Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Penari Indonesia Kepalanya Bisa Gedeg dan Mata Kedip-kedip?

30 April 2022   05:39 Diperbarui: 30 April 2022   05:42 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menari Jaranan di Jerman bersama anak (dok. Gana)

Roda mobil mulai menggelinding di jalanan tol Jerman yang mulus. Hari Minggu, jalanan sepi. Kami bertiga sudah siap hadir dalam acara seorang teman dari Indonesia yang merayakan ulang tahun ke-50 kalinya.

Lihatlah, bagasi tampak penuh dengan tiga perangkat pakaian tari dan dua set angklung. Penasaran, apa tanggapan publik Jerman terhadap seni budaya tradisional Indonesia.

Aturan longgar selama pandemi

Undangan sudah disampaikan lewat whatsapp sejak sebulan yang lalu. Kabarnya 90% adalah orang Jerman. Sisanya diaspora Indonesia. Memang selama pandemi, acara kumpul-kumpul sangat terbatas. Sempat terlintas di benak saya "Semoga nggak batal."

Bahagia rasanya hari itu sudah tiba. Sekarang ini di Jerman sudah ada peraturan longgar untuk acara pesta, tanpa masker dan tetek bengek lainnya. Tidak tertulis supaya tamu tes swab sebelum memasuki cafe, memakai masker FFP2 atau harus menunjukkan bukti vaksin seperti yang sudah-sudah. Nggak ada.

Dan memang begitu kenyataannya. Begitu memasuki tempat parkir, orang-orang sudah berada di depan caf tanpa masker dan nggak ada jarak. Sama halnya di dalam ruangan. Hadirin sudah duduk berkelompok. Ada 3 meja kecil dan 2 meja panjang. Kalau nggak salah ada 50 orang.

Toilet, ruang ganti darurat

Supaya efektif, begitu mengucapkan selamat ulang tahun kepada yang mengundang, kami segera ganti baju. Tetapi, rupanya nggak ada ruang ganti. Aduuuuh, bagaimana ini?

Untung ada kamar kecil. Di sana ada dua toilet untuk laki dan perempuan dan satu shower yang sudah nggak berfungsi dan digunakan untuk menempatkan peralatan kebersihan, yang ditutup gorden plastik. Di samping wastafel ada tempat untuk menaruh bunga atau tas-tas kami. Praktis.

Disanalah kami ganti baju tari. Kecil tapi cukuplah untuk kami bertiga, apalagi ada kaca dan washtafel. Agak sungkan kalau ada yang tiba-tiba masuk kamar kecil dan pipis, sebab bunyinya kencang sekali. Kami ngakak di gang depan dua toilet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun