Mohon tunggu...
Goenawan
Goenawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Insinyur mesin dari ITS Surabaya, mendalami sistem kontrol otomatis di Taiwan, pernah bekerja di beberapa perusahaan ternama sbg Engineer dan di Managemen. Sekarang menekuni pasar Modal dan pasar Uang.\r\n\r\nSemua tulisan saya asli bukan hasil mencontek, tetapi anda boleh meng-copy paste sebagian atau seluruhnya tulisan saya di kompasiana tanpa perlu izin apapaun dari saya. Lebih baik jika dicantumkan sumbernya, tetapi tanpa ditulis sumbernyapun. it's ok

Selanjutnya

Tutup

Politik

Metallica, Presiden yang Tidak Paham Posisinya

21 Februari 2018   08:46 Diperbarui: 21 Februari 2018   09:00 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari kompas.com

Presiden Joko Widodo kini resmi memiliki deluxe box setMetallica berjudul "Master of Puppets". Barang pemberian grup band Metallica tersebut bukan lagi termasuk dalam kategori gratifikasi. (dikutip dari kompasdotcom)

Sejak Perang Dunia II, tidak ada lagi perang dengan menggunakan senjata yang melibatkan banyak negara besar dunia. Yang ada hanya perang lokal dan regional di beberapa tempat tetapi tidak banyak melibatkan negara besar. Veteran perang dunia II, Jepang dan Jerman saat ini lebih fokus pada bidang ekonomi untuk menunjukkan eksistensi dan hegemoni negaranya. 

Kalaupun Amerika Serikat dan Rusia yang banyak terlibat dalam perang lokal, hal ini semata - mata juga alasan ekonomi untuk mempertahankan eksistensi industri alat perang di kedua negara tersebut. Sedangkan China yang mulai menggeliat dengan industri alat perangnya, secara teknologi sebetulnya masih jauh dibanding Amerika dan Rusia, misalnya dari segi kecanggihan pesawat tempur. Sekali lagi China pun juga melandasi alasan ekonomi dalam mengembangkan industri alat perangnya untuk mengamankan jaringan bisnis dan pengaruhnya di kawasan Asia Pasific.

Globalisasi

Saat ini eksistensi dan hegemoni suatu negara tidak lagi dibatasi oleh wilayah teritorial. Kita bisa menikmati ayam goreng, minuman bersoda, musik cadas dan layanan taxi Amerika tanpa harus jauh jauh ke negeri asalnya. Walaupun kita bisa menikmati hal hal tersebut disini, tetapi tentu tidak ada yang gratis dari transaksi yang melibatkan brand manca negara. Ada devisa yang harus dibayar dalam bentuk franchise fee, pajak dsb.

Arti Devisa bagi negara ini

Berkali - kali krisis ekonomi di Indonesia penyebab yang tidak pernah absen adalah tidak cukup punya Devisa. Saat utang luar negeri jatuh tempo dan tidak punya cukup devisa untuk membayar, maka serta merta nilai rupiah langsung anjlok, terjadi inflasi besar - besaran. Akibatnya sendi sendi ekonomi menjadi goyah dan terjadi krisis ekonomi yang biasanya dilanjutkan krisis politik karena hilangnya kepercayaan publik pada penguasa.

Jabatan Presiden Republik Indonesia

Beberapa kampanye Pilpres atau Pilkada di hiasi dengan pamer sepatu lokal oleh para calon. Tentu saja sebagai rakyat kita senang melihatnya, bukan soal harganya tetapi sebagai contoh dan rasa berpihak pada pelaku ekonomi dalam negeri. Industri dalam negeri tentu ada PMDN dan PMA, bahkan negara tidak jarang harus memberi insentif pada PMA untuk melakukan investasi dan produksi di Indonesia. Karena jelas industri yang ada di dalam negeri setidaknya akan menghasilkan pajak, menyerap tenaga kerja dll yang pada akhirnya menggerakkan ekonomi lokal.

Presiden adalah jabatan strategis, jabatan yang melekat sebagai pemimpin bangsa Indonesia. Tentu dengan jabatan yang begitu mentereng tidak bisa lagi seorang yang menjabat sebagai presiden RI bertindak sembrono dan menurunkan wibawa negara atau merugikan secara ekonomi, politik dan sebagainya.

Berkali- kali Presiden Jokowi mengendorse Produk Komersil Manca Negara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun