Mohon tunggu...
Frederick Latuconsina
Frederick Latuconsina Mohon Tunggu... Freelancer - Profil Pribadi

Proud Mollucan, Proud Indonesian

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pak, Jangan Hapus Maluku dari Peta Indonesia

8 Oktober 2019   12:01 Diperbarui: 8 Oktober 2019   12:24 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Dari ujung Halmahera
Sampai tenggara jau
katong samua basudara

satu nama satu gandong
satu suku maluku manise"

Butiran kata-kata diatas merupakan penggalan dari lagu Maluku Tanah Pusaka, lagu dari maluku yang sudah pasti jika dinyanyikan tidak asing ditelinga orang-orang Maluku diseluruh penjuru nusantara, bahkan bagi orang-orang yang bukan keturunan Maluku sekalipun.

Dalam lagu Maluku Tanah Pusaka menggambarkan luas dan indahnya gugusan kepulauan maluku yang membentang di sisi timur Indonesia dari Halmahera di utara hingga Kepulauan Aru di tenggara serta Kabupaten Maluku Barat Daya yang berbatasan dengan Timor Leste negara tetangga kita. Selain itu, tanah Maluku terkenal dengan penduduknya yang murah senyum, sehingga kata "manise" yang berarti alangkah manisnya disematkan dibelakang kata Ambon (Ibu Kota Maluku).

Akhir September lalu, tanah maluku diguncang gempa yang sangat dahsyat sebesar 6.8 SR, gempa tersebut meluluhlantakkan sebagian daratan maluku. Terlebih lagi gempa dirasakan sangat kuat di Kota Ambon, karena memang jarak pusat gempa cukup dekat yakni 42 km timur laut Kota Ambon dan dengan kedalaman yang "hanya" 10 km, mampu membuat panik seantero tanah pusaka ini. Tercatat gempa telah menelan sebanyak 38 korban jiwa, ratusan orang luka-luka, ribuan rumah rusak berat serta ribuan warga mengungsi

Hingga Senin (7/10) malam, telah tercatat juga sebanyak 1181 gempa susulan dari yang berskala ringan hingga menengah. Sebagai rakyat biasa, hal ini tentu menyisakan trauma bagi masyarakat luas. Ditambah lagi, beredarnya kabar kabar palsu atau hoax mengenai Tsunami dan gempa susulan yang bakal terjadi dan lebih dahsyat justru memperparah keadaan. Pengungsi bertambah banyak, ribuan pengungsi terus berdatangan akibat berita hoax tersebut sehingga pemerintah bekerja ekstra untuk menampung dan merawat para pengungsi.

Minggu lalu, menanggapi jumlah pengungsi yang kian membludak, Bapak Wiranto mengeluarkan pernyataan yang dinilai sebagian kelompok "menyakiti" hati rakyat Maluku manise. Sampai- sampai ada pernyataan sikap dari Badan Pengurus Pusat-Kerukunan Keluarga Besar Masyarakat Maluku (KKBMM) meminta untuk menghapus Tanah Maluku dari peta Indonesia. Waduh? bisa gawat ini e...

Permintaan penghapusan Maluku dari peta Indonesia rasanya sangat kurang tepat dalam pandangan kacamata orang Indonesia. Terlebih lagi sudah kita ketahui bahwa Maluku memiliki peran penting dalam sejarah panjang Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Menilik dari sejarah perjuangan rakyat Maluku, sudah sangat familiar betapa heroiknya Thomas Matulessy (kita kenal sebagai Kapiten Pattimura), Christina Martha Tiahahu putra putri asli Maluku yang rela mengorbankan nyawanya mengangkat senjata demi melawan penjajah Belanda kala itu, era pergerakan nasional yang melahirkan tokoh tokoh seperti Alexander Jacob Patty, G.A. Siwabessy, Johannes Leimena, Johannes Latuharhary, bahkan Maluku di era modern ini,  menjadi salah satu penyumbang bakat pemain sepak bola di Tim Nasional Indonesia seperti Ricardo Salampessy, Ramdani Lestaluhu, Alfin Tuasalamony  dan lain lain. 

Hal-hal tersebut merupakan bukti nyata bahwa tanah Maluku menjadi bagian penting dalam kemajemukan negri tercinta ini. Dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote negeri kita ini terbentang, memang terdapat banyak sekali perbedaan suku, agama, adat dll. Itu bukanlah menjadi penghalang bagi kita semua bersatu, justru hal ini menjadi kekayaan dan kekuatan kita semua, menjadikan Indonesia negara yang damai tanpa melihat darimana asalnya. 

Semboyan negara kita, Bhinneka Tunggal Ika, dengan tegas bahwa rakyat Indonesia (termasuk Maluku) memiliki banyak perbedaan namun, tetap satu di dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Niscaya Indonesia akan menjadi negara yang jaya dan disegani oleh bangsa-bangsa lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun