Mohon tunggu...
dafit
dafit Mohon Tunggu... Freelancer - manusia

Hutan, gunung, sawah, lautan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Katanya Mantan, Kok Masih Ada Perasaan?

26 Mei 2023   12:00 Diperbarui: 31 Mei 2023   19:07 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pixabay.com/Luxstorm

Ada rasa gelisah dan keinginan yang begitu kuat dalam hati. Ini adalah cerita tentang keinginanku yang tak terpadamkan, untuk mengungkapkan perasaanku kepada seseorang dari masa lalu. Seseorang yang hadir dalam ingatanku seperti bayangan yang tak pernah pudar.

Mengingat kembali masa itu, aku terhanyut dalam kenangan-kenangan manis kami saat itu. Senyumnya yang memikat, caranya yang ramah, dan mata indahnya yang menghanyutkan masih membekas jelas dalam benakku. Namun, pada saat itu, aku tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaanku. Aku terperangkap dalam lingkaran ketidakpastian dan takut akan penolakan.

Hari demi hari berlalu, dan kesempatan untuk mengungkapkan perasaanku semakin jauh menghilang. Aku melihatnya mulai menjauh, dan sesekali tampak berinteraksi dengan orang lain. Kudapati diriku merasa tak nyaman, dan tak suka dengan apa yang ku lihat. Aku merindukan momen yang tak terulang, momen yang hanya akan menjadi kenangan pahit dalam hidupku.

Namun, ada bagian dalam diriku yang masih berharap. Bagian itu masih memendam keinginan yang tak pernah pudar untuk mengungkapkan perasaanku. Aku ingin memberikan diriku kesempatan untuk mengatakan apa yang selama ini terpendam dalam hatiku. Aku siap bertaruh lagi, bahkan jika itu berarti harus menghadapi kemungkinan terburuknya, penolakan.

Aku tahu bahwa mengungkapkan perasaan tidak menyertakan garansi bahwa semuanya akan berjalan sesuai harapan. Aku mungkin akan menghadapi penolakan atau ketidakpastian. Tapi jika aku tidak mencoba, aku akan selalu bertanya-tanya "apa yang bisa terjadi?" dan merasa menyesal karena tak pernah mencoba.

Mungkin, ini adalah saatnya aku mengambil sikap. Aku ingin menghilangkan beban yang kurasakan dalam hati dan memberi diriku kesempatan untuk menjalani hidup dengan kejujuran dan keberanian. Aku ingin tahu apakah perasaanku diterima dengan hangat atau ditolak dingin. Aku ingin berani mencari jawaban dan menyelesaikan babak yang belum terselesaikan dalam hidupku.

Atau tak usah sama sekali aku ungkapkan. Membiarkannya jadi misteri tak terungkapkan. Aku tahu ini tidak akan mudah, tapi aku juga tahu bahwa tidak ada kehidupan yang bebas dari risiko. Kesempatan itu harus aku berikan kepada diriku, meskipun itu berarti harus melepaskan harapan yang telah kurasakan selama ini. Aku ingin mengejar kebahagiaan di tengah belenggu keraguan.

Mungkin satu hari nanti, aku akan menemukan keleluasaan dalam mengungkapkan isi hati. Atau mungkin, aku akan belajar menerima bahwa hidup terkadang membawa kita ke arah yang berbeda, dan bahwa cerita kami mungkin hanya akan menjadi kenangan indah di masa lalu. Tetapi aku tahu bahwa tak peduli apa yang terjadi, aku harus berani berjuang dan berani mengungkapkan perasaan ini. Tapi, dan sekali lagi tapi. Selalu menjamur sejuta pertimbangan, yang selalu jadi benalu dalam mengambil keputusan.

Saat ini, aku hanya akan menghargai setiap momen yang telah kami lewati bersama, bahkan jika itu hanya menjadi memori di masa lalu. Aku akan mengubah keinginan ini menjadi kekuatan yang mendorongku untuk tumbuh dan berkembang. Aku akan mengambil pelajaran berharga dalam pengalaman ini, dan melangkah maju dengan rasa syukur dan penghargaan.

Namun, ada bagian dalam diriku yang masih ragu. Ada ketakutan bahwa mengungkapkan perasaanku akan merusak kedekatan kami yang mulai terajut kembali. Aku tidak ingin kehilangan dia sepenuhnya, untuk ke sekian kali. Aku bimbang antara mengungkapkan atau memendamnya dalam-dalam. Atau aku coba selundupkan perasaan ini sedikit demi sedikit, agar dia mengerti dengan sendirinya. Entahlah!

Mungkin ini adalah saatnya aku mencari keberanian di dalam diriku. Mungkin ini adalah saatnya aku menerima bahwa hidup terkadang membutuhkan langkah yang berani dan tegas. Aku harus mengatasi keraguan dan ketakutanku, dan mengungkapkan apa yang selama ini kurasakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun