Ice Breaker
Waktu menunjukkan pukul 10, masih jauh dari pukul 12, yang merupakan waktu untuk makan siang. Alamak, mata saya serasa dibebani batu seberat satu ton. Aduh, apakah saya merasa bosan dengan penjelasan metode pengajaran pedagogik Jerman selama dua jam? Perasaan, saya sudah cukup tidur selama 8 jam. Tidak ada beban pikiran saat ini. Mengapa bisa saya tiba-tiba mengantuk?
Sekali-kali saya gerakkan kaki seperti saat berada di pesawat terbang. Gerakan memutar pergelangan kaki, termasuk ke atas dan ke bawah. Inginnya juga melakukan hal yang sama dengan kepala. Saya takut dikira gila karena geleng-geleng kepala sendiri.
Segera saya pijat pergelangan tangan dan pergelangan kaki, pelan tapi pasti. Ah, masih juga mengantuk. Aduhhh, apa yang harus saya lakukan?
Untung saja, trainer segera meminta kami keluar ruangan lagi. Yup, ice breaker. Supaya kami yang terkesan bosan menjadi segar kembali.
Ibu trainer berambut panjang dan berombak itu meminta semua yang bertubuh besar untuk duduk di bangku dari batu, sedangkan yang bertubuh kecil di depannya.
Kemudian, kami disuruh membuat barisan dari ketinggian. Dari yang paling pendek (1,5 m) hingga paling tinggi (1,92m). Tebak, saya ada di barisan yang mana? Haha.
Tak puas dengan keributan yang terjadi, kami bertanya "Berapa tinggi badanmu?" tadi, trainer meminta kami membuat barisan lagi untuk mengetahui "Siapa yang paling jauh berlibur summer ini?"
"Kamu kemarin ke mana?" Tanya saya pada gadis pirang yang langsing itu.
"Italia" Katanya.
"Ah, jauh." Saya tahu bahwa dia harus berada di sayap kiri ketimbang kanan, untuk yang liburannya paling dekat, "Saya hanya di Jerman."