Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Imam Masjid Turki Hadiri Diskusi Gereja dengan Thomas Gottschalk

16 Januari 2017   19:33 Diperbarui: 16 Januari 2017   19:41 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabtu, 14 Januari 2017. Pagi-pagi sudah sarapan, berangkat ke gereja Evangelisch, Kristen di Tuttlingen. Ada undangan Ökumenischer Gottesdienst. Pertemuan di gereja yang mengundang jemaah Kristen, perwakilan semua agama/kepercayaan dan menampilkan diskusi dengan tokoh penting nasional atau internasional Jerman. Kali itu, yang diundang adalah Thomas Gottschalk.

Berita kehadirannya terpampang di koran lokal, beberapa hari sebelumnya. Mengharap banyak masyarakat yang tertarik. Tak ayal, suami saya sudah ancang-ancang dari kemarin-kemarin.

Yaaaa. Hari H itu, kami pun berangkat lebih awal dari jadwal yang ditentukan. Meskipun masih ada 15 menitan, yaoloh, gereja sudah penuh! Luar biasa kebiasaan kebanyakan orang Jerman, tidak on time tapi for time. Jangan berani-berani uji nyali pakai telat di negeri sosis, ya?!

Pemberian icon Tuttlingen untuk Thomas (dok.Gana)
Pemberian icon Tuttlingen untuk Thomas (dok.Gana)
Hadirnya Komunitas Islam di Gereja Kristen

Pernah saya amati TV yang mendokumentasikan hadirnya kelompok umat Islam dalam doa bersama atas teror yang terjadi di Perancis. Gereja itu mengundang semua umat berdoa bersama untuk ketenangan para korban yang kebanyakan masih muda. Terlihat beberapa perempuan berjilbab memenuhi gereja. Mungkinkah hal itu terjadi di belahan dunia lain?

Hmm ... Kejadian nyata tampak di depan mata saya. Iya, pada hari Sabtu itu. Mulanya saya tak percaya ketika pendeta membuka acara dan mengatakan bahwa tamu undangan yang hadir di antaranya adalah imam masjid di Tuttlingen dan para pengikutnya. “Mosooook, sih?“

Duduk di seberang altar, di belakang podium, nggak bisa lihat jelas ke arah belakang sana, di mana komunitas yang disebut itu dikatakan duduk. Apalagi lupa nggak bawa kacamata (rabun jauh). Aduhhhhh, tadi terburu-buru takut telat! Ah... percuma, kepala melongak-longok mencari sosok tadi. Tak juga kelihatan.

Kebetulan sekitar pukul 12 siang, ada dua tamu di gereja yang tiba-tiba berdiri dan meninggalkan tempat. Ya, mereka, dua perempuan berjilbab. Satunya berkerudung pink, satunya lagi hitam. Berarti memang kehadiran komunitas Islam bukan isapan jempol. Wow. Bukankah pertemuan itu indah?

Itu belum seberapa, rupanya setelah acara bubar sekitar pukul 12.30, tamu ada yang menuju tempat buffet (dengan sampanye dan snack), ada yang bercakap-cakap dengan  sesama jemaah dan ... ada pula yang fotoan dengan Thomas Gottschalk!

Hey! Seorang pria berjas warna gelap merangsek dari kerumunan, mendekati Thomas Gottschalk yang berpakaian casual (kaos, cardigan tipis warna lila, syal motif kembang, celana kulit warna coklat dan sepatu runcing). Si bapak menjabat tangan Thomas dan kira-kira dalam bahasa Jerman mengatakan begini “Perkenalkan, saya imam masjid Turki. Senang bertemu denganmu di sini...“

Karena banyak orang yang ingin foto selfie atau wefie dengan Thomas, imam mengakhiri kalimat-kalimatnya daripada didusel-dusel orang banyak. Si bapak menghilang dengan cepatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun