Mohon tunggu...
Freddy
Freddy Mohon Tunggu... Konsultan - Sales - Marketing - Operation

To complete tasks and working target perfectly. Leave path in a trail.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengukur Loyalitas Bekerja

28 Agustus 2019   22:34 Diperbarui: 1 September 2019   12:18 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi karyawan yg bersemangat (sumber : stocksnap/Pixabay)

Saya mengamati ada 2 konsep loyalitas yang berkembang di negara-negara di Barat dengan di Timur. Kalau kita melihat di perusahaan-perusahaan Jepang, memang benar loyalitas kerja diukur dari seberapa lama seseorang bekerja di suatu perusahaan.

Karyawan kutu loncat tidak akan laku di perusahaan-perusahaan Jepang. Sebaliknya di perusahaan-perusahaan negara barat, loyalitas karyawan diukur dari seberapa besar kontribusi yang diberikan karyawan kepada perusahaan. Ini sebabnya eksekutif di perusahaan-perusahaan Jepang di dominasi oleh karyawan senior.

Sebaliknya di negara-negara barat, kita banyak menemukan eksekutif perusahaan yang berusia lebih muda, karena mereka dinilai dari kontribusinya terhadap perusahaan, bukan berapa lamanya bekerja. (Tapi kembali ke perusahaan di Jepang, akhir-akhir ini saya menemukan ada beberapa eksekutif di perusahaan Jepang yang berpindah kerja ke perusahaan sejenis / pesaing. Nampaknya nilai-nilai loyalitas yang dianut di Jepang sudah mulai luntur juga. Konsep berapa lama bekerja mulai tergantikan dengan konsep berapa kontribusi kerja)

Bagaimana seharusnya hubungan pemilik perusahaan dengan karyawannya?

Kalau saya melihat hubungan antara pemilik perusahaan dengan karyawan lebih pada Konsep Manajemen. Bahwa seberapa hebatnya pun seorang pemilik perusahaan, ia tidak akan bisa mengerjakan semua pekerjaan sendiri. Oleh sebab itu muncul Konsep Manajemen, dan sesuai dengan pengertiannya, manajemen adalah seni dalam mencapai suatu tujuan melalui orang lain.

Dengan konsep manajemen ini, maka hubungan antara pemilik perusahaan dengan karyawan adalah hubungan 2 arah. Pemilik perusahaan membutuhkan karyawan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan, dan sebaliknya karyawan membutuhkan perusahaan serta memberikan jasanya kepada perusahaan dengan imbal balik berupa upah.

Sekarang kalau kita gali lebih lagi, apa sih yang menjadi tujuan perusahaan? Bukankah untuk maju, mengalami peningkatan, menguasai pasar, menjadi perusahaan pemenang, serta sudah pasti ujung-ujungnya adalah mendapatkan keuntungan bagi perusahaan?.

Kalau pemilik perusahaan setuju bahwa karyawan dibutuhkan untuk membantu meningkatkan kinerja, bukankah sebenarnya yang harusnya dicari oleh pemilik perusahaan adalah karyawan yang memiliki catatan prestasi kerja, dengan mengesampingkan lamanya karyawan tersebut bekerja di perusahaan sebelumnya?

Memang idealnya mendapatkan karyawan yg berprestasi sekaligus lama bekerja di suatu perusahaan, tapi sebenarnya antara prestasi kerja dengan lama bekerja adalah 2 hal yang berbeda.

Prestasi kerja tergantung dari kemampuan dan kapabilitas pribadi dari karyawan tersebut.  Sebaliknya lama atau tidaknya seorang karyawan bekerja, tidak tergantung pada diri karyawan itu sendiri, melainkan tergantung pada hubungan timbal balik antara karyawan dengan pemilik perusahaan. Lihat kembali quotes saya diatas : LOYALTY IS RETURNED (NOT EARNED, APPRICIATED OR GAINED).

Karyawan dengan prestasi kerja namun tidak dihargai dengan baik, pasti akan keluar. Karyawan dengan prestasi kerja yang baik namun lingkungan bekerjanya penuh dengan intrik politik, pasti keluar. Karyawan dengan prestasi baik namun kerap diperlakukan tidak baik, pasti keluar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun