Mohon tunggu...
Politik

Ini Perang Internet!

8 Mei 2018   10:23 Diperbarui: 8 Mei 2018   10:41 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahun milenial adalah tahun yang mempunyai kemajuan besar di bidang teknologi. Dengan kemajuan yang sangat besar, semua orang mampu menerima dan membagikan informasi dengan sangat mudah. Kita bisa menemukan berbagai macam informasi di media sosial. Seperti di Facebook, Twitter, Instagram ataupun Whatsapp.

Akan tetapi, tidak seluruh informasi yang kita baca dan cerna merupakan informasi yang benar. Generasi milenial juga dikelilingi oleh berita palsu atau lebih sering dinamakan, hoaks.

Kasus SARACEN merupakan salah satu kasus yang memiliki dampak yang besar di Indonesia. Sebuah sindikat yang terbuat untuk menyebar hoaks kepada pihak tertentu. 800 ribu akun di media sosial dipegang oleh mereka yang digunakan untuk menyebar konten-konten kebencian. Media yang digunakan oleh sindikat tersebut tidak hanya terbentuk dalam sebuah artikel. Melainkan gambar, meme dan juga berita.

Menurut hasil survei kompas.com, remaja usia 13 hingga 18 tahun menepati tempat ketiga di dalam kategori penggunaan media sosial. Remaja mengambil sekitar 16,68 persen dari populasi masyarakat Indonesia.

Anak muda sangat gampang mencerna berita hoaks terutama berita-berita yang sensasional. Mengapa? Karena tahap remaja merupakan momen di mana mereka lebih cenderung merasa emosional terhadap sesuatu. Informasi yang sensasional, panas akan disebarkan. Hal ini dapat memicu perpecahan dan pertengkaran antara dua pihak.

"Remaja seharusnya lebih bijaksana saat posting karena medsos-mu hari ini adalah portofolio di masa depan. Kalau sudah terlanjur menyebar, tidak bisa dihapus lagi" ujar Head of Menurut Head of Social Media Management Center dari Kantor Staf Presiden RI, Alois Wisnuhardana.

Menurut saya dan beberapa remaja lain menolak keras adanya hoaks di media sosial. Menurut kami, media sosial bukan bertujuan untuk menyebar konten-konten kebencian melainkan untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan tujuan yang baik. Informasi palsu yang kini masih tetap bertambah akan terus mengelilingi kita dan itu menjadi sebuah masalah besar untuk kami pelajar karena hoaks mampu memecah belah pertemanan dan membuat kami bertengekar antara pihak ataupun orang lain.

Dengan adanya hoaks, hoaks mampu menyebabkan dampak buruk antara lain; memperbalik fakta, hoaks mampu membuat sebuah perpecahan atau pertengkaran antara dua pihak atau lebih, hoaks mampu memberi reputasi yang buruk dan kerugian untuk suatu pihak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun