Mohon tunggu...
Drs FreetjeWaworuntu
Drs FreetjeWaworuntu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Pendidikan Kimia Unima

S2 Teknologi Pendidikan UNJ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Culture Shock" Proses Belajar Mengajar

7 Juni 2020   12:13 Diperbarui: 7 Juni 2020   12:18 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Situasi pandemik covid-19 dan new normal mengubah cara pandang dalam proses belajar mengajar. Setiap guru tertatih-tatih mengelola kelas. Tidak ada tatap muka di kelas. Interaksi guru dengan siswa melalui jaringan internet. Belajar dalam jaringan (daring). Boleh jadi secara singkronous/asingkronous (kelas virtual langsung/tidak langsung). Boleh menggunakan medsos hanya teks maupun audio-video. Bagi siswa yang tidak memiliki hp pintar dan paket internet, guru harus berkunjung ke rumah mereka satu per satu dengan protokoler jaga jarak.

Inilah culture shock, kebiasaan yang belum pernah dibayangkan sebelumnya. Kita semua harus melaksakannya. Keterlibatan proses belajar mengajar berjalan dengan melibatkan orang tua. Setidaknya orang tua ikut berperan sebagai guru.

Pandemik covig-19 dan new normal memaksa kita semua sehingga culture shock tidak kentara. Mau tidak mau harus menerima peristiwa ini. Apakah proses belajar-mengajar akan kembali seperti sedia kala? Mungkin tidak lagi karena masyarakat mulai membiasakan diri menggunakan teknologi internet. Jangankan antar tetangga tetapi antar penghuni satu rumah antar kamar/ruang rumah menggunakan online.

Implikasi dari peristiwa ini, secepatnya menyesuaikan diri dengan new normal. Sistem proses belajar mengajar akan menjadi efisien dan murah dengan menggunakan online.

Secara fisik akan berjarak tetapi secara sosial tetap tidak berjarak. Online membuat kita semua akan berinteraksi seperti biasanya. Tidak ada beda antara sosial fisik dengan sosial virtual.

Sistem proses belajar mengajar memerlukan petunjuk tepat guna dari kementerian ybs. Sistem ini berbasis TIK dan online. Dengan demikian tidak perlu tambah sarana dan fasilitas fisik seperti gedung sekolah, ruang kelas, papan tulis, kursi dan meja, spidol, lcd prjector. Berkaitan dengan praktikum dapat melaksanakan kegiatan  dengan istilah lab kering atau dengan media pembelajaran. Siswa dapat merekam kegiatan praktikum mereka. Begitu pula kegiatan dalam bentuk simulasi lainnya dapat mewujudkan kemampuan kreativitas setiap insan indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun