Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

“Sekali Dayung, Dua – Tiga Pulau Terlampaui” Untuk Gerakan Hidup yang Lebih Aktif

21 Desember 2014   06:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:49 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak cara setiap orang untuk menjaga kebugaran tubuhnya. Dengan maksud untuk tetap sehat dan dapat menjalani hidup yang Se-Gar (sehat dan bugar). Ada yang melakukan jogging, senam aerobik, bersepeda, berenang, main badminton, sepak bola, dan lain sebagainya. Tidak peduli lapisan golongan strata berapa, kaya, miskin, tua, muda sepertinya sudah sadar akan penting menjaga hidup sehat dengan berolah raga.

Olah raga jogging atau lari santai serta bersepeda merupakan olah raga yang banyak digandrungi oleh masyarakat. Memanfaatkan waktu senggang atau hari libur, masyarakat selalu meramaikan tempat-tempat favorit yang biasanya di kota-kota besar lokasinya yang ada ruang terbuka hijau (RTH) atau kota yang ada pantainya seperti Kota Padang.

Ada yang melakukannya sendiri atau berdua, juga berkeluarga. Dan tidak jarang berkelompok atau memiliki komunitas group. Untuk komunitas ini lebih banyak dijumpai kepada olah raga bersepeda. Di kampung halaman penulis, Kota Padang lebih banyak penggiat jogging lari pagi dari pada komunitas bersepeda. Memang tidak ada data penelitian yang valid mensurveynya. Tapi menurut amatan penulis memang begitulah yang tampak adanya saat itu.

Pantai Padang yang terletak di barat Kota Padang Sumater Barat atau lebih dikenal dengan bahasa daerahnya dengan sebutan taplau (tapi lauik = tepi laut) adalah salah satu tempat favorit yang ramai dikunjungi untuk melakukan kegiatan olah raga seperti senam, jogging, dan bersepeda. Ada juga bermain sepak bola dengan memanfaatkan pantai sebagai lapangannya. Banyak anak-anak muda di waktu sore hari menghabiskan waktu luangnya untuk bermain bola kaki di lokasi ini. Terlepas bertanding atau tidak yang penting mereka berolah raga mengeluarkan keringat lewat bermain bola kaki.

Suasana pantai Padang di siang hari
(sumber gbr; pariwisatasumaterabarat.blogspot.com)

Disamping sebagai lokasi untuk berolah raga, pantai Padang juga sebagai salah satu tujuan destinasi wisata yang murah meriah dan banyak dikunjungi baik wisatawan lokal maupun manca negara. Tidak sedikit pula acara berupa event-event diadakan di pantai Padang ini oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Coca Cola, Telkomsel, Indosat, Honda maupun Yamaha. Biasanya lokasi ini akan ramai pada hari-hari minggu, libur anaksekolah, libur lebaran, dan libur akhir tahun.

Penulispun bersyukur lahir dan dibesarkan di Kota Padang kota yang cantik dan indah. Makanya dijuluki sebagai “Padang Kota Tercinta”, yang dicetuskan oleh Wali Kota Padang, Bapak Syahrul Ujud S.H sekitar tahun 1982. Dan julukan lainnya disebut juga sebagai Kota Bengkuang, karena kota ini banyak menghasilkan buah bengkuang yang segar dan manis.

Di era wali kota berikutnya sekitar tahun 2004 yakni Bapak Fauzi Bahar julukan Padang Kota Tercinta mendapatkan tambahan kata-kata menjadi “Padang Kota Tercinta – Ku Jaga dan Ku Bela “. Ini dikarenakan latar belakang beliau seorang Angkatan Laut. Maka kata-kata “ku jaga dan kubela” menjadikan Kota Padang menjadi kuat maknanya. Disamping itu seiring juga pada saat itu Kota Padang dijadikan salah satu sebagai lokasi Pangkalan Angkatan Laut Armada Bagian Barat Indonesia di Sumatera yang diresmikan tahun 2008.

Dalam menjaga kesegaran dan kebugaran tubuh, penulis lebih cenderung melakukan kegiatan olah raga jogging pagi atau sore di sepanjang pantai Padang. Tidak itu saja, bahkan juga berenang di lautnya. Kegiatan ini penulis lakukan rata-rata dua kali seminggu. Dan kegiatan segar ini penulis lakukan hampir 3 tahun lebih (2004-2007), dengan intensitas rata-rata 2 kali seminggu.

Berdua dengan sahabat, kami memulai aktifitas lari santai dari rumah penulis. Sampai di pantai melakukan senam ringan untuk peregangan otot-otot. Setelah istirahat sebentar barang 10 – 15 menit, kami langsung menceburkan diri ke laut dengan tujuan berenang.

Lari Santai.

Mulanya penulis lebih suka dengan lari santai atau jogging dengan mengambil jarak rata-rata 7 – 10 km. Saat itu masih kuliah semester akhir sekitar tahun 2003. Dan waktu luang lebih banyak kosong. Dari pada tidak ada kegiatan, lebih baik berolah raga. Hitung-hitung sambil mencari inspirasi lain untuk persiapan tugas akhir. Ya, lari santai menyusuri jalan-jalan di Kota Padang.

Pada awalnya sendirian melakukannya. Dan penulis pun tidak canggung melakukan jogging atau lari santai seorang diri. Rupanya ada tetangga rumah yang memperhatikan penulis melakukan aktifitas lari santai di sore hari. Tertarik dengan aktifitas penulis lakukan itu, ia pun mau ikut bergabung. Disamping itu ada juga sahabat penulis yang sama-sama menyelesaikan tugas akhir kuliah tapi beda kampus yang suka dan antusias mengikuti aktifitas tersebut. Pernah suatu ketika kami melakukan lari di waktu sore berlima orang (laki semuanya ; Zul, Andi, Didi, Dayat, dan Penulis). Dengan menempuh jarak sekitar 7 km. Tidak memakai sepatu alias kaki telanjang. Tujuan lari menuju taplau pantai Padang dan berenang di sana nantinya. Dan ini menarik perhatian orang sepanjang jalan yang kami lalui. Bahkan polisi yang sedang mengatur lalu lintas pun juga kagum dengan mengacungkan jempol jarinya kepada kami. Dan membantu kami untuk menyeberang jalan di persimpangan ketika lalu lintas lagi ramai.

Apakah tanpa alas kaki berlari jelas mengandung resiko? Ya, bisa saja terinjak duri atau kerikil tajam atau pecahan kaca yang ada di jalan raya. Belum lagi bahaya kena serempet kendaraan. Tapi kami tetap hati-hati dalam posisi yang aman berlari begitu juga dalam memilih pijakan tapak kaki. Bila ada trotoar, maka kami memanfaatkannya untuk berlari. Dan, alhamdulillah selama kami melakukan kegiatan lari itu tetap aman-aman saja.

Sengaja kami tidak memakai alas sepatu karena menurut beberapa refensi yang pernah penulis baca bahwa olah raga jalan kaki atau berlari dengan tanpa alas tapak kaki baik untuk ‘mengejutkan’ titik-titik syaraf di telapak kaki. Yang selama ini mungkin tidak maksimal dalam sirkulasi pengantar darah atau nutrisi di dalam jaringan pembuluh darah. Dengan mendapatkan kejutan dari pijakan telapak kaki yang polos itu, syaraf-syaraf akan menyentak dan dengan sendirinya prosesi untuk sirkulasi jaringan darah akan bertambah lancar dan aktif.

Panas aspal jalan diwaktu sore yang dipijak akan memecah darah beku atau darah yang tersumbat. Penulis istilahkan dengan “akupuntur tanpa jarum”. Manfaat lainnya akan terasa di kepala dan seputar bahu dengan tengkuk kepala. Yakni, merasa ringan. Secara alamiahnya perasaan diri menjadi lebih percaya diri.

1419092887339909081
1419092887339909081
Jl. Samudera di pantai taplau Padang
(Sumber gbr ; klik positif.com)

Sesampai di pantai istirahat sejenak, lalu melakukan akitifitas senam ringan untuk mengendorkan otot-otot sehabis lari jauh, menjaga agar kaki tidak kram ketika berenang. Sesudahnya kami berendam di laut sebentar yang tujuannya tetap sama mengadaptasikan suhu tubuh dengan suhu air laut agar otot kaki tidak kram begitu juga dengan otot perut.

Renang.

Setelah berendam di laut untuk rileksasi tubuh, kemudian kami berenang yang tidak terlalu jauh ke tengah. Paling jauh antara sekitar 100-200 meter meter dari bibir pantai. Dengan kedalaman bervariasi antara 3 – 7 mdpl. Setelah merasa enjoy dengan jarak tersebut, kami istirahat lagi sejenak dengan mengapung. Kemudian berenang menyusuri pinggiran laut dari utara ke selatan dengan memakai gaya katak (gaya dada). Gaya dada atau gaya katak ini sangat bagus untuk membentuk otot dada serta kelenturan tulang punggung menjadi baik. Berenang dengan gaya katak ini tenaga tidak terlalu boros. Kalau dibandingkan dengan gaya bebas akan cepat menguras tenaga dan akan cepat menjadi letih.

Pada gaya katak atau gaya dada, gerakan dorongan dari kaki seiring dengan ayunan gerakan tangan akan lebih kuat luncurannya ke depan. Karena gerakan yang dilakukan itu konstan dan stabil. Dan ini membuat pengambilan nafas ketika kepala muncul dipermukaan air menjadi mudah dan stabil. Gerakan berenang inilah penulis arahkan kepada teman-teman. Sehingga kalau di lihat dari pinggir pantai akan terlihat semakin menarik dan indah. Ini pengakuan pengunjung pantai yang melihatnya dan mendekati kami ketika sudah menepi. Menurutnya, ‘rancak bana’ (indah betul) kami berenang berlima dengan gaya katak itu. Ya, mungkin dikarenakan saat itu laut lagi tenang tidak ada riak gelombang.

Kami berenang paling jauh mengambil jarak rata-rata 500 meter. Bahkan pernah sampai 1 km lebih. Tergantung suasana ombak dan air pasang. Biasanya di laut ombak akan kecil atau tidak berombak besar di saat bulan masih kecil (hilal) sampai memasuki 10 hari sebelum purnama. Di waktu ini air laut lagi pasang surut saat memasuki sore hari. Diwaktu ini ideal bagi orang yang suka dan hobby berenang di taplau pantai Padang ini. Memang tidak semua orang yang berani meniru aktifitas kami berenang yang sedikit jauh ke tengah. Anggapan kebanyakan masyarakat takut ditelan gelombang dan kaki kram. Timbul pertanyaan, “Apakah tidak capek dan lelah karena sebelumnya telah melakukan lari jauh”?

Jawabannya jelas YA !
Tetapi setelah tahu kiat dan trik mengatasinya seperti uraian di atas maka resikonya dapat diantisipasi. Yang jelas intinya pandai berenang dan tidak takut berenang di laut. Kaca mata renang wajib digunakan. Gunanya agar mata tidak perih terkena air laut serta pasir halus. Bila capek atau letih kami istirahat saja di tengah laut dengan cara mengapung. Perlu diketahui, bahwa orang yang pandai berenang sudah jelas bisa mengapungkan tubuhnya di air. Mengapung di air laut lebih sedikit mudah dari pada di kolam renang. Ini dikarenakan tekanan dan massa badan lebih ringan di laut dari pada di kolam renang. Jadi dengan mengapung di laut, tubuh bisa rileks dan dapat mengambil nafas secara normal. Dengan cara seperti tidur dan kepala menghadap ke atas langit seperti telentang dan kaki di goyangkan agar berat pinggul kita tidak berat ke dalam air. Disinilah letak relaksasi tubuh yang terasa nikmat penulis rasakan di dalam laut. Dengan interval waktu istirahat 3-5 menit atau tergantung selera, kita bisa bermeditasi atau bisa melihat pemandangan lepas ke pinggir pantai atau ke pulau-pulau yang ada dibagian barat pantai.

Jadi dengan posisi istirahat dengan telentang atau mengambang itu, ternyata sangat baik untuk memperlancar sirkulasi darah dari jantung ke semua pembuluh darah dan otak pun merasa segar. Ditambah dengan air laut yg bersifat asin atau garam yang menyatu ke tubuh menghasilkan nuansa segar yang lain.

14190915672021738193
14190915672021738193

Suasan laut di taplau pantai Padang - tenang tidak berombak
(sumber gbr ; indonesiakaya.com)

Kembali dengan pertanyaan diatas tersebut, pernah juga ditanyakan seorang pengunjung wisatawan lokal dari Kota Pakanbaru di waktu libur lebaran sekitar tahun 2006. Begitu juga dengan anak-anak muda yang bermain bola di pinggir pantai setelah penulis dan sahabat penulis menepi sehabis berenang. Ada juga yang menanyakan pertanyaan yang sama yang datang dari sepasang kawula muda yang lagi berpacaran.

Belum lagi pertanyaan-pertanyaan pengunjung lain yang disampaikan lewat kepada penjual makanan dan minuman ringan yang banyak bertebaran di pinggir pantai. Pertanyaan rata-rata hampir sama. Dan tidak sedikit menyatakan takjub dan simpatik dengan jauhnya dan lamanya kami berenang di laut. Rata-rata kami menghabiskan waktu berenang di laut paling lama sekitar 2 jam. Salah satu pedagang makanan pernah menyampaikan di saat penulis beristirahat di lapaknya. Yang kebetulan sudah kenal lama sebelumnya. Bernama Yanti, penjual pisang dan jagung bakar.

“Bang ...., Abang berenang jauh ke tengah di puji pelanggan kami. Sampai-sampai pelanggan kami matanya selalu memperhatikan Abang berdua dan bercerita dengan kawannya”. Begitulah kira-kira penyampaian yang masih penulis ingat. Penyampaian itu sama juga dengan pemilik lapak lainnya, ketika kami membeli minum gelas aqua. Menurutnya yang sudah lama berjualan di pantai Padang, anak-anak muda yang tinggal di pesisir ini belum tentu bisa melakukannya sejauh itu dan lama berada di dalam laut tanpa memakai pelampung. Tentu saja secara manusiawi pujian itu menyenangkan kami. Tapi sebenarnya bukan itu yang kami cari. Tujuan utamanya kami ingin memberitahukan kepada pengunjung taplau pantai Padang ini bahwasanya taplau pantai Padang ini “aman untuk berenang”.
Disini dapat penulis klasifiskasikan dalam dua bentuk manfaatnya*, yakni :

Internal :

1.Memberikan kepada otot tulang belakang agar lentur dan kuat.

2.Menguatkan otot jantung.

3.Memberikan paru-paru menjadi segar dan berkembang.

4.Memberikan aliran darah dan jaringan syaraf menjadi lebih baik.

5.Bisa meninggikan badan.
Penulis pun bertambah tingginya 2 cm karena rutin berenang di laut. Padahal saat itu usia sudah mendekati tiga puluh.

6.Otot perut, dada, dan pencernaan menjadi bagus.

7.Rasa percaya diri tumbuh secara alami.

8.Imunitas (kekebalan) tubuh meningkat.

9.Dapat memperpanjang umur

10.Salah satu obat mengatasi stress yang ampuh

Eksternal :

1.Memberitahukan kepada pengunjung, bahwa pantai Padang aman untuk berenang. Dengan catatan yang bersangkutan bisa berenang.

2.Menumbuh-kembangkan minat olah raga renang.

3.Menambah daya tarik wisata pantai dan bahari.

4.Menumbuh-kembangkan wisata bahari.

Jadi begitulah kiranya penulis rangkumkan manfaat dari berenang khususnya berenang dilaut. Tentu tidak semua pinggiran laut yang bisa memberikan nuansa aman untuk berenang. Seperti pesisir laut di kabupaten Pasaman dan Agam, di kawasan ini ikan hiu masih banyak dijumpai. Jadi kalau berenang di kawasan itu jelas mengandung resiko tinggi. Kalau begitu, mending tidak usah berenang di laut. Takut ikan-ikan hiunya bermigrasi pula ke taplau pantai Padang. Lebih bagus ke kolam renang. Aman dan tidak mengandung resiko mengerikan dibandingkan berenang di laut. Ya, asumsi demikian tidak bisa pula disalahkan. Tetapi setelah cukup lama ada 3 (tiga) tahun lebih saat itu penulis berenang di taplau pantai Padang tersebut, syukur alhamdulillah tidak pernah ada indikasi ikan-ikan hiu itu datang mendekati kami apa lagi memangsanya. Kesimpulannya, laut pantai Padang itu tetap aman adanya untuk berenang.

Bagi perempuan yang bisa berenang tapi lagi dalam keadaan haid dilarang keras ya berenang ke laut. Resikonya, ya bisa mengundang ikan hiu untuk mendekat dan memangsanya. Ngeri bukan....? Memang sepanjang pinggiran laut pantai Padang sangat jarang ikan hiu apa lagi terjaring oleh pukat nelayan. Akan tetapi hal demikian hanya untuk mengantisipasi saja. Karena ikan hiu memiliki penciuman yang tajam. Jadi bau amis darah akan cepat diketahuinya meskipun dalam radius yang jauh.

Seperti kebanyakan orang yang hanya bermain ombak dan berenang di pinggir laut. Tentu bila dibandingkan berenang di pinggir laut atau bibir pantai tidak senikmat kalau kita berenang ke tengahnya sedikit. Dimana air lautnya lebih sedikit tenang dan jernih serta tidak berombak. Memang tidak jadi soal kalau berenang di pinggir-pinggir pantai. Terlebih bagi yang tidak bisa berenang. Cuma resikonya pasir pantai bisa membuat mata perih kalau tidak menggunakan kaca mata renang. Sementara topografi pantai Padang lebih cenderung landai dan relatif semuanya pasir. Tidak memiliki terumbu karang.

1419093440226539825
1419093440226539825
Suasana liburan lebaran di taplau pantai Padang.
Dan suasana laut seperti ini penulis sukai berenang di laut
(sumber gbr ; www.antarasumbar.com)

Donor darah.

Dan satu lagi untuk lebih mendapatkan sehat dan bugar (segar) tubuh selain berolah raga seperti di atas adalah ikut dan aktif sebagai pendonor darah sukarela. Gerakan untuk donor darah sangat baik sekali bagi tubuh kita dan membantu sesama manusia. Penulis rutin melakukan donor darah sekali dalam tiga bulan. Pertama kali mencoba di akhir tahun 1999. Awalnya saat itu ada tetangga penulis yang sedang membutuhkan darah akibat proses persalinan yang banyak mengeluarkan darah. Setelah melakukan donor, tubuh pun merasa ringan dan pikiran pun menjadi tenang.

Sampai sekarang ini penulis tetap aktif mendonorkan darah. Dengan donor darah jaringan pembuluh darah dan syaraf menjadi lebih segar. Banyak manfaat yang kita dapatkan sebagai pendonor**, diantaranya yang penulis ketahui­­ :

a)Membantu dan menyelamatkan nyawa orang.
Sesuai dengan mottonya PMI, “setetes darah berarti untuk mereka”. Banyak nyawa manusia dapat terselamatkan bila kita aktif dalam gerakan donor darah. Ajak saudara, sanak family, tetangga, teman kerja atau komunitas-komunitas lainnya untuk ikut berpartisipasi menyelamatkan nyawa orang dengan kegiatan donor darah dengan suka rela.

b)Ibarat oli kendaraan yang sudah lama dalam mesin dan harus diganti sekali dalam 2 – 3 bulan, begitu juga dengan darah. Darah kotor dalam tubuh kita akan tetap menempel dalam pembuluh darah. Bila hal itu terlalu lama tidak dikeluarkan akan bisa mendatangkan penyakit seperti kanker syaraf, kulit kusam, pembuluh syaraf tersumbat, dan penyakit jantung. Untuk itu sel-sel darah kita yang umurnya lebih kurang 70 -80 hari itu, harus dikeluarkan lewat donor darah. Bersama dengan darah segar ikut terbawa. Rata-rata darah yang diambil berkisar 250 -350 cc. Setelah itu jantung akan otomatis memompa kembali darah segar secara alami.

c)Jadinya, akan ada peremajaan sel-sel darah kita yang pengaruh ke kulit akan menjadi bagus yakni kulit akan terasa kenyal dan padat serta cerah.

d)Kepala akan menjadi lebih ringan. Bagi yang sering mendapatkan sakit migrain di kepala akan berkurang dan relatif sembuh.

e)Bisa meminimalisir bahaya penyakit asam urat, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi.

f)Yang suka gampang marah dan lekas naik pitam bila emosi, dengan donor darah rutin dan teratur dapat mengurangi sifat demikian. Kedengarannya memang lucu bukan, tapi kenyataannya berbicara demikian.

g)Tidak perlu khawatir dengan nafsu makan menjadi meningkat sedikit beberapa hari. Karena ada proses peningkatan metabolis dan katabolis dalam tubuh yang sedang menyesuaikan dari darah segar yang dipompa oleh jantung ke semua pembuluh darah dalam tubuh.

h)Bila ada ditemukan virus penyakit berbahaya, pihak PMI (Palang Merah Indonesia) akan segera memberitahukan cepat dengan tetap menjaga privacy kita. Sehingga antisipasi serta pencegahan bisa cepat diatasi.

i)Sebagai amal jairiyah kita nanti setelah wafat. Artinya pahala akan terus mengalir buat kita ketika kita sudah wafat.

1419093805956620323
1419093805956620323

Aktifitas donor darah
(sumber gbr ; www.kemendiknas.go.id)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun