Mohon tunggu...
Irfani Zukhrufillah
Irfani Zukhrufillah Mohon Tunggu... Dosen - dosen

seorang ibu dua anak yang sedang belajar mendidik siswa tak berseragam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memaknai Pernikahan

20 April 2018   10:22 Diperbarui: 20 April 2018   10:31 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menikah, menjadi salah satu tujuan dari seorang yang masih sendiri. Tidak sedikit perempuan dan laki-laki yang sudah cukup usia memikirkan hal ini. 

Mulai dari siapakah pasangan yang cocok untuknya hingga bagaimana gambaran kehidupan pasca pernikahan. 

Pun saya juga,

Saat usia sudah mulai melewati 20 tahun, lingkungan mulai mempertanyakan tentang pasangan.

Semakin bertambah 2-5 tahun, lingkungan mulai bertanya tentang menikah. 

Dan lalu saat bertambah hampir/lebih dari 10 tahun, lingkungan bertanya sekaligus khawatir akan kesendiriannya. 

Namun, itukah goal dari seseorang yang terkategori dewasa?

Menikah? Saja?

Bahwa menikah bukanlah menyelesaikan masalah itu iya. Bahwa menikah akan menambah masalah itu iya. Bahwa menikah berarti kewajiban dan tanggung jawab lebih besar juga iya. 

Dan meski menikah itu memiliki segudang manfaat dan kenikmatan tersendiri, tetap saja menikah bukanlah perkara mudah yang hanya bisa dipikirkan sehari-dua hari. 

Membayangkan kenikmatan hubungan suami istri saja rasanya terlalu 'cethek'. Karena konsekuensi dari hubungan intim itupun juga ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun