Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Cinta Agape

15 Agustus 2020   23:38 Diperbarui: 20 Agustus 2020   00:34 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Nak, teruslah mencintai semua orang tanpa memandang status dan latar belakang."

Salah satu quotes novel saya,"jangan menyerah karena cinta. Berjuanglah untuk terus mencintai. Gelombang cinta Sang Pengada hadir melalui jaringan nirkabel internet yang ditanam di dasar laut. Sejauh mata memandang, ada kekuatan maha dahsyat yang tersembul dari dasar samudera melalui gunung berapi, tsunami, banjir, batu karang, mimpi dan cinta absolut setiap orangtua. Cinta itu universal. Layaknya kebosanan universal. Cinta dikatakan universal karena segala sesuatu hidup melalui perantaraan cinta. Hasil elaborasi cinta eros dan philia dari orangtua telah melahirkan cinta agape. Cinta agape adalah bentuk cinta tertinggi dan terakhir dari manusia.

Manusia mencintai karena adanya Sang Pengada. Cinta Sang Pengada adalah agung dan murni. Sang Pengada memberikan cinta agung dan murni kepada orangtua kita. Oleh sebab itu, orangtua adalah lambang dari cinta agape.

25 tahun yang lalu, saya tinggal di salah satu kampung pedalaman pulau Timor, tepatnya desa Haumeni. Haumeni adalah salah satu desa yang jauh dari kelap-kelip kota Kefa. Panorama alam yang asri, perbukitan dan padang sabana yang menghimpit alang-alang rumahku telah mengasingkan saya dari kemerdekaan finansial. 

Penjajahan finansial telah menyebabkan teror fisik dan emosional dalam kehidupanku. Akibatnya saya menderita penyakit syndrome kanak-kanak atau istilah kerennya 'post power syndrome.' Kejayaan masa kanak-kanakku telah hilang bersama kepergian senja dibalik bukit Maneno (Maneno adalah salah satu bukit pates yang melindungi masyarakat Haumeni dari bencana longsor). Seiring terbit dan terbenamnya matahari, saya kehilangan masa depanku. Masa kecil beserta anganku sirna bersama masalah finansial keluargaku. Sadisme adalah bagian yang selalu mengisi ruang kosong hidupku.

Cakrawala kembali menghadirkan sinar ultraviolet yang melemahkan mataku. Layaknya mataku lemah saat memandangi kehidupan di pantai Kuta Bali. Rintik-rintik hujan mengundang kehadiran cinta agape. orangtuaku mengatakan bahwa, "nak kita memang hidup susah, tapi kami tak akan membiarkan kesusahan kami menjajah masa depan kamu." Kata ayahku. Saya terhipnotis dengan cinta agape dalam nada motivasi dari orangtuaku.

orangtua menderita secara emosional, fisik dan finansial. Penderitaan mereka tak mau ditunjukkan secara verbal kepada anaknya. Ini adalah bentuk real dari cinta agape. Ribuan tangisan, sakit hati, penderitaan mereka tanam di salah satu memori tersembunyi hidup mereka. Saya melihat senyuman tulus terpancar dari keriput tulang pipi mereka. Walaupun sinar mata mereka telah membohongi semesta.

Tersenyumlah walau dunia tak bersahabat. Persahabatan saya dan orangtua telah mengelaborasikan cinta philia dan agape. Dimana, saya meraba, melihat, mendengar, menangis dan berbicara atas dasar cinta philia kepada orangtua. Sementara, orangtua membalas dengan cinta agape.

Mesin waktu telah menemani pengembaraanku di tanah rantau. Cinta agape orangtuaku selalu memotivasiku. Saya mengambil jalan non mainstream untuk menciptakan masa depanku. Mengapa saya mengambil jalan non mainstream? Karena ego manusia abad 21 telah menciptakan lubang hitam antar manusia. Lubang hitam dalam pandanganku adalah sikap individualis. Kota Metropolitan telah melahirkan pribadi individualis. Manusia sudah teralienasi dari dirinya, sesamanya, lingkungan dan alamnya. Ke manakah kita harus mengadu dan membutuhkan bahu untuk bersandar? kalau bukan orangtua. Karena cinta agape orangtua hadir sepanjang masa. Walaupun di antara kita telah kehilangan salah satu orangtuanya ataupun yang sudah kehilangan semuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun