Mohon tunggu...
Sirajul Fuad Zis
Sirajul Fuad Zis Mohon Tunggu... Jurnalis - Public Relations

Penulis, Pengamat Komunikasi, Planner dan Akademis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keahlian Mendengar

10 September 2018   20:33 Diperbarui: 9 Januari 2023   19:41 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdiskusi merupakan sebuah bentuk komunikasi tukar pikiran terkait sebuah konsep yang akan dibahas. Diskusi juga sebagai jalan membuka cakrawala bagi yang membutuhkan, kebutuhan tersebut juga membuat orang mengajak temanya berdiskusi "yuk kita diskusi" terkait politik, ekonomi dan lainnya.

Semua orang ingin di dengar pendapatnya, bahkan anak kecil yang sedang menginginkan sesuatu ingin di dengarkan hingga tangisnya berhenti setelah di dengar. Menurut saya, belum semua orang punya potensi keahlian mendengar yang baik.

Dalam layar kaca televisi misalnya, politikus berdebat kemudian sama-sama berbicara menyampaikan kebenaran yang ia yakini. Padahal, pendidikan yang mereka tempuh sudah dibilang tinggi, hal tersebut tidak dapat dijadikan jaminan.

Kenyataan yang ada, mereka tidak mempedulikan pendapat lawan bicara yang diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat. Menurut Rocky Gerung, mereka yang demikian sedang genit, tidak mau menunggu sebentar saja orang lain berbicara hingga pesan yang disampaikan bisa ditangkap dengan jelas.

Melalui media yang bisa dilihat oleh jutaan orang, masih banyak yang genit memikirkan diri sendiri tanpa ingin mendengarkan orang lain. Eduard, dosen pascasaraja UI menuliskan di blog pribadinya "kita sering memaksa orang mendengarkan kita, seolah "lupa" bahwa orang lain juga ingin didengar.

Jika ditelisik lebih dalam, manusia memang labih suka memamerkan pendapatnya dengan lebih dominasi dan kerap bosan dengan penyampaian lawan bicara. Kecakapan lawan bicara dalam menyampaikan pendapatnya juga sangat berpengaruh, reaksi para lawan bicara yang genit tidak akan bertahan lama dalam mendengar apabila lawanya tidak menunjukkan power yang lebih untuk dapat didengar.

Etika berkomunikasi keahlian mendengar yang saya sampaikan demikian, perlu dipahami oleh banyak kalangan dalam praktek komunikasi. Karena etika kecil demikian perlu diterapkan, baik berkomunikasi dengan keluarga, teman se kantor, teman kuliah dan semua masyarakat yang menjadi bagian dalam interaksi.

Revolusi komunikasi era milineal, menyatakan pendapatnya bisa melalui media. Para creator aplikasi telah menyediakan ruang menyampaikan pendapat, juga menyediakan ruang untuk berkomentar. Komentar yang muncul merupakan reaksi dari pendapat yang dapat dinikmati oleh publik, bahkan mereka yang dapat mengakses pendapat dan rekasi juga menjadi penilaian publik.

Pendapat demikian yang dahulu bersifat dapat didengar, saat ini juga sudah berada pada tataran komunikasi pendapat yang dapat di lihat, dibaca, bahkan orang-orang yang membaca komentar pun dapat tertawa mengekpresikan kekonyolan pendapat setelah di publish. Sebelum menyampaikan pendapat, hendaknya dikaji dampak yang ditimbulkan. Pengkajian dapat dilakukan dengan membaca pengalaman-pengalaman yang pernah mendapatkan kasus serius, bahkan sampai menjadi buruan polisi karena dianggap merugikan orang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun