Mohon tunggu...
Freyja571
Freyja571 Mohon Tunggu... Arsitek, Dosen, Peneliti, Urbanist -

Mahasiswa Phd dalam bidang Architecture & Urbanism, praktisi arsitektur / Urban

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pilihan Sejarah - Refleksi dari Revolusi Perancis

5 Juli 2014   15:27 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:23 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjelang hari Bastille, saya ingat di mata pelajaran sejarah dulu, ada periode favorit saya, yaitu Revolusi Amerika dan Revolusi Perancis. Ketika itu saya diajarkan bahwa kedua revolusi ini merupakan salah dua dari tonggak sejarah pengakuan Hak Asasi Manusia. Untuk kesukaan saya pada revolusi Amerika sudah pasti disebabkan oleh ketertarikan pribadi saya pada negara tersebut. Sedangkan untuk revolusi Perancis, rasa tertarik saya juga disebabkan oleh komik Jepang, yaitu "Rose of Versailles" dan "Eroica" karya Ryoko Ikeda. Karena itulah, tepat sebulan yang lalu saya mengunjungi istana Versailles dalam perjalanan saya ke Normandia untuk memperingati 70 tahun D - Day. Seperti yang digambarkan dalam komik di atas, istana tersebut memang sangat indah. Dan saya mulai teringat satu demi satu peristiwa revolusi Perancis itu.

Latar belakang revolusi Perancis ialah kemerosotan dan kebangkrutan Kerajaan Perancis akibat perilaku boros dan suka bermewah - mewah para bangsawan Perancis, khususnya Marie Antoinette sang ratu Perancis. Disamping itu, sistem negara juga sangat tidak adil, dimana para bangsawan menindas rakyat. Pada masa itu jabatan tinggi dimonopoli oleh bangsawan tinggi, mereka juga tidak wajib membayar pajak. Begitu pula kaum rohaniwan. Mereka hidup kaya raya tanpa perlu membayar pajak. Pada saat itu juga ada ketidak adilan, yang mana suara bangsawan dan rohaniwan Perancis yang jumlahnya tidak sampai 5% dari penduduk Perancis memiliki 50% suara dari parlemen Perancis. Kemiskinan dan kelaparan ditambah rencana menaikkan pajak untuk membiayai kemewahan istana membuat rakyat Perancis tidak sabar lagi. Akhirnya rakyat Perancis menyerbu penjara Bastille pada tanggal 14 Juli 1789. Raja Perancis dipaksa untuk bekerja bersama kaum revolusioner di bawah Robespierre, namun akhirnya Louis XVI, raja Perancis dan Marie Antoinette dihukum mati pada tahun 1793. Setelah raja dihukum mati, maka dimulailah pemerintahan teror di bawah Robespierre hingga tahun 1794. Pada saat itulah Perancis mulai menjadi negara republik. Periode mengerikan tersebut ditandai dengan matinya ribuan orang di bawah pisau guilotine. Setelah itu pemerintahan dipegang Dewan Direktur yang berjumlah 5 orang dibawah Paul Barras, juga Carnot. Pada masa inilah muncul tokoh Napoleon yang menjadi penjaga revolusi. Popularitas Napoleon meroket setelah kemenangan - kemenangannya di medan perang Italia, dan bahkan hampir mengalahkan Kekaisaran Austria. Sekalipun mengalami kekalahan dari Inggris di Mesir, Napoleon tetap populer. Masa kepemimpinan Dewan Direktur juga diwarnai perebutan kekuasaan pendukung revolusi Perancis (Jacobin) dan loyalis Kerajaan Perancis. Untuk menjaga kestabilan, maka Napoleon melancarkan kudeta pada tahun 1799. Napoleon akhirnya menjadi penguasa tunggal, lalu menjadi presiden seumur hidup. Di bawah Napoleon, kekacauan akibat revolusi berangsur - angsur hilang, dan Perancis menjadi negara yang baik. Namun demikian hal yang mengagetkan adalah ketika pada tahun 1804, rakyat Perancis yang 15 tahun sebelumnya merombak sistem Kerajaan justru mengangkat Napoleon jadi kaisar. Ada beberapa usaha pembunuhan menjelang diangkatnya Napoleon jadi kaisar, sebagian dilakukan oleh pendukung monarki dinasti Bourbon, sebagian lagi dilakukan kaum idealis yang menyesalkan Napolen yang mengkhianati revolusi dengan menjadi kaisar. Namun sudah menjadi PILIHAN SEJARAH dimana rakyat Perancis lebih memilih melupakan revolusinya sendiri yang dimenangkan melalui darah ribuan orang. Sebagaimana Napoleon naik menuju kekuasaan tertinggi melalui perang dan kudeta, maka pemerintahannya pun hanya bisa dipertahankan dengan senjata dan peperangan. Napoleon berambisi menaklukan seluruh Eropa, sehingga hampir semua Kerajaan di Eropa memaklumkan perang pada Napoleon. Awalnya Napoleon berhasil menguasai wilayah dari Spanyol hingga perbatasan Russia. Namun pada akhirnya, pasukan gabungan Russia, Jerman (Prussia), Austria dan Inggris berhasil mengalahkan Napoleon. Tidak kurang 3 juta rakyat Perancis mati akibat ambisi Napoleon itu. Belum terhitung korban dari seluruh Eropa. Meski demikian Napoleon tetap dikenang sebagai pahlawan Perancis. Sekalipun berbeda, namun saya melihat sedikit kesejajaran antara revolusi Perancis dengan perjalanan reformasi Indonesia. Pada tahun - tahun awal reformasi, kita mengalami ketidak stabilan politik, dimana kita memiliki 3 presiden dalam waktu kurang dari 5 tahun. Konflik SARA dan sektarian pun marak. Setelah itu kita mengalami masa relatif stabil di bawah SBY. Namun pada pilpres 2014 ini ada kemungkinan rakyat Indonesia memilih "menghidupkan kembali zaman Orba". Saat ini, satu demi satu keluarga Cendana mulai menampakkan diri mendukung salah satu capres, juga kroni - kroni Suharto. Bahkan tokoh utama orde baru yaitu mantan presiden Suharto pun direncanakan menjadi pahlawan. Rentang waktu nya pun hampir sama yaitu 15 tahun. Sama dengan alasan rakyat Perancis yang menghidupkan lagi monarki setelah sebelumnya menggulingkan rajanya sendiri, yang mana rakyat Perancis mendambakan pemimpin yang kuat yang dapat memberikan kestabilan, hampir sama juga alasan rakyat Indonesia yang entah sadar entah tidak berupaya menghidupkan kembali Orde Baru. Namun apa yang sudah terjadi di Perancis dan apa yang akan terjadi di Indonesia adalah PILIHAN SEJARAH. Tanggal 9 Juli nanti kita akan tahu, apakah Indonesia akan mengurangi sejarah Perancis, baik kegemilangannya maupun tragedinya? Waktulah yang akan menjawabnya. sumber gambar : wikipedia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun