Dalam perjalanan hidup, sering kita melihat ke belakang, mencoba memahami masa lalu, mencari pelajaran dari pengalaman yang telah terjadi. Sering kali, kita terjebak dalam nostalgia atau evaluasi masa lalu dengan harapan bisa menemukan jawaban untuk masa depan. Padahal, hindsight---pemahaman setelah kejadian terjadi---itu seperti kaca spion dalam mobil. Berguna? Tentu. Tapi kalau terlalu fokus ke sana, kita justru kehilangan kendali atas jalan di depan. Seberapa sering kita benar-benar fokus pada masa depan? Inilah esensi dari foresight---kemampuan untuk memandang jauh ke depan, merancang strategi, dan menentukan arah menuju cita-cita besar kita. Saya sedang belajar foresight untuk auditor. filosopi foresight memang membuka mata (dan hati), pentingnya masa lalu, masa now, namun lebih penting lagi masa future (the big dream/the vision)
Bayangkan sebuah mobil yang melaju di jalan raya. Hindsight itu seperti kaca spion: ada tiga buah---kiri, kanan, dan tengah---namun semuanya kecil jika dibandingkan dengan kaca depan yang luas. Kaca spion membantu kita melihat ke belakang, memastikan kita belajar dari apa yang telah terjadi, tetapi tidak boleh menjadi fokus utama saat berkendara. Jika terlalu lama menatap kaca spion, kita bisa kehilangan kendali dan bahkan mengalami kecelakaan.
Sebaliknya, insight adalah gambaran kondisi sekitar. Seperti saat kita mengemudi, insight memberi kita informasi tentang jalanan, cuaca, dan kondisi mesin mobil. Dengan insight, kita bisa memahami tren: apakah jalanan menanjak dan membutuhkan energi lebih banyak, ataukah jalan rusak dan membutuhkan kewaspadaan ekstra? Insight membantu kita membaca situasi dan menyesuaikan langkah.
Butuh Peta untuk Navigator Big DreamÂ
Kita tidak bisa menyetir mobil dengan hanya melihat ke kaca spion. Begitu juga dalam strategi dan pengambilan keputusan. Masa lalu memberi kita pelajaran, tetapi bukan berarti jalur masa depan harus mengikuti pola yang sama. Coba bayangkan, jika perusahaan teknologi hanya melihat ke belakang, mereka akan tetap bertahan dengan model bisnis lama dan akhirnya tertinggal. Mereka yang berhasil adalah yang berani memproyeksikan masa depan dan beradaptasi.
Disinilah, foresight jadi krusial. Foresight ibarat peta perjalanan dan strategi navigasi. Ia memberi kita gambaran tentang tujuan akhir, jalan terbaik yang bisa ditempuh, serta rintangan yang mungkin dihadapi. Dengan foresight, kita tidak hanya sekadar bereaksi terhadap apa yang ada di depan mata, tetapi juga proaktif dalam menentukan strategi agar lebih fokus dan optimal dalam mencapai tujuan besar kita.
Sebagai auditor yang belajar foresight, kita tidak hanya bertugas untuk menilai masa lalu atau sekadar memahami kondisi saat ini, tetapi juga membantu organisasi dan pemangku kepentingan melihat ke depan. Dengan foresight, kita membangun roadmap yang membawa perubahan berkelanjutan, mendorong inovasi, dan menciptakan masa depan yang lebih baik.
Foresight dan Kendalikan Setir
Jadi, jangan terjebak hanya dalam kaca spion masa lalu. Masa lalu adalah alat bantu, bukan arah utama. Hindsight bisa memberi pelajaran, gunakan insight sebagai tanda dan trend dengan bijak, tapi foresight yang membawa perubahan dan menjadi kompas utama dalam perjalanan menuju impian besar. Masa depan ada di depan---dan itu adalah tempat yang paling penting untuk kita tuju. Strategi, inovasi, dan pertumbuhan hanya bisa terjadi kalau kita melihat ke depan. Gunakan kaca spion seperlunya, tapi tetap fokus ke jalan di depan. Karena kalau tidak, kita hanya akan terus berputar di tempat, bukan melaju ke masa depan. Kalo pemotor si... ada juga yang berani gak pakai spion. Nah, gimana kalo kamu?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI