Mohon tunggu...
BW
BW Mohon Tunggu... Freelancer - Design Art

Design Art

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Senja Mulai Menyapa

23 Mei 2019   18:12 Diperbarui: 23 Mei 2019   18:38 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati indahnya senja Ibu Kota/dokpri

Tanpa kita sadari, sore hari merupakan waktu yang tepat untuk kita bercerita, mengenang, dan bersyukur. Entah mengapa saya harus katakan seperti itu. Namun pada dasarnya matahari selalu indah saat hendak kembali ke pangkuannya.

Ada begitu banyak hal yang dapat kita rasakan dikala senja mulai menyapa. Kita akan kembali mengenang masa kecil kita yang bahagia. Kita akan bercerita tentang masa-masa bahagia itu yang sering kali membuat kita berpikir "pantang pulang sebelum petang". Bahkan kita juga akan mengenang pula masa-masa pahit yang pernah kita alami di waktu lampau.

Yang menarik dari senja adalah keindahan saat kita memandangnya. Seketika, kita dapat melakukan apa saja kala kita menikmati indahnya senja itu. Tanpa kita sadari, kita dapat merangkai berbagai untaian kata yang begitu indah dan romantis bagaikan senja yang kita pandangi saat itu. Perlu kita ketahui, senja merupakan salah satu ide bagi para penulis dan musisi untuk menemukan berbagai  kalimat-kalimat puitis dan lirik-lirik lagunya.

Senja adalah waktu yang dinantikan oleh semua manusia di dunia. Semua orang menantikan senja untuk secara bersama menenggelamkan bebannya. Melepaskan segala asa dan hiruk pikuk yang dirasakannya.
Senja juga merupakan waktu yang tepat untuk kita merenungkan diri.

Dikala senja mulai menyapa, memang ada begitu banyak hal yang dapat kita lakukan. Salah satunya adalah mengevaluasi diri. Senja mengingatkan kembali apa yang telah kita lakukan di hari-hari sebelumnya. Entah itu sesuatu yang baik ataupun sesuatu yang buruk. Entah itu keluh kesa ataupun rasa syukur. Semuanya pasti akan kita luapkan di saat senja itu datang.

Terkadang, tanpa kita sadari, kita akan membandingkan kehidupan kita dengan keindahan yang kita nikmati saat itu. Kita akan selalau bertanya Mengapa senja begitu indah? Mengapa hidup kita tak seindah senja? Mengapa hidup kita selalu penuh dengan beban, selalu dipersalahkan oleh dunia? Tapi harus kita ketahui, itulah yang namanya hidup. Itulah yang namanya dunia.

Semuanya harus diawali dengan rasa susah. Semuanya harus diawali dengan sesuatu yang tidak mudah untuk kita jalani. Kita selalu terlihat salah di mata semua orang. Sama halnya juga dengan senja. Sebelum senja itu menyapa kita, ia harus melewati semua prosesnya. Ia harus menjadi mentari pagi, ia harus berani untuk menjadi mentari siang yang begitu terik panasnya.

Namun tenanglah karena semuanya akan indah pada waktunya. Kini mentari perlahan mulai pulang ke pangkuannya. Perlahan-lahan ia akan menghilang dan akan menjadi malam yang begitu gelap. Harusnya kita juga mulai sadar dan bersyukur bahwa segala beban yang kita pikul hari ini perlahan-lahan juga akan mulai menghilang bersama senja itu. Kita harus tetap bersyukur atas apa yang terjadi hari ini.

Jangan jadikan kesalahan hari ini ataupun beban yang kita pikul selama ini sebagai tolak ukur untuk menatap hari esok. Tataplah hari esok mu itu dengan hati yang tenang. Mulailah membuka suatu lembaran yang baru dan bersih untuk melukiskan indahnya hari esok. Karena esok pasti akan lebih indah dari hari ini. (F.X.W)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun