Nggak semua orang sadar kamera, nggak semua orang bisa nulis tapi bisa ngomong. Walaupun demikian, yang utama; konsentrasi otak dan mulut, termasuk pernafasan sangat penting. Sudah latihan terus tapi nervous, bisa saja black out pas acara hari H. Nggak asyik kalau diwawancara, jawabannya "anu ...", "mmm, apa ya?" atau nggak bisa ngomong. Ambyar. Siapkan kertas dan pena untuk coretan kecil supaya nggak lupa mau bilan apa, pengen tanya apa.
Awww, terlalu PD juga nggak bagus. Pernah sekali saya percaya diri pakai lipstik warna merah. Kata teman baik yang nonton, saya seperti habis makan bayi sebab bibirnya merah darah sekali. Pada acara Kompas TV tahun ini terlihat mata saya lebih sipit karena berhari-hari menangis sepeninggal almarhum ayah. Harusnya ada sedikit make-up untuk make over.
Ya ampun, inilah gunanya ngaca. Berkaca sebelum ikut acara TV untuk melihat apakah ada yang salah dalam penampakan kita. Pasti waktu itu saya lupa berkaca dalam cermin atau waktu ngaca lampunya mati atau saya ngaca sambil merem?
Semoga kesalahan atau keteledoran saya ini menjadi hikmah bagi semua, supaya lebih baik dari saya atau belajar dari kesalahan saya kalau nanti on air di TV. Kalau di radio, hanya butuh suara saja, penampilan nggak lihat.
Selain beberapa hal di atas, babagan loyalitas dan ketekunan Kompasianer dalam menulis di Kompasiana, ada gunanya lho. Bisa dideteksi oleh admin. Itu pada akhirnya pernah mengantar ke sebuah kesempatan emas yakni acara google hangout di Kompasiana TV. Jangan sedikit-sedikit marah, ngambek atau berhenti menulis di Kompasiana hanya karena hal sepele. Jasmerah. (G76)
