Mohon tunggu...
Irfani Zukhrufillah
Irfani Zukhrufillah Mohon Tunggu... Dosen - dosen

seorang ibu dua anak yang sedang belajar mendidik siswa tak berseragam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

(Lagi) Isu Penculikan Anak Sedang Marak

17 Februari 2018   09:33 Diperbarui: 17 Februari 2018   10:12 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

beberapa waktu yang lalu seorang teman berbagi link sebuah akun Facebook orang lain yang men posting tentang motif terbaru penculikan anak. Ternyata link tersebut juga di share oleh teman Facebook saya yang lain dan beberapa orang lain. Saya agak kaget juga ketika mendapati postingan tersebut telah di share ribuan kali dan telah mendapat sekian ribu komentar yang takut, menyayangkan dan masih banyak komentar lain.

Intinya, dalam postingan itu dikatakan bahwa seorang netizen lain telah mengalami sebuah kejadian sewaktu naik kereta api hanya berdua dengan bayinya yang baru berusia 10 bulan. Di dalam kereta ada seorang ibu dengan anak yang duduknya bersebelahan. Lalu ibu tersebut mulai menginterogasi si netizen tadi tentang anaknya. Berusaha mengorek info selengkap-lengkapnya. Dan di akhir cerita, bayi si netizen dianggap anak oleh ibu yang duduk bersebelahan tadi. Sempat terjadi keramaian (menurut cerita) di stasiun. Hingga datang keluarga si netizen. Karena ia berharap kejadian serupa tidak menimpa orang lain maka ia memposting kisahnya dan katanya kejadian serupa pernah juga terjadi. Menurutnya ini diakui oleh polisi.

Saya merasa janggal dengan kisah ini. Para ibu, sebelum njenengan percaya begitu saja lalu curiga berlebihan saat perjalanan, mari kita analisa keanehan kisah itu,

1. Selalu anonim. Netizen lah, teman di grup sebelah lah, tetangganya teman di medsos lah. Menunjukkan beritanya Indikasi karangan. Macam dongeng.

2. Lokasi pun tidak pasti. Mulai dari daerah, perjalanan hingga kereta yang digunakan.

3. Merebut bayi 10 bulan dari gendongan rapat si ibu tentu tidak mudah. Gendongan membuat keintiman antara ibu-anak. Anak akan merasa terganggu jika gendongan dilepas secara paksa.

4. Jika sudah pernah ada kasus, kenapa tidak pernah ada liputan di TV. Wartawan jelas tidak akan melewatkan berita macam ini.

Dari analisa itu saya menangkap kecurigaan cerita itu. 

Para ibu hits zaman now, percayalah bahwa untuk urusan anak, kita lah yang paling sensitif tentang berita apapun yang membawa-bawa kata anak. Itulah yang sering dijadikan bahan berita hoax bagi para pendulang dolar. Ibu ibu muda ini ibaratnya 'lahan basah' bagi mereka. Share, like dan komen yang Anda beri pada akun itu akan dimanfaatkan untuk jual beli dan mendapatkan uang. 

Mari bantu menghentikan berita hoax ini dengan tidak begitu mudahnya percaya apalagi klak klik klak klik sembarangan. Kalo salah, ibarat dosa jariyah ya Mamak-Mamak. Mau terus mendulang dosa dari jempol kita ini?

Untuk itu pastikan dulu kebenarannya baru like, komen dan share. Maka akan menjadi pahala jariyah.

Allahu a'lam bi as showab


Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun