Mohon tunggu...
Alvilatifahfina
Alvilatifahfina Mohon Tunggu... Guru - Senggang dalam hidup, adalah memahami kehidupan dengan lebih fasih.

Saya adalah seorang guru honorer, yang masih terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menikmati Proses dengan Kesabaran

27 September 2019   14:06 Diperbarui: 27 September 2019   14:15 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tingginya Angan-Angan

Apa yang paling menyenangkan dari menonton sebuah hasil, dari proses kerja yang berat, lelah. Bahkan pada beberapa waktu membuat kita hilang harapan, terlunta-lunta pupus gairah hidup.

Pada kenyataanya, kita lebih sering menjadi seseorang penonton. Angan-angan kita hanya mampu menikmati dan berandai-andai, diri ini berada pada kenikmatan itu."Seandainya  itu aku", 

"Andai,,,, Aku juga bisa merasakan yang dia rasakan",

"Betapa mujur Nasibnya, berada dalam keadaan yang semenyenangkan itu!".

Itulah juga kita, mungkin pada jeda dalam waktu. Sesaat, terjebak pada keadaan demikian. Tanpa pernah merasakan apa yang telah orang lain lakukan untuk menjemput kesuksesannya. Lantas bagaimana dengan diri kita? Kita terlalu sering distraction, dengan keadaan yang semudah ini, di jaman yang serba modern. Media sosial benar-benar mampu melenakan kita. Hanyut, terombang-ambing di media sosial. Jari-jari kita terus kecanduan  menggulirkan status-status, bahkan untuk orang yang tidak dikenali. Kita jadi begitu peduli memantau perkembangannya. Mengagumi banyak postingan yang entah datang dari mana saja, kita seolah rakus dan candu. Disinilah kita, melupakan diri kita sendiri.

Mewujudkan Mimpi

Kita pasti tidak ingin berlama-lama menikmati mimpi. Bagaimanapun nikmadnya sebuah angan. Nyatanya kehidupan, memaksa kita untuk sadar. Berkaca ke diri sendiri, apakah kita layak dengan sebuah hasil yang kita dambakan?

Dalam mewujudkan impian, kita diwajibkan untuk sadar. Kemudian memantapkan hati kepada apa yang kita sukai. Asah kemampuan diri, sebab para juara sesungguhnya. Mereka terlahir dari kecintaan mereka pada bidang tertentu.

Cintai prosesnya, sebab banyak juga yang menyerah pada proses. Merasa kalah terlebih dahulu sebab lelah menunggu hasil. Dalam sebuah proses, rasa sabar dibutuhkan. Sabar bukan dalam arti berpangku tangan. Tapi sabar dalam pandangan Islam, sabar juga dimaknai proses yang terus bergerak, memperbaiki suatu hal/keadaan dengan lebih baik. Bisa juga dimaknai dengan tekun.

Negara, 28 Juni 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun