Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Rokok Elektronik, Solusi Stop Merokok yang Aman?

31 Oktober 2014   08:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:05 1713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_370749" align="aligncenter" width="382" caption="Kedai E-cigarettes di Freiburg, Jerman"][/caption]

Banyak orang membicarakan ibu Susi, Menteri yang merokok. Saya tidak akan membahas tentang itu, saya akan berbagi tentang rokok elektronik saja. Kedainya, saya temukan beberapa saat sebelum saya manggung di Freiburg, Jerman.

e-cigarettes. Rokok elektronik ini ternyata unik. E-cigarettes ini pertama kali ditemukan di China dan meluas ke berbagai negara. Seperti Amerika Serikat yang memperkenalkan pada pasar tahun 2007 dan ... Jerman. Dikatakan bahwa setelahnya, 70 persen orang AS menyatakan berhenti merokok dan mempengaruhi penjualan rokok di AS atau turun 10%. Banyak orang makan permen atau upaya lain dalam menghentikan kebiasaan rokok. Rokok elektronik ini disinyalir menjadi pilihan terkini.

[caption id="attachment_370751" align="aligncenter" width="355" caption="Ini rokok elektrik saya ... katanya"]

14146929051048805689
14146929051048805689
[/caption]

[caption id="attachment_370752" align="aligncenter" width="367" caption="Cara isi ulang..."]

1414692954929605506
1414692954929605506
[/caption]

[caption id="attachment_370753" align="aligncenter" width="347" caption="Cairan nikotin 18 mg"]

1414692991820097379
1414692991820097379
[/caption]

[caption id="attachment_370754" align="aligncenter" width="348" caption="Mirip bolpen ya ..."]

14146930371617008409
14146930371617008409
[/caption]

[caption id="attachment_370755" align="aligncenter" width="352" caption="Plastik hitam untuk disedot mulut"]

14146930782061312811
14146930782061312811
[/caption]

[caption id="attachment_370756" align="aligncenter" width="360" caption="Lubang untuk charger"]

1414693120194125362
1414693120194125362
[/caption]

Seorang teman yang suaminya perokok berat, sudah sekian bulan menikmati rokok jenis ini. Untuk berhenti merokok pasti sulit lah bagi pecandu rokok, sama halnya dengan ibu-ibu doyan shopping (tas, sepatu, perhiasan, kosmetik). OMG, it’s not that easy to stop. Dan rokok elektrik ini sebagai solusi sang suami teman saya itu agar tetap bisa merokok dan masih terjaga kesehatannya (karena ini dianggapnya sebagai rokok yang ramah lingkungan tanpa asap dan tidak bau). Meskipun WHO, ahli kesehatan dunia atau BPOM Indonesia misalnya, dikatakan masih menganggap e-cigarettes tetap tidak aman untuk kesehatan, teman kami itu dan beberapa masyarakat Jerman tetap menikmatinya (beberapa lagi orang Jerman, tetap kontra). Rokok elektrik memang bisa legal dan illegal tergantung di negara mana. Negara yang membolehkannya adalah Belanda, Britania Raya, Denmark, Jerman dan Italia. Sedang negara yang melarangnya/dianggap illegal selain Indonesia adalah; Brazil, Kanada, Panama, Singapura dan Australia.

Selanjutnya, saya sempatkan tanya-tanya lagi pada suami teman saya itu mengapa ia mau berhenti merokok. Ia takut kanker paru-paru! Pria segedhe gaban dan berkacamata itu pun memperlihatkan alat e-cigarettes seharga 72€ atau satu jutaan rupiah berwarna milineum (dijual juga dengan warna-warni lain), memiliki lubang charge listrik, ujung alat berwarna hitam untuk disedot mulut dan cairan nikotin isi ulang (dengan beragam rasa; stroberi, vanila,coklat ... seharga 5€ an atau Rp 75.000). Yup. Yang dibakar memang bukan tembakau tapi cairan. Sehingga waktu dia menghisap e-cigarettes ini yang keluar bukan asap tapi dampf, seperti kabut yang berwarna putih di udara tapi tak bau. Oh, jadi aman untuk perokok pasif ya? Tak ikut-ikut merokok secara tak sengaja.

Harga rokok (dengan tar, nikotin dan sebangsanya) satu bungkus di Jerman rata-rata 5-6€. Satu bulan ia bisa habis 150€ (Rp 2.250.000). Diakuinya, secara keuangan rokok elektrik ini lebih hemat dan amat membantunya untuk berhenti merokok dengan lebih aman dan nyaman. Dahulu sebelum mengenal rokok elektrik dan mau berhenti total merokok, ia malah sering uring-uringan dan tidak merasa nyaman sehingga sang istri menyarankan untuk menyerah saja asal keluarga tetap harmonis. Akhirnya, si suami menemukan solusi; rokok elektrik! Kondisi aman terkendali.

Aha. Kalau saya pasti menolak rokok elektrik ini lantaran memang tak pernah menjadi perokok aktif, jadi tak butuh dong yaaa. Kompasianer mau coba? Butuh uji klinis lagi dan bagi yang ingin mengkonsumsinya, untuk check-recheck sebelum mencoba. Selamat malam. (G76)

Sumber:

1.Curhat perokok e-cigarettes.

2.  Sepuluh fakta tentang E-cigarettes

3. Rokok elektronik

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun