Ini dia, Berliner Model
"Berliner Model."
Ini adalah solusi dari masalah seperti yang dialami Catleya. Apa itu "Berliner Model"? Itu adalah cara membuat anak betah di PAUD (0-3 tahun) dan TK (3-6 tahun) di Jerman.
Konsep ini berasal dari Berlin, seperti namanya "Berlin Model." Aklimatisasi yang mengarah pada proses seorang anak yang menyesuaikan diri dengan lingkungan, kondisi, suasana baru di taman kanak-kanak memang gampang-gampang susah.
Konsep itu terdiri dari 5 fase yang melibatkan Bezugerzieherin/Guru TK, das Kind atau anak yang masuk TK, dan eine Bezugperson des Kindes atau yang memiliki hak dan tanggung jawab terhadap si anak, biasanya orangtua.
Kerja sama ketiganya dalam proses aklimatisasi, akan memengaruhi betahnya anak di TK atau tidak.
Sistem ini sepertinya belum pernah diterapkan di Indonesia. Berliner Model dipelajari para calon guru TK yang sekolah di program Ausbildung zur Erzieherin, setara SMK. Sedangkan di Indonesia guru TK biasanya S1 Psikologi atau S1 PGTK.
Ausbildung di atas bisa ditempuh dengan jalur klasik (3 tahun sekolah dan 1 tahun pengabdian), paruh waktu (separuh hari selama 4 tahun sekolah) dan Praxisintegrierte Ausbildung zur Erzieherin (sekolah sambil bekerja di TK selama 3 tahun).
Bagaimana penerapan Berliner Model di kelas TK?
Fase pertama adalah 3 hari utama, di mana si ibu atau bapak mengantar si anak ke TK. Mereka akan tinggal selama 1 jam di dalam kelas dan mengikuti kegiatan di TK bersama para guru dan anak-anak lainnya. Normal, seperti biasa. Biarkan anak dekat dengan orangtuanya sembari mengamati apa saja hal baru di depan matanya.
Semua hal yang berhubungan dengan anak, dikerjakan orangtuanya. Guru hanya mengamati, tidak ada intervensi. Guru tidak boleh memisahkan anak dengan ibu/bapaknya. Biarkan mereka beradptasi.