Mohon tunggu...
fivi erviyanti
fivi erviyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota 19 Universitas Jember

191910501051- S1 PWK Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Money

Tidak Semua Eksternalitas itu Negatif

23 Maret 2020   21:05 Diperbarui: 23 Maret 2020   21:10 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Di kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah ekonomi. Ekonomi sendiri dapat diartikan sebagai suatu ilmu sosial yang terkait dengan kegiatan manusia sehubungan dengan proses produksi, distribusi, dan konsumsi barang untuk memenuhi kebutuhannya. Di dalam ekonomi, terdapat prinsip dasar yang menjadi pegangan para pelaku ekonomi, yaitu  pengeluaran seminimal mungkin untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin. Hal tersebut menunjukkan bagaimana idealis ilmu ekonomi untuk mendapatkan profit dan mengalokasikan sumber daya yang ada secara efisien. Namun nyatanya, dalam ekonomi dapat terjadi dinamika ketidakstabilan serta dampak yang komperehensif yang menyebabkan gagalnya suatu pasar. Salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan-perubahan tersebut ialah adanya eksternalitas yang menyertainya.

Sebelum membahas lebih lanjut, kita perlu mengetahui apa definisi dari eksternalitas itu. Ada banyak ahli ekonomi yang mengartikan eksternalitas. Menurut Khusaini (2006:7), secara umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas adalah dampak tindakan seseorang atau suatu pihak terhadap kesejahteraan atau kondisi orang atau pihak lain. Sementara menurut Walter Nicholsaon yang diterjemahkan oleh Deliarnov (1999:609), suatu eksternalitas terjadi bila aktivitas ekonomi seseorang yang membawa dampak bagi keadaan ekonomi orang lain tidak direfleksikan dalam operasi pasar. Dapat disimpulkan bahwa eksternalitas merupakan sebuah efek samping atau dampak yang diterima oleh suatu pihak di luar mekanisme pasar karena adanya kegiatan ekonomi. Eksternalitas dapat timbul bila seseorang/kelompok melakukan tindakan yang berdampak pada orang lain, tetapi tidak juga dilakukan kompensasi oleh pelaku selaku pengambil tindakan tersebut. Oleh karena itu hal ini disebut eksternal, sebab biaya kompensasi ada di luar mekanisme pasar dan biasanya tidak bisa dimasukkan ke penentuan harga barang yang diproduksi.

Eksternalitas umumnya dibedakan menjadi dua jenis, antara lain eksternalitas negatif dan eksternalitas positif. Eksternalitas negatif dapat dirasakan ketika suatu aktivitas ekonomi menimbulkan kerugian, baik berupa materi maupun moril, yang berskala kecil maupun besar. Sebaliknya, dampak positif yang dihasilkan dari eksternalitas dapat terjadi apabila efek samping suatu kegiatan ekonomi mampu memberikan manfaat kepada orang lain.

Di banyak kasus, seringkali kita jumpai suatu kegiatan ekonomi menimbulkan dampak negatif. Contoh yang paling mudah ditemui ialah adanya limbah yang dihasilkan dari proses produksi suatu pabrik. Limbah adalah hal kerap merugikan berbagai pihak, baik masyarakat maupun lingkungan. Oleh karenanya, limbah disebut sebagai biaya yang harus ditanggung masyarakat, disamping biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli barang itu. Harga barang tersebut belum termasuk biaya sosial yang timbul akibat limbah. Jika biaya sosial ini dimasukkan ke perhitungan perusahaan, maka harga barang itu bisa meningkat dari sebelumnya. Seperti di daerah saya, contohnya. Keberadaan pabrik tahu yang berada di dekat permukiman sempat meresahkan warga sekitar. Pasalnya, pabrik tahu tersebut membuang limbahnya di sungai. Akibatnya, limbah membentuk sedimen di sungai dan mengancam ekosistem sungai tersebut. Selain itu, limbah yang dihasilkan juga menimbulkan bau busuk yang mengganggu kegiatan belajar pelajar SMP yang kebetulan bangunannya tepat didekat sungai dan juga mengganggu orang saat melintasi sungai tersebut.

Memang eksternalitas negatif seringkali muncul dalam aktivitas ekonomi, namun tidak semua eksternalitas itu negatif. Salah satu eksternalitas positif yang timbul dengan adanya kegiatan industri atau pabrik yaitu dapat membuka lapangan pekerjaan baru. Contohnya saja dengan adanya pabrik rokok Gudang Baru di kampung saya. Pabrik ini sudah lama berdiri, dan keberadaanya sudah menjadi salah satu mata pencaharian utama para wanita di kampung saya, tepatnya yaitu Desa Bangsri, dan sekitarnya. Pabrik tersebut juga turut mendorong terciptanya kegiatan ekonomi bagi masyarakat, diantaranya warung makan, kedai kopi, kos/kontrakan, dan diadakannya pasar kamis, yaitu pasar yang muncul setiap Hari Kamis saat para karyawan pabrik rokok menerima gaji mingguannya. hal tersebut tentu ikut memberi dampak positif bagi para  pedagang kecil.

Lalu contoh konret yang dapat kita lihat di zaman yang serba digital ini yaitu produk smartphone. Pabrik smartphone mampu memunculkan eksternalitas positif yang sangat luas terhadap banyak pihak. Dampak positif yang paling banyak merasakan yaitu masyarakat sendiri selaku konsumen. Keberadaan smartphone kini semakin memudahkan manusia tidak hanya dalam berkomunikasi, namun juga dalam memperoleh pengetahuan dan bermobilitas. Dalam kegiatan belajar saja, saat ini siswa mengandalkan internet sebagai salah satu media belajarnya. Bahkan pemerintah mulai mengusungkan program ujian berbasis android kepada pelajar Indonesia demi meningkatkan keefektifan dan keefisienan pelaksanaan ujian, dilihat dari maraknya penggunaan smartphone oleh remaja. Selain itu, pemerintah juga tidak perlu mengakomodasikan komputer sebagai fasilitas penunjang. Melalui keuntungan yang tidak disengaja ini, pemerintah tidak perlu membayar biaya kompensasi kepada produsen smartphone selaku penyedia produk.

Penggunaan smartphone juga mendorong perkembangan aplikasi-aplikasi penyedian layanan seperti Gojek dan Grab, maupun e-commerce. Pembayaran tidak perlu lagi menggunakan sistem uang cash, melainkan melakukan metode pembayaran dengan teknologi e-banking dan ovo sehingga tidak perlu repot menggunakan uang kertas lagi atau cashless. Aktivitas tersebut secara signifikan akan membantu perputaran uang di masyarakat menjadi lebih cepat.

Sebagai pengguna smartphone, tentu saja listrik dibutuhkan untuk mengisi daya baterai. Hal ini dilakukan secara terus menerus setiap hari dan secara signifikan, fenomena ini meningkatkan kebutuhan listrik yang pada akhirnya juga memberikan keuntungan bagi PLN sebagai penyedia listrik di Indonesia dalam jumlah besar. Selain listrik, kita juga membutuhkan pulsa, data internet, ataupun WiFi. Semakin banyak pengguna smartphone, maka semakin banyak permintaan terhadap pihak penyedia layanan telekomunikasi dan internet. Apalagi saat ini hampir semua aplikasi di smartphone berbasis online.

Dari beberapa contoh yang sudah disebutkan, dapat difahami secara jelas bagaimana proses terjadinya eksternalitas dari kegiatan ekonomi. Dan dari contoh-contoh tersebut, tidak semua menimbulkan eksternalitas negatif kepada kita, ada juga yang memberi dampak positif bagi masyarakat.   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun