Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kesalahan Apa Saja yang Dilakukan Murid Bahasa Inggris di Jerman?

28 November 2020   02:46 Diperbarui: 28 November 2020   03:07 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perpisahan dikasih murid bunga mawar (dok.Gana)

Juli tahun 2020 adalah saat terakhir saya mengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di Volkhochschule. Saya ingat sekali saat pertama kali melamar di sana. Si bos yang ganteng itu langsung menerima saya untuk bekerja. Girang bukan kepalang.

Akhirnya, setelah 6 tahun mengajar, rasanya berat meninggalkan mereka. Sedih. Tetapi mengusung niat untuk sekolah (lagi) sambil kerja di tempat lain demi masa depan saya di Jerman juga penting. Saya tak boleh menyia-nyiakan kesempatan emas. Saya harus berani memilih. Maafkan saya.

Tadinya sedih tapi kemudian murid-murid merelakan saya resign, untung saja guru penggantinya bagus supaya mereka tidak kecewa karena harus berhenti belajar dengan saya.

Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan. Selama ini, saya kira mereka lupa akan mantan gurunya. Kemarin, ada yang mengirim whatsapp. Senangnya. Ah, tidak, mereka tidak lupa saya, yang mengajari bahasa Inggris dari nol. Guru memang pahlawan tanpa tanda jasa. Kebanyakan dari mereka sudah bisa cas-cis-cus dan keliling dunia. Bangganya yang jadi guru.

Teman-teman, selama mengajar itu banyak pengalaman yang saya dapatkan. Salah satunya adalah mempelajari kesalahan apa saja yang biasa dilakukan murid saya selama ini.

Mau tahu? Simak, yuk.

  • Grammar masih kacau, belum bisa membedakan apa itu simple present (einfache Gegenwart)/past tense (Vergangenheit). Untuk kelas yang anak-anak, biasanya mereka ini karena malas belajar atau kurang konsentrasi. Sedangkan mereka yang sudah lansia, ya memang karena sudah lama sekali tidak belajar bahasa Inggris. Atau saat bersekolah, belum ada mata pelajaran bahasa Inggris. Murid saya umur 50-80 tahun. Biasanya, mereka akan bagus dan tepat membedakan tenses secara tertulis. Tetapi jika mereka berbicara dengan bahasa Inggris (lesan), grammarnya kembali salah.
  • Kesalahan penulisan karena terpengaruh bahasa Jerman. Contoh: active ditulis activ karena dalam bahasa Jerman ditulis aktiv. Ini pasti mirip dengan bahasa Indonesia ya. Jadinya, harap maklum.
  • Penempatan For (period/space/length of time) dan Since (specific time) rancu karena dua-duanya di Jerman artinya Seit (sejak).  Contoh: I have loved this girl since ten years karena menterjemahkan "Ich liebte dieses Mdchen seit drei Jahre." Since = seit (German). Yang benar: I have loved this girl for three years).
  • Error dalam Ago. Contoh: "My uncle bought the car for two years" terjemahan dari "Mein Onkel kaufte das Auto vor zwei Jahre." Vor (German) = for (Inggris). Yang benar: "My uncle bought the car two years ago."
  • Kesalahan pengucapan. Contohnya bus (bAs) dibaca (bUs) karena orang Jerman membaca U sebagai U, sedangkan  bahasa Inggris kebanyakan "u" dibaca "a" contohnya butterfly, buffet, bucket, buy. Kesalahan yang sama biasa saya temukan ketika mengajar bahasa Inggris di Semarang. Apalagi yang keturunan Jawa seperti saya.
  • Kesalahan penulisan terpengaruh bahasa Jerman. Contoh: I drive a Bus. Bus adalah kata benda (object). Di Jerman, kata benda (Nomen) selalu diawali dengan huruf besar, di manapun letaknya. Kalau di Indonesia pasti tidak akan terjadi karena huruf besar hanya dipakai untuk nama orang, nama kota dan sejenisnya tapi bukan untuk kata benda. Jerman sangat menghargai benda, ya. Dan di tanah air, huruf besar selain hal itu bisa saja terjadi, asal ada di awal kalimat.
  • Error dalam pemakaian "Ago." Contoh: "My aunt bought the car for two years" dari terjemahan "Meine Tante kaufte das Auto vor zwei Jahre." Yang benar: "My aunt bought the car two years ago." Menterjemahkan kata per kata sehingga terjadi "vor" (German)="for" (English)
  • Elliptical error -- the missing verb (hilangnya kata kerja) karena word for word translation. Contoh:  "I can English" dari kalimat Jerman "Ich kann Englisch." Yang benar: "I can speak English."
  • Reflexive error terpengaruh grammar Jerman. Contoh: "When shall we meet us again?" dari terjemahan "Wann sollen wir uns treffen?." Yang benar: When shall we meet again?. Jerman menambahkan reflexive pronouns: Ich mir, du dich, sie/er/sie sich, wir uns, ihr euch, Sie sich. Jadi tidak hanya ich, du, sie/er/sie, Sie wir dan ihr saja sebagai subyek. Bingung kann? Jerman itu bahasanya termasuk rumit menurut saya, grammarnya agak susah dibandingkan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Berbahagialah kita yang memiliki bahasa Indonesia, bahasa yang mudah untuk dipelajari sehingga memudahkan siapapun di seluruh dunia untuk belajar bahasa yang dipakai 250 juta jiwa di tanah air dan serumpun dengan negeri tetangga. Banggalah dengan bahasa ibu.

***

Baiklah, untuk lebih jauh tentang ini, saya akan menjelaskan melalui zoom dengan dua bahasa (bahasa Indonesia dan bahasa Inggris besok. Yang tertarik silakan mencari informasi di medsos saya, Gaganawati di facebook, twitter atau instagram. Jumpa besok Sabtu, 28 November 2020 pukul 15.00 WIB atau 9 CET di aplikasi zoom. See you soon! (G76)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun