Mohon tunggu...
Ando Sitopu
Ando Sitopu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kuda Merah dan Kuda Kuning Tombak Penolakan Hukum

16 November 2017   07:59 Diperbarui: 16 November 2017   08:52 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.shutterstock.com/search/abstract+decorative+frame+horse

Ada sebuah negara yang terletak di bagian tengah dunia. Nama negara tersebut adalah Nagor. Negara tersebut termasuk salah satu negara yang terluas di bumi dan sangat kaya dengan sumber daya alamnya. 

Negara tersebut dipimpin oleh seorang pemimpin kepala negara dan seorang kepala wakil rakyat. Keduanya dipilih oleh rakyat melalui sebuah kuda pengantar. Kuda pengantar tersebut sangat berperan penting untuk mencalon kepala negara dan wakil rakyat. Mustahil bagi seseorang sampai ke istana tanpa kuda pengantar tersebut. 

Dahulu kala sang pemimpin tersebut diantar oleh kuda merah sementara kepala wakil rakyat tersebut dengan kuda kuning. Pada kepemimpinan sang pemimpin tersebut entah mengapa segala kebijakannya ditantang oleh pengasuh kuda merah tersebut sehingga kuda kuning memanfaatkan kesempatan tersebut. Sang kuda kuning tersebutpun selalu membela pemimpin tersebut dan berjanji akan menolong mengantarkan pemimpin tersebut ke pemilihan berikutnya apabila tidak ada satupun kuda yang lain yang ingin mengantarkannya nanti.

Namun, pada suatu hari tiba-tiba kepala wakil rakyat terjerat kasus hukum. Walaupun belum sepenuhnya belum dijatuhi hukuman namun ia bersikeras untuk menolak diperiksa. Ia selalu memaksakan diri apabila diperiksa harus menggunakan perintah dari pemimpin. Oleh karena kasus tersebut suasana negera nagor menjadi ricuh tak karuan namun sang pemimpin bersikeras hati juga untuk diam diri. Ia tahu dan menyadari bahwa satu-satunya kuda yang mengantarkannya nanti hanyalah kuda kuning yang pemiliknya adalah kepala wakil rakyat tersebut. Sang pemimpin selalu pura-pura tidak tahu dan tidak menanggapi suasa negara tersebut. Sang pemimpin tersebut masih haus dengan kekuasaan dan membodohi rakyat dan negaranya. Banyak para ahli memikirkan hal tersebut namun tidak ada satupun berhasil sehingga karena satu kuda tersebut negara nagorpun menjadi hancur dan lebur oleh negara lain.

Terima kasih.

Gunakann logika dalam artikel ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun