Mohon tunggu...
Goenawan
Goenawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Insinyur mesin dari ITS Surabaya, mendalami sistem kontrol otomatis di Taiwan, pernah bekerja di beberapa perusahaan ternama sbg Engineer dan di Managemen. Sekarang menekuni pasar Modal dan pasar Uang.\r\n\r\nSemua tulisan saya asli bukan hasil mencontek, tetapi anda boleh meng-copy paste sebagian atau seluruhnya tulisan saya di kompasiana tanpa perlu izin apapaun dari saya. Lebih baik jika dicantumkan sumbernya, tetapi tanpa ditulis sumbernyapun. it's ok

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kena Kartu Kuning, Jokowi Ngambek

4 Februari 2018   11:52 Diperbarui: 4 Februari 2018   12:35 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Arah angin benar - benar sudah mulai berubah, Tak hendak cukup waktu sampai bisa membagi sepeda di UI, apa daya Kartu Kuning melayang lebih cepat. Johan Budi pun langsung bereaksi mengatakan bahwa pertemuan BEM UI dengan Jokowi batal karena insiden Kartu Kuning. Tidak berapa lama pernyataan Johan Budi dibantah BEM UI yang mengatakan memang tidak ada agenda yang disepakati sebelumnya.

Tidak seperti biasanya bagi - bagi sepeda bisa lancar dilakukan tak peduli audiencenya anak SD, artis atau menteri, asal bisa jawab kuis, maka hadiah sepeda akan diberikan, tentu saja harus diiringi dengan tepuk tangan meriah dan sorot kamera. Kali ini skenario bagi - bagi sepeda gagal total. Bayangkan kalau bagi - bagi sepeda berhasil maka media akan segera membuat berita halusinasi, contohnya: green campus ala jokowi, Quis cerdas Jokowi di UI, dll. Terpaksa tema - tema tersebut harus disimpan dulu di laci.

Kita sebetulnya sudah muak dengan kampanye kuis sepeda. Kuis sepeda adalah pemborosan untuk sorakan dan tepuk tangan. Coba nalar, apakah seorang artis terkenal dan menteri tidak mampu beli sepeda sehingga harus di beri hadiah sepeda? Kesan kampanye untuk menumbuhkan hutang budi dan gratifikasi dengan mengeksploitasi stempel RI-1, jelas sulit dielakkan. Duit pajak digunakan membeli sepeda untuk diberikan pada artis dan pejabat, dimana sensitivitas pada rakyat miskin? Sedangkan untuk menyambung hiduppun, subsidi BBM dan listrik bgi mereka di cabut.

Esensi Kartu Kuning untuk Jokowi adalah kelaparan di Asmat, pejabat Gubernur dari Polri aktif dan rancangan regulasi yang bakal memberangus sikap kritis mahasiswa. Untuk tiga hal tersebut, yang dijawab hanya satu soal Asmat. Sebenarnya soal Asmat pun bukan sebuah jawaban tetapi lebih terasa lepas tangan. 

Boro boro menegur bawahannya dan mengevaluasi kinerjanya kenapa penaganan Asmat lambat, Jokowi justru menyuruh mahasiswa ke Asmat. Ini jelas logika konyol, mahasiswa mengritik bukan berarti harus mengambil alih tanggung jawab. Kalau logikanya di balik balik, bagaimana kalau Pak Jokowi kuliah lagi saja sebagai mahasiswa, dan jabatan presiden di ambil alih BEM UI?

Sebelum Jokowi menyuruh BEM UI ke Asmat, ada baiknya beliau tanya dulu pada menteri sosialnya yang baru, yang mengatakan infrastruktur yang dibangun Jokowi banyak membantu penanganan masalah gizi buruk di Papua (sumber)

Mohon menteri yang bilang semua baik baik saja diminta menjawab soal "MUDAH", karena pernyataan itu jelas bertolak belakang dengan klaim sulitnya medan sehingga ke Asmat perlu ditemani BEM UI.

Pak Jokowi, anda tidak perlu ngambek sampai ngajak BEM UI ke Asmat, aturlah menteri menteri anda untuk bisa menjawab Kartu Kuning yang anda terima, bukan malah lepas tangan, lempar bola ke arah BEM UI.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun