Mohon tunggu...
Irfani Zukhrufillah
Irfani Zukhrufillah Mohon Tunggu... Dosen - dosen

seorang ibu dua anak yang sedang belajar mendidik siswa tak berseragam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gagdet Itu Candu, bahkan untuk Bayi

4 Desember 2017   10:07 Diperbarui: 4 Desember 2017   10:20 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ceritanya, 2 bulan lalu si Nduk bayik didunludin video sutub offline sama ayahnya. Hebring lah si bayik pas tau pertama kali. Apalagi selama ini dia emang belum diperkenalkan sutub sama emaknya.

Praktis selama seminggu berikutnya si doi selalu minta diputerin video itu pas ayahnya pulang kerja. Masuk minggu kedua dia makin keranjingan. Ciri cirinya;

  1. Nangis kalo ga diputerin
  2. Nangis minta yang lain karena udh hapal sama yang sudah ada
  3. Jadi cuek sama sekitar. Bahkan yg dulunya kalo dipanggil langsung noleh jadi respon lama

Ah.. signal kurang baik nih. Akhirnya sepakatan sama suami untuk memperbaiki ini. Dan langkah yang kami ambil adalah mengurangi jam si kecil nonton sutub. Ia hanya diberi hari minggu untuk nonton.

Ada yang nanya, bagaimana ia tahu bahwa itu hari minggu?Jawabku gampang, kita kasih tau kalo saat itu hari minggu. Meski ia tak meminta tapi kami menawarinya. Bukti konsekuensi kami pada perjanjian dengan si kecil.

Ada lagi yang iseng nanya, sama anak kecil aja kok pake perjanjian. Emangnya dia paham?

Jawabku lebih gampang lagi. Yang nanya tandanya ga bisa pegang janji dan konsekuensi. Jadilah kami terapkan sunday gagdet.

Awalnya berat. Apalagi minggu minggu pertama. Ia bahkan sampai tantrum jika tidak dituruti. Sulit untuk mengontrol diri. Dan sulit untuk dialihkan perhatiannya. Tapi kami tetap berusaha. Bahkan hingga sebulan berikutnya terkadang sesekali dia masih meminta di selain hari minggu.

Namun perjuangan ini mulai membuahkan hasil. Si kecil jadi kembali bisa diajak ngobrol. Ia mulai memperhatikan sekitar lagi. Bahkan di usianya memasuki 16 bulan dan sudah bisa berjalan, ia lebih suka bermain dengan benda nyata. Bukan benda maya.

Semoga Allah memberikan ridho Nya kepada kami,amin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun