politik Indonesia memang tidak ada habisnya. Khususnya jelang pemilihan presiden pada 2024 mendatang.
Meskipun terbilang masih cukup jauh untuk mencoblos, tapi tidak bagi partai. Hajatan nasional perlu dipersiapkan dengan matang, apalagi untuk tokoh yang diusung harus menang.
Berbagai lembaga survei nasional berlomba-lomba memberikan gambaran siapa tokoh yang memiliki elektabilitas yang tinggi dan diminati masyarakat.
Kali ini dari Media Survei Nasional (Median) yang merilis survei bertajuk 'Peta Terkini Persaingan Partai dan Capres Pemilu 2024'.
Median mencoba membuat simulasi tiga pasangan calon presiden dan wailnya yang diperkirakan maju pada Pilpres 2024.
Salah satu simulasi tersebut penjodohan Prabowo sebgai calon presiden dan Muhaimin Iskandar sebagai calonnya.
Pengawinan ini tentu menggabungkan kekuatan dua partai yang sama-sama menjabat sebagai ketua umum. Gerindra dan PKB.
Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun menjelaskan, Median membuat enam skenario pasangan. "Dari enam skenario, pasangan Prabowo-Cak Imin selalu menempati urutan teratas," katanya di Jakarta, sebagaimana dilansir Republika (29/11/2022).
Namun penulis mengamati, penjodohan sebagai bakal calon presiden ke Prabowo memang terbilang menguntungkan bagi parpol ataupun tokoh yang diusung.
Sebab, dari segi elektabilitas, Prbowo selalu menempati posisi teratas, dan memiliki respon positif di masyarakat.
Tentu menjadi peluang bagi parpol lain jika berkolaborasi dengan Gerindra sebagai wakil dari Prabowo. Terutama bagi partai yang memang tokoh yang dicalonkan belum kuat, seperti AHY ketum Demokrat yang masih harus meraup suara di bawah jubah besar SBY.
Senada dengan PDIP, sebagai partai besar saat ini harus melihat secara kompherensif tokoh yang diusungnya. Apakah Puan yang memang anak dari ketua umum, atau Ganjar tokoh Jawa Tengah yang sedang gencar branding di media sosial.