Mohon tunggu...
Fredric Chia
Fredric Chia Mohon Tunggu... Editor - Fredric Chia adalah praktisi Feng Shui, pembaca tarot, dan penulis budaya Tionghoa yang tinggal di Kalimantan. Dia melayani konsultasi Feng Shui dan Tarot online untuk orang yang penasaran secara spiritual. Sejak diluncurkan pada tahun 2016, Fredric telah membantu ratusan wanita dalam mengatasi ketakutan mereka dalam mengikuti impian mereka melalui konsultasi spiritual, berkat, dan layanan curhat.

Halo, saya Fredric! Saya seorang Praktisi Feng Shui, Tarot Reader, dan Chinese Cultural Writer yang saat ini menjelajahi dunia untuk menyebarkan kasih dan kebenaran! Saya menemukan apa yang telah saya lewatkan dalam hidup, apa yang bisa saya lakukan lebih baik, dan saya Senang berbagi rahasia saya dengan Anda.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Mahjong Masih Dianggap seperti Judi, Harapan Indonesia Menjadi Pemain Mahjong?

8 Agustus 2021   15:40 Diperbarui: 8 Agustus 2021   15:48 2855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mahjong | Foto : IDN Times

Mahjong adalah merupakan salah satu bentuk permainan leluhur yang berasal dari Tiongkok Kuno. Permainan ini menggunakan otak, strategi, ketangkasan, dan taktik yang istimewa dalam memainkannya.

Seperti Catur dan Bridge yang menggunakan otak, Mahjong adalah permainan yang menggunakan dan mengandalkan peluang, kecerdasan pikiran para pemainnya. Tidak banyak olah tubuh atau fisik yang digunakan dalam permainan ini, tetapi Mahjong memiliki banyak manfaat, terutama dalam ketajaman pikiran.

Mahjong memiliki sejarah panjang perjalanan untuk diakui sebagai olahraga permainan di dunia. Bahkan pada awal mulanya Mahjong bisa dikatakan sebagai bentuk permainan yang identik dengan judi. Anggapan atau kesan judi masih disematkan pada permainan ini dan menjadi salah satu kendala sulitnya regenerasi.

Masih ada persepsi di masyarakat bahwa Mahjong itu seperti bermain judi. permainan Mahjong juga masih kurang populer di masyarakat Indonesia jika dibandingkan dengan Malaysia, Singapura dan Filipina. Itulah mengapa regenerasi permainan Mahjong di Indonesia sangatlah sulit.

Jika kita lihat di Singapura, salah satu negara yang mendominasi etnis Tionghoa juga mengembangkan bibit-bibit permainan Mahjong dan juga mempunyai varian yang bernama Singaporean Mahjong.

Selain Singapura, Jepang juga mengembangkan permainan Mahjong yang disebut riichi, banyak atlet Jepang yang berlaga di meja hijau, Tidak peduli tua-muda, pria-wanita, cantik-tampan, senior-junior yang bertanding di liga, turnamen ataupun kejuaraan di acara TV. Tujuan untuk bermain Mahjong adalah menjunjung tinggi sportifitas, fair play dan kehormatan. 

Sehingga banyak channel TV dan berbagai dukungan sponsor yang turut mensukseskan pertandingan tersebut.

Pemain Cantik Jepang di M-League Mahjong | Dok. M-League
Pemain Cantik Jepang di M-League Mahjong | Dok. M-League

Ajang Tuurnamen Mahjong Jepang di M-League Mahjong | Dok. M-League
Ajang Tuurnamen Mahjong Jepang di M-League Mahjong | Dok. M-League
Bagaimana dengan Indonesia? Jika dilihat dari berdasarkan Etnis Tionghoa, Jumlah penduduk etnis Tonghoa di Indonesia berjumlah lebih dari 7,6 juta penduduk jika dibandingkan dengan Malaysia yang berjumlah 6,9 juta lebih dan juga Singapura yang berjumlah 2,5 juta lebih. Padahal etnis Tionghoa di Indonesia mempunyai potensi yang bagus untuk mengembangkan bibit-bibit permainan Mahjong asalkan ada dukungan, sarana fasilitas dan pembinaan latihan untuk atlet.

Jika dilihat dari sisi positif, permainan Mahjong ini memberikan peluang yang baik untuk bisa mengikuti ajang turnamen Mahjong khususnya melalui daring (online) atau dikenal sebagai E-Sport selama Pandemi COVID-19 dan juga sebagai dalam rangka sebuah proses pembinaan permainan Mahjong di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun