Sebaliknya, tanda anak-anak yang sudah mantab masuk TK yakni:
- Sudah bisa atau sering tersenyum, tertawa.
- Bermain dengan guru dan atau anak lain.
- Tidak menangis lagi.
- Membiarkan guru untuk menyayanginya.
- Tidak rewel ketika berpisah dengan orangtuanya saat diantar.
- Tidak menyebut ibu atau bapaknya berkali-kali seolah-olah berpikir "Kapan mereka datang menjemput?"
- Konsentrasi dengan apa yang dilakukannya, misalnya bermain, joged, makan, membaca buku atau tidur.
- Bahkan dalam kondisi euphoria, anak tidak mau pulang ketika orangtuanya menjemput. Ia ingin terus bermain bersama teman-temannya.
***
Dari membaca tulisan tentang Berliner Model ini, menggambarkan bagaimana proses Berliner Model ini, kita bisa saja yakin bahwa model seperti ini hendaknya diterapkan di banyak TK Indonesia yang memiliki jenis sekolah sehari penuh.
Sekolah full time ini marak di Jerman, sehingga memberi keleluasan orangtua untuk bekerja dan mampu membayar pajak bagi negara. Saat ini Jerman sedang mengalami demografi yang timpang, di mana banyak lansia ketimbang orang muda yang bekerja sedangkan generasi penerusnya sedikit.
Ini mengakibatkan pembayar pajak berkurang dan negara berat dalam membayar pensiunan lansia. Sehingga program seperti TK sehari penuh dan program penerimaan pengungsi menjadi solusi.
Kembali ke "Berliner Model." Namanya anak kecil, mereka ini terbiasa bersama orangtuanya. Jika tiba-tiba harus dipisah dan dalam jangka waktu lama dan rutin, tentu tidak semudah orang dewasa.
Untuk itulah, konsep yang digunakan ini sepertinya menjadi salah satu tip bagi orangtua dan guru, agar si anak menjadi betah di TK. Salah satu kuncinya, Berliner Model di TK.
TK adalah lembaga yang dipercaya untuk mendidik anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai bakat dan minatnya, sejak dini. Caranya tidak dengan paksa tapi dengan metode dan teknik yang manusiawi, memanusiakan manusia. (G76)
Sumber:
- Nicole Metz, Berliner Modell fuer die Kita- und Kindergarten und Eingewoehnung", Jurnal diakses dari www.familie.de.
- Dr.Klemens Gebhard, "Das Berliner Modell", Tuttlingen: Fritz Erler Schule, hal. 22-24.