Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Masih Pentingkah Rasa Percaya Diri Seorang Pemimpin?

25 Maret 2019   10:21 Diperbarui: 25 Maret 2019   11:54 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefenisikan percaya diri sebagai yakin benar atau memastikan akan kemampuan atau kelebihan seseorang atau sesuatu (bahwa akan dapat memenuhi harapannya). Sekiranya dalam arti inilah, saya mau menguraikan tentang percaya diri.

Percaya diri adalah kunci untuk mencapai kesuksesan. Percaya diri mengandaikan kemauan yang kuat dan tulus. Jika hanya dengan kemauan yang kuat, kita bisa meremehkan yang lain, akhirnya rasa percaya diri mengambil suatu bentuk baru yakni merasa angkuh atau sombong.

Maka sertakanlah juga kemauan yang tulus, agar dengan segala keberhasilan yang diperoleh menjadikan rasa percaya diri sebagai milik pribadi tanpa merugikan pihak lain sambil juga menyenangkan pihak lain. Percaya diri yang disertai dengan kemauan yang tulus akan mengundang sesama untuk turut bergembira dan menjadikan keberhasilan kita sebagai kegembiraan bersama.

Bertolak dari defenisi menurut KBBI, sekiranya benar bahwa percaya diri tidak bersifat semu. Percaya diri berarti percaya akan kemampuan diri seseorang yang memungkinkannya untuk melakukan dan mencapai sesuatu. Seseorang yang percaya diri, ia tampil memukau tidak hanya penampilan fisik tetapi juga kondisi mental. Kondisi mental yang stabil memungkinkan seseorang dapat tampil dengan baik. Kondisi mental ini dibentuk oleh pengetahuan yang memadai terkait dengan apa yang harus dipikirkan dan dilakukan.

Seorang pemimpin perlu percaya diri tetapi tidak boleh angkuh. Percaya diri tanpa kemampuan yang memadai akan jatuh pada sikap angkuh dan sok tahu.  Percaya diri perlu dibarengi dengan kesadaran bahwa sekalipun seseorang memiliki banyak pengetahuan dan keterampilan, tetapi masih ada pihak lain yang juga memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sama. 

Kesadaran seperti di atas mengantar orang untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum ia menampilkan sesuatu. Sekalipun pengetahuan memadai tetapi budaya persiapan adalah rahasia bagi seseorang untuk menaklukkan konteks dan situasi ketika ia hendak tampil untuk melakukan sesuatu.

Di sini, rasa percaya diri ada kaitannya dengan pembelajaran terhadap pihak lain. Pengetahuan  yang memadai, rasa percaya diri yang tinggi, budaya persiapan yang tangguh akan menarik perhatian orang lain untuk memetik hikmah dari setiap apa yang kita pikirkan, katakan dan lakukan.

Jadilah pemimpin yang percaya diri, bukan untuk angkuh melainkan untuk menegaskan martabat diri sebagai sosok yang pantas dikagumi dan layak untuk dihormati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun