Masih dalam rangka acara Komunitas Traveler Kompasiana bekerjasama dengan komunitas Satu Atap, aku menuju Jl. Seroja, Semarang. Mas taksi online mengantarku sampai palang pintu depan kelurahan. Yah, bagaimana, ya? Dua tas isi paket untuk 25 anak bimbingan komunitas itu terpaksa aku geret melewati palang, sampai ke depan kelurahan. Ah, sekarang aku tahu, mengapa tas-nya akhirnya jadi bolong.
Pintu aku ketuk. Kelurahan yang sejuk dari AC itu, nggak ada yang jaga. Kebetulan ada yang lewat. Lantaran bingung dan mengejar waktu, aku tanyakan, di mana koordinator komunitas. Si bapak menjelaskan memang biasanya si A susah dihubungi karena dia kerja sampai sore. Ia menyarankanku untuk pergi ke belakang, tempat di mana mereka biasa berkumpul. Ah, di sana rupanya. Aku pun memanggil beberapa relawan untuk membantu.
Sambutannya nggak seperti yang aku harapkan. Tapi aku punya niat baik, jadi aku sabar sajalah.
Para relawan segera mengumpulkan anak-anak. Mereka membentuk lingkaran. Salah satu anak diminta untuk memimpin doa. "Alfatihah ..."
Hari ini dijelaskan oleh relawan putri, bahwa ada dua kegiatan. Yang anak - anak kecil akan menggambar dengan media kertas, kunyit dan baking soda. Anak - anak yang lebih besar akan membuat lilin wangi. Makanya, kedua grup dipisah. Satu di depan kelurahan, satunya, dekat tempat sampah.
Kuhampiri anak-anak yang kecil. Masing-masing diberi selembar kertas, satu pensil, satu kuas dan satu koin uang rupiah. Para relawan mengitari mereka yang mulai menggambar, mencetak koin satu demi satu. Ada yang cepat selesai, ada pula anak yang agak lambat sehingga gambarnya baru selesai dalam kurun waktu yang relatif lama. Selesai anak-anak menggambar, para relawan mencampur kunyit dengan air dalam satu gelas dan baking soda dan air di gelas lain. Eksperimen kali itu membuat anak-anak belajar bahwa kunyit memiliki zat kurkumin, yang membuatnya menjadi asam jika dicampur dengan air biasa sehingga berwarna kuning tapi akan menjadi basa kalau dicampur baking soda dan berubah merah warnanya. Clever!
Setahuku, kunyit biasa digunakan sebagai jamu. Jamu yang bisa membuat para wanita yang sedang menstruasi tetap sehat. Ada kan yang sering perutnya sakit saat datang bulan? Minumlah kunyit. Kunyit juga biasa digunakan untuk bumbu masakan seperti kari ayam, opor telor, nasi kuning dan masih banyak kuliner Indonesia lainnya. Kunyit juga menjadi pewarna alami untuk kegiatan hasta karya. Kalau menurutmu, kunyit untuk apa lagi, sih?
Pelajaran menggambar selesai, acara ditutup dengan doa lagi. Anak-anak berebut untuk menjadi pemimpin doa. Akhirnya, ada dua anak yang menjadi pemimpinnya. Usai itu, aku mulai membagikan tas-tas yang memang dikumpulkan "My Bag is Your Bag" untuk dibagikan di Indonesia. Tak berapa lama, semua dapat satu. Maghrib segera datang, semua bubar dan tak lupa mencium tangan orang dewasa sepertiku, secara bergiliran.
Masih ada sisa sebanyak 5 tas yang aku tenteng, karena anak-anak yang sudah SMP dan SMA nggak datang. Itu aku bagikan kepada anak-anak jalanan yang aku lewati, dalam perjalanan menuju rumah. Berbagi memang indah. Dari hal kecil ini akan membuat banyak orang bahagia. (G76)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI