Mohon tunggu...
Irfani Zukhrufillah
Irfani Zukhrufillah Mohon Tunggu... Dosen - dosen

seorang ibu dua anak yang sedang belajar mendidik siswa tak berseragam

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Banyak Bersyukur saat Orderan Sepi

1 Maret 2018   06:45 Diperbarui: 1 Maret 2018   06:55 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bersyukur saat orderan ramai nampaknya tidak terlalu sulit. Syukurnya pun nampak begitu ikhlas. Seolah tak ada beban. Wajah sumringah terus saja membayangi sembari menghitung setiap lembaran uang merah dan biru yang didapat hari itu. 

Namun, saat kemarau panjang, orderan mulai menunjukkan kurva menurun. Laci uang hanya dipenuhi uang berwarna ungu atau paling banter warna hijau lah. Hanya selembar biru nongol tampak sangat mencolok di antara teman-temannya. Masihkah syukur yang dipanjatkan terasa ikhlas? Masihkah senyum sumringah membayangi menemani perjuangan para pahlawan di lembaran rupiah?

Menjadi usahawan memang sebuah pilihan. Ada yang pilihan utama namun ada juga yang pilihan akhir. Namun terlepas dari pilihan, tetapi memilih berbisnis membutuhkan banyak tekad. Berbisnis memiliki konsekuensi yang harus dipahami oleh setiap pelakunya.

Betapa tidak, modal uang, modal dengkul, modal tenaga, modal waktu harus benar-benar dicurahkan disana. Tidak sedikit modal ini memupus di pertengahan jalan. 'Mrotholi' layaknya daun Kelor yang semakin menua. 

Belum lagi tekad, ketekunan, keyakinan, kesabaran yang juga tak kalah penting saat menjalankan bisnis tadi. Jelas membuat siapapun keder saat usaha yang dirintis nyatanya tidak sesuai harapan. 

Adikku salah satunya, semangat menggebu saat memulai sesuatu. Lancar hingga beberapa bulan. Lalu masuk bulan ke6 biasanya orderan mulai sepi. Bukannya mencari cara untuk melariskan kembali tetapi malah berpikir untuk lari ke lini usaha lain. 

Aku seringkali memarahinya akan hal ini. Tapi namanya darah muda, tetap saja ia mendal dengan saran-saranku. 

Siapapun memang tidak mudah bersyukur saat sepi. Tapi coba kita renungi lagi, bukankah itu memang konsekuensi dari bisnis. Kadang ramai kadang sepi. 

Dalam ramai jangan sampai mengingkari nikmat Allah. Saat ramai ingatlah selalu untuk menyisihkan sebagian keuntungan yang didapat. Jaga-jaga saat kemarau datang. Inilah salah satu bukti ke bersyukur an kita. 

Lalu saat sepi, ingatlah bahwa ini menjadi ritme dari usaha kita. Artinya Allah sedang menguji kecerdasan kita untuk mengasah ide kreatif menjalankan lagi bisnis tersebut dengan cara lain. Karena bersyukur bukan cuma tentang diam dan menekuri penurunan, tapi bersyukur yang positif haruslah menjadikan seseorang lebih giat lagi dalam berusaha.

Terpenting, saat apapun itu, banyaklah mendekat kepadaNya. Karena itulah satu-satunya cara untuk tetap bersyukur dalam keadaan apapun. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun