Mohon tunggu...
Frengky Septiyan
Frengky Septiyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN SUKA

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga 20107030005

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Ashabul Kahfi dan Perdebatan Sayyidina Ali dengan Tiga Pendeta Yahudi #2

4 Maret 2021   07:16 Diperbarui: 4 Maret 2021   07:50 2736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.daaruttauhiid.org/ashabul-kahfi-memilih-mati-dalam-level-imantertinggi-2/

Sebelumnya Kisah Ashabul Kahfi dan Perdebatan Sayyidina Ali dengan Tiga Pendeta Yahudi #1

Kemudian Tamlika bertanya kepada para sahabatnya "Kalian rela tidak tinggalkan kekayaan, jabatan, fasilitas ini kita lari dari sini, kalau melawan tidak mungkin bisa. Kita lari dari sini untuk mencari tuhannya langit dan bumi ini. Apakah kalian rela untuk miskin barsamaku ?", mereka menjawab "Kami rela Tamlika" akhirnya mereka pergi berenam diam-diam dan semua harta ditinggakan. Mereka sempat menjual kurma sebanyak 3 Dirham. Cukup jauh mereka berjalan sampai bertemu dengan seorag penggembala yang memiliki seekor anjing".

Pendeta bertanya kepada Ali "Siapa nama anjing itu ?", Ali menyawab "Namanya Kithmir, kemudian penggembala ini berkata "Tuan-tuan, dari wajah tuan-tuan aku yakin tuan-tuan ini bukan orang miskin pasti dari bangsawan" kemudian Tamlika menjawab "Betul, kami ini enam penasihat Dikyanius. Dia mengaku dirinya tuhan dan kami tidak mengakuinya makanya kami meninggalkan kerajaan, kami tinggalkan harta dan jabatan kami. Karena tidak pernah kami berjalan seperti ini, lihat kaki pun sudah luka-luka", penggembala berkata "Tenang tuan-tuan, aku mengetahui tempat persembunyian yang baik, izinkan aku beserta kalian" Dikembalikanlah gembalaannya kepada tuannya, maka dia dan anjingnya ikutlah pemuda-pemuda kepercayaan raja tadi",

Pendeta kemudian bertanya kepada Ali "Kemana kemudian mereka dibawa Ali?", Dijawab oleh Ali "Kebukit Naglus yang dibawahnya ada gua yang namanya Qemar. Maka begitu mereka mau masuk gua tersebut sempat mereka mandi di air terjun yang berada tepat di mulut gua. Kemudian masuk kedalam, mereka duduk terdiam sampai tertidur hiangga terang hari. Salah satu dari mereka berkata "Hari sudah pagi, kita lapar, siapa yang akan mencari makanan?, makanan hanya ada di tempat kerajaan yang berarti sangat jauh, siapa yang mau pergi ?", karena Tamlika ketua rombongan, Tamlika menjawab"Biar aku yang kesana", salah satu pemuda berkata "Hati-hati Tamlika, jangan sampai kau tertangkap oleh Dikyanius".

Ketika sampai di mulut gua Tamlika terkejut karena air terjunnya sudah tidak ada. Terus dia bawa uang 3 dirham barjalan terus hingga sampai di gerbang kota dia terheran sambil berkata "kenapa berbeda betul kota ini, apa aku salah masuk", akhirnya masuk dia di tempat orang menjual roti, Tamlika bertanya "Berapa harga roti ?", penjual menjawab "1 Dirham", Tamlika berikan uang Dirhamnya.

Begitu dia memberikan uang dirhamnya langsung ditahan tangannya oleh penjual roti itu sambil berkata "Kau menemukan barang kuno ya?", Tamlika menjawab "Tidak, itu uang biasa. Itu uang aku hasil dari menjual kurma", penjual roti menyahut "Jangan bohong, raja Abdurrahman hanya mengambil 1/5 dari barang kuno yang ditemukan", Tamlika terkejut karena mengetahui nama rajanya berbeda sambil berkata "Bukankah raja disini Dikyanius?", Penjual roti pun juga terkejut dan berkata "Ohh, kamu telah menyebutkan nama raja dzolim yang telah mati ratusan tahun yang lalu!", Tamlika semakin kacau karena mendengar hal itu. Penjual roti memaksa Tamlika untuk menghadap raja dan Tamlika pun setuju.

Begitu sampai di kerajaan alangkah terkejutnya Tamlika ternyata rajanya memang bukan Dikyanius. Penjual roti berkata "Raja, ini ada orang membeli roti kepadaku dengan menggunakan uang kuno, oleh kaena itu aku bawa dia kemari", Tamlika menyangkalnya dengan berkata "Tapi ini uangku kemarin raja, bukan uang kuno", raja pun berkata "Sudahlah, kami hanya mengambil 1/5 dari barang kuno yang ditemukan", Tamlika kembali menyangkalnya "Tidak raja, ini uang baru kemarin", raja berkata "Sudahlah, jangan berkelit".

Tamlika mengatakan bahwa dia tinggal di kerajaan ini dan menyebutkan nama-nama orang yang Tamlika kenal. Namun raja berkata "Sepertinya pikiranmu mulai terganggu, nama-nama yang kau sebutkan itu nama-nama yang sudah lama mati", Tamlika terus mengatakan bahwa dia tinggal di kerajaan ini, dan dia masih ingat dimana rumahnya. Raja berkata kepada tentaranya "Iringi dia, kemana dia menunjukkan rumahnya" diiringilah oleh para tentara, sampai dirumah yang dia tunjuk dipanggil dan keluar seseorang yang sudah tua dan berkata kepada tentara "Mengapa kalian datang kemari?".

Tentara menjawab "Ini ada pemuda yang mengaku dia tinggalnya disini" ditanyalah Tamlika oleh orang tua itu "Siapa kau anak muda?", kemudian dijawab oleh Tamlika "Aku Tamlika putra Filinstin", kemudian orang tua tadi kaget dan langsung bersujud sambil berkata "Ini datuk moyangku, inilah yang diceritakan oleh Isa as. pemuda-pemuda ini akan bangkit, mereka mendiami gua", maka hebohlah kota Aphesus, bangkit sang raja mengingat apa yang telah sampaikan oleh Isa as. jadi ternyata sudah datang utusan/nabi dan sudah berlalu pula masanya. Maka kata raja "Bawa Tamlika".

Tamlika digendong diatas kuda dan dihormati. Hingga sampai di bawah Bukit Naglus Tamlika berkata "Jangan ada yang naik keatas, karena nanti sahabat-sahabatku mengira Dikyaniuslah yang mengejar aku, jadi tunggu kalian dibawah biar aku yang naik keatas", maka Tamlika naik keatas, sampai dalam gua sambil membawa roti dan berkata kepada para sahabatnya "Silahkan makanlah kalian dulu".

Kemudian salah satu bertanya kepada Tamlika "Apakah aman perjalananmu Tamlika?" Tamlika menjawab "Bukan aman lagi, malah aku bingung dan terkejut. Tahukah kalian sudah berapa lama kita disini?" Para sahabatnya ada yang menjawab 1 hari ada yang mengatakan setengah hari. Tamlika berkata "Tidak, kita berdiam disini sudah lebih daripada 309 tahun, raja sudah berganti, seorang nabi sudah diutus dan sudah pula berlalu, mereka sekarang menunggu kita dibawah mari kita turun", maka kata para sahabatya "Jangan Tamlika, kita telah melihat kebesaran Allah melindungi kita selama 300 tahun seolah baru saja semalam. Kita sudah diselamatkan Allah dan kita bangun dan kita tahu tentang keajaiban Allah, maka kita mohonkan kepada Allah untuk menutup pintu goa ini dari pandangan manusia dan kita mohon kepada Allah untuk mengambil kita. Karena apabila kita turun Tamlika, mereka nanti akan mendewakan kita, sudah kita jangan ada yang turun".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun