Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Gunung Marapi, Puncak Merpati & Tugu Abel Tasman

12 Juli 2017   15:17 Diperbarui: 13 Juli 2017   11:20 7393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erupsi Gn. Marapi SUmbar pada Minggu, 4 Juni 2017 (sumber ; hariansinggalang.co.id)

"Sebenarnya ini pengalaman pahit yang kualami selama perjalanan petualanganku, karena alam memang tidak bisa diduga sebentar ramah sebentar ganas".(Wing Hing Ing)

Bagi yang hobi mendaki gunung dan pernah ke Gunung Marapi (2891 mdpl) di Ranah Minang, tentu sudah tak asing lagi dengan suasana di atasnya, seperti hamparan cadas yang datar dan luas, kawah aktif, Tugu Abel, Puncak Merpati dan taman edelweis.

Gunung Marapi salah satu gunung favorit yang sering dikunjungi di Sumatera Barat selain Gunung Singgalang, Gunung Tandikek, Gunung Talang, Gunung Talamau serta Gunung Kerinci.

Gunung yang masih tergolong aktif ini terletak di perbatasan Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Berada di antara lintasan jalan raya Padang -- Bukitinggi. Sehingga mencapai akses lokasi ini mudah dari berbagai arah.

Sejak saya masih remaja (era 90-an), Gunung Marapi memang tidak pernah sepi dikunjungi. Hampir tiap minggu selalu ramai. Terlebih lagi di hari libur nasional dan libur anak sekolah. Tidak saja bagi pendaki domestik, juga dari mancanegara tertarik mendaki ke sana.

View alam yang disajikan Gunung Marapi memang sangat indah. Di atas gunung ini akan disambut dengan hamparan datar bercadas yang luas dan sedikit bergelombang. Ada juga "lapangan bola" di sana. 

Lapangan Bola di Cadas Gn. Marapi, Sumbar. (sumber : gardjoew.wordpress.com)
Lapangan Bola di Cadas Gn. Marapi, Sumbar. (sumber : gardjoew.wordpress.com)
Gunung ini memiliki beberapa kawah, diantaranya kawah Utama yang aktif (kawah Verbeck), kawah Tuo, kawah bentuk sumur yang berdekatan. Bisa di bilang kawah kembar. Di areal yang luas ini dikelilingi hutan mati (hutan cantigi) berikut dengan tumbuhan edelweiss yang terbentuk semacam taman yang alami.

Kawah kembar berbentuk sumur. Di kejauhan di balik cadas berada kawah Tuo. (sumber; imgrum.org)
Kawah kembar berbentuk sumur. Di kejauhan di balik cadas berada kawah Tuo. (sumber; imgrum.org)
Bila cuaca cerah di pagi hari, sajian sunrise akan terhidang rancak bana. Bisa dinikmati dari Puncak Merpati (Puncak Parapati) dan Puncak Garuda. Begitu juga disaat temaram senja, sajian sunset sungguh menawan dari cadas menghadap ke Gunung Singgalang.

Puncak Merpati di Gn. Marapi, Sumbar (sumber ; kompasiana.com/metriadi)
Puncak Merpati di Gn. Marapi, Sumbar (sumber ; kompasiana.com/metriadi)
Puncak Merpati dari kejauhan. (sumber ; gardjoew.wordpress.com)
Puncak Merpati dari kejauhan. (sumber ; gardjoew.wordpress.com)
Saya sendiri sewaktu masih lajang dulu, tidak bosan-bosannya ke Gunung Marapi. Bukan berarti ke gunung di sebelahnya (G. Singgalang ) tidak dikunjungi. Gunung Marapi ini memiliki pesona "daya magis" tersendiri bagi saya.

Di samping pemandangan yang indah juga lintasannya yang menarik serta fenomena kawah aktif (kawah Verbeck) yang fenomenal. Dalam diamnya kawah ini bisa menimbulkan suara gemuruh pelan yang disertai dengan keluarnya asap tipis yang berwarna putih dan terkadang hitam.

Penulis dengan latar Kawah Utama Aktif (kawah Verbeck). Moment di ambil tgl 17 Agustus 2008. Terakhirnya saya mendaki gunung. (dok. pribadi)
Penulis dengan latar Kawah Utama Aktif (kawah Verbeck). Moment di ambil tgl 17 Agustus 2008. Terakhirnya saya mendaki gunung. (dok. pribadi)
Pada saat tertentu bisa mengeluarkan asap hitam yang banyak dan membumbung tinggi ke angkasa. Dan memang hal ini selalu patut diwaspadai oleh pendaki gunung. Sewaktu-waktu kawah tersebut bisa "batuk" dan memuntahkan awan debu dan bebatuan. Dengan kata lain tiba-tiba meletus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun