Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lagu Anak Jerman: “Zeigt her eure Füße“

4 Juni 2013   17:35 Diperbarui: 4 April 2017   17:35 3268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau di Indonesia, khususnya Jawa, saya mengenal lagu dolanan, di Jerman, saya mengenal lagu anak atau Kinder Lieder. (Kinder= anak, Lieder= lagu-lagu)

Banyak lagu anak Jerman yang telah saya hafal dan sering kami nyanyikan bersama sebelum tidur. Salah satunya adalah Zeigt her eure Füße (Sini, perlihatkan kaki kalian)

Apa makna yang tersirat didalam lagu anak yang sederhana dan bernada gembira itu? Luar biasa!

Mengenal lagu anak Jerman di negeri aslinya

[caption id="attachment_265526" align="aligncenter" width="518" caption="Klub ibu dan anak nyanyi Schnecke raus ..."][/caption]

Pertama kali ke Jerman, anak-anak masih balita (Yang pertama lima tahun, yang kedua 2 bulan. Tahun pertama adalah penyesuaian untuk mengejar bahasa Jerman dan kursus menyetir dengan SIM 2000 euro. Sibukkkk dan menyibukkan diri.

Tahun kedua, waktunya agak longgar apalagi kami sudah mandiri, makanya saya mengikuti klub Mutter und Kind atau grup ibu dan anak di kampung. Biasanya anak-anak itu dibawah umur 2,5 tahun karena waktu itu umur 2,5 sudah boleh masuk TK. Tahun berikutnya 3 tahun baru boleh. Kalau kurang dari itu boleh masuk (misalnya 1,5 tahun tapi muahalllll).

Setiap hari Senin pagi jam 10-11.30, kami para ibu dan anak berkumpul. Dari yang hadir, 99% adalah orang Jerman (lokal), saya yang kelihatan asing sendiri alias satu orang. Memang awalnya agak canggung, lama-lama terbiasa. Biar anak saya juga ikut bersosialisasi dengan teman sebaya (kalau saya tinggal di rumah bisa sosialisasi lewat jejaring sosial hehehe).

Memang sebelum masuk klub saya sering menidurkan anak dengan CD lagu anak Jerman. Ini benar-benar meninabobokkannya sekaligus untuk saya belajar lafal Jerman dari penutur asli.

Begitu di klub itu saya tambah banyak pengetahuan soal lagu. Karena biasanya, sebelum memulai acara, kami membentuk lingkaran dan menyanyikan lagu sambil menari-nari. Senangnya para ibu dan anak itu, ya kalau ada gerak dan lagu.

Setelah itu, kami membangun bangunan untuk latihan dengan menggunakan media bangku, trampolin, matras, meja, kursi dan sebagainya. Sesekali kami merayakan festival dengan pakaian dan makanan khas. Seru.

Sebelum pulang kami berkumpul lagi dalam lingkaran dan menyanyikan lagu perpisahan (biasanya Schnecke raus). Jika ada anak yang berulang tahun, membagikan permen, makanan kecil atau suvenir.

Lagu Zeigt her eure Füße dan maknanya

Berikut salah satu lagu yang sangat mengena di hati saya:

Zeigt her eure Füße,

zeigt her eure Schuh´,

und sehet den fleißigen

Waschfrauen zu:

Sie waschen, sie waschen, sie waschen den ganzen Tag (2x)

Sembari menyanyi, kami memperlihatkan kaki kami (kanan dan kiri sesuai kalimat zeigt her eure Füße, sini perlihatkan kakimu) bersamaan dengan baris pertama hingga kedua (ayo, perlihatkan sepatumu). Kalimat ketiga dan keempat (dan saksikan para perempuan yang rajin mencuci), menunjuk mata. Terakhir, memperagakan sesuai kalimatnya. Sie adalah perempuan. Misalnya waschen berarti pura-pura mencuci. Kalimat terakhir bisa diganti dengan:

Sie spülen, sie spülen, sie spülen den ganzen Tag.

Sie wringen, sie wringen, sie wringen den ganzen Tag.

Sie hängen, sie hängen, sie hängen den ganzen Tag.

Sie bügeln, sie bügeln, sie bügeln den ganzen Tag.

Sie schwatzen, sie schwatzen, sie schwatzen den ganzen Tag.

Sie tanzen, sie tanzen, sie tanzen den ganzen Tag.

Sie ruhen, sie ruhen, sie ruhen den ganzen Tag.

Adapun makna dari spülen (mencuci alat piring dkk), wringen (memeras baju basah hasil cucian), hängen (menggantung baju cucian basah), bügeln (menyetrika cucian kering), schwätzen adalah dialek Schwäbish yang sama artinya dengan bahasa Jerman reden (berbicara/ngobrol), tanzen (menari) dan ruhen (istirahat).

Dari urutan lagu itu, saya jadi menyadari ; Ooooooooooooo memang pekerjaan perempuan Jerman itu luar biasa. Sebagian besar mereka ini memang tidak mengenal adanya pembantu, tetapi lebih suka mandiri mengerjakan semuanya dari A-Z sendiri. Untung anaknya tak banyak-banyak. Coba kalau tujuh seperti ibu ….

Beberapa dari mereka ada yang mendapatkan Au pair. Atau para lansia yang mengambil Pflegerin atau perawat dari Polandia untuk tinggal bersama.

Oh lagu ini juga mengingatkan saya atas komentar salah satu Kompasianer, Samurai X yang menuliskan pada tanggal 1 Juni 2013 pukul 05:30:22 WIB: “jadi orang Vietnam yg jualan ginian di sana? bukan orang Indonesia? org Indonesia di sana jadi apa? jadi kompasianer? atau jadi babu?“ pada artikel saya “Menaklukkan Jerman Pakai Lumpia“.

[caption id="attachment_265528" align="aligncenter" width="521" caption="Orang Indonesia di Jerman jadi kompasianer dan atau babu?"]

13703420871658990609
13703420871658990609
[/caption]

Detik pertama membaca komentar itu saya kesal, dan mencoba menghubungi lewat inbox untuk menjelaskan secara baik-baik bahwa selama 7-8 tahun ini belum pernah ketemu orang Indonesia di Jerman menjadi babu. Kalau tinggal di rumah sebagai ibu RT dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga (yang biasanya di Jawa dikerjakan oleh pembantu atau dengan bahasa kasar, babu) seperti halnya wanita Jerman pada umumnya … IYA.

Itu terbukti dengan sejarah lagu anak yang sudah turun-temurun ada di Jerman dan dikenal orang Jerman (lokal dan pendatang). Bahwa, wanita memang harus kuat luar dalam. Tugasnya tak hanya menjadi istri dari suami, tetapi juga ibu dari anak-anak dan ibu rumah tangga yang mengurusi semua pekerjaan yang ada di wilayah rumah. Bahkan banyak mereka yang berhenti bekerja karena merasa lebih nyaman di rumah (atau kalau kuat sekali paroh-paroh, setengah hari bekerja di luar rumah dan separoh hari di dalam rumah). Saya pikir support dari pemda kan cukup baik dan mengawasi pertumbuhan anak sendiri itu sangat penting. Pondasi mereka saat dewasa nanti, sangu urip!

Wah wah … makna yang luas tersirat dan tersurat dari lagu Zeigt her eure Füße. Mari menikmati menjadi ibu dari anak-anak dan menjadi pengurus rumah tangga. Ayo, menyanyi bersama-sama … Zeigt her eure Füße … (G76).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun