidaritas---beneran kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, Indonesia bakal jadi tempat yang makin nyaman buat semua orang. Kita nggak harus sama, tapi kita harus saling ngerti dan bantu. Soalnya, perbedaan itu bukan alasan buat bermusuhan. Justru dari perbedaan itulah kita bisa belajar dan berkembang bareng-bareng.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI