Mohon tunggu...
Fivi ervi
Fivi ervi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa perencanaan wilayah dan kota UNEJ 2019

191910501051

Selanjutnya

Tutup

Money

Berwisata ala Wisatawan Millenial

29 Oktober 2019   20:36 Diperbarui: 29 Oktober 2019   20:52 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Indonesia, merupakan salah satu negeri yang tersohor dengan keindahan alamnya yang mampu memikat wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Mulai dari eksotika sunset pantai Kuta di Bali,  laut terdalam Bunaken dengan segala penghuninya yang alami, hingga puncak tertinggi Gunung Mahameru yang sejuk, tak pernah gagal menjadi magnet bagi mereka yang penat dengan  rutinitas kehidupan sehari-hari. Dan tak dapat dipungkiri, perkembangan pariwisata di Indonesia kini sedang gencar-gencarnya untuk dikembangkan. Tak hanya dari sektor wisata alam, namun juga pariwisata dengan wahana buatan.

Dalam era digital ini, pengenalan wisata potensi daerah maupun objek wisata baru tak hanya dilakukan lewat media cetak dan televisi, namun juga melalui internet dan media sosial.

Orang berbondong-bondong mengunggah foto dan video yang dianggap menjadi tren wisata masa kini melalui instagram, facebook, dan youtube. Dari mengunjungi suatu tempat wisata, wisatawan milenial dapat menemukan tempat yang aesthetic untuk berfoto, membuat konten yang menarik, maupun untuk sekedar eksis di dunia maya. Orang- orang cenderung percaya pada review dan cerita pengalaman yang telah pergi ke suatu tempat wisata.

Kemudian, kini muncul berbagai  selebgram dan youtuber traveller yang membuat vlog maupun memposting tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi. Mereka menjadi kiblat bagi mereka yang mencari destinasi wisata unik, gemar berpetualang, dan belum tereksplore oleh orang banyak. Dari internet dan media sosial orang dapat mengetahui info mengenai harga, transportasi, makanan, dan fasilitas apa saja yang ada di destinasi wisata yang diinginkan.

Terkadang, berkat unggahan seseorang di internet juga yang membuat suatu destinasi wisata menjadi viral dan menyebabkan orang penasaran ingin melihatnya. Demi memenuhi keinginannya pula, orang terkadang rela menempuh jarak yang jauh meskipun membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Mereka akan memiliki kepuasan sendiri jika telah berdiri melihat  langsung di tempat tersebut.

Tak hanya orang dewasa, akhir-akhir ini hobi travelling kini booming di kalangan generasi milenial. Selain menjadi konsumen, generasi milenial juga turut menjadi roda penggerak dalam perkembangan sektor pariwisata di Indonesia. Demi memenuhi galeri HP dengan foto yang cantik untuk diunggah di instagram maupun instastory, remaja kini rela menyisihkan uang sakunya demi mendapat tiket ke tujuan wisata.

Perkembangan teknologi dan fenomena wisatawan milenial ini tentu bisa dimanfaatkan untuk mengenalkan potensi pariwisata di Indonesia, sekaligus mengangkat perekonomian masyarakat dan daerah.

Dengan memposting foto saat event atau festival berbalut promosi wisata daerah misalnya. Dengan membuat tagar (hashtag), orang akan dengan mudah mengetahui tempat wisata tersebut dan meningkatkan jumlah pengunjung. Pengenalan potensi yang ada juga dapat dilakukan lewat media poster bertema wisata daerah tersebut.

Pengguna sosmed yang aktif, terutama para remaja yang ingin mendapat pengakuan, seringkali cenderung mencari suatu destinasi wisata yang autentik, unik, dan berbeda dari yang lain. Kondisi ini dapat menjadi ide untuk mengembangkan suatu kawasan biasa menjadi tempat wisata yang menarik. Misalnya dengan menambah spot foto, menyediakan sepeda hias untuk berkeliling, membuat rumah kayu, dan lain-lain.

Dengan ide yang inovatif, lingkungan yang kumuh bahkan dapat diubah menjadi tempat yang instagrammable. Contohnya kampung warna-warni Jodipan di Malang, Jawa Timur yang pernah popular karena keunikannya. Berkat ide yang kreatif, tempat wisata tersebut setelah disulap sedemikian rupa, kini dapat memberdayakan perekonomian warga setempat.

Hanya dengan berjualan makanan maupun kerajinan tangan, warga yang bermukim disana dapat memperoleh penghasilan. Selain itu, dari turis yang datang dari berbagai belahan dunia, juga dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha penginapan kecil-kecilan maupun perhotelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun