Mohon tunggu...
Fitria Ningsih
Fitria Ningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Diary

Anak ke-2 Ku yang Sulit Membaca karena Tidak Bisa Membedakan Huruf

29 November 2022   16:00 Diperbarui: 29 November 2022   16:01 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Mataram, tepatnya satu tahun yang lalu Ketika anak ke-2 ku saya panggil disini dengan Tara' Tara akan naik ke kls 3 SD dimana seusia itu kakak nya anak pertamaku sudah pintar dalam membaca, baca buku dan AL-QURAN dan Tara masih Iqro 1, dimana si Tara masih tertatih-tatih dalam membaca, baik baca buku maupun membaca Iqro nya, sedih ya sudah pasti sedih yang saya rasakan dimana anak pertama saya dengan mudah saya mengajarkanya ini itu dan dengan cepat dia pahami dan mengerti akan tetapi kesedihan yang saya rasakan tidak sebanding dengan kesedihan yang Tara rasakan, malam Tara menangis  dan bertanya kepada saya kenapa adik nggak bisa baca dan pintar mengaji seperti kaka? pertanyaan itu tentu sangat sulit bisa saya jawab terlepas dari kurang pahamnya saya dengan dunia Pendidikan atau cara mengajar anak yang baik tanpa membuatnya merasa memiliki kekurangan, saya hanya bisa bilang Tara pintar kok tapi harus lebih rajin belajar nggih biar bisa pintar membaca dan mengaji seperti kaka, karna Allah akan membantu orang-orang yang mau berusaha jadi Tara harus berusaha dengan rajin belajar agar Allah memabantu Tara, hanya kata itu yang bisa saya ucapkan untuk membuatnya lebih tenang.

Terlepas dari kekurangannya membedakan huruf-huruf yang serupa dan bacaan-bacaan yang hampir sama penyebutanya dalam membaca buku dan membaca Iqro, Tara memiliki kelebihan dalam pelajaran berhitung dia sangat cepat dalam penjumlahan dan pengurangan, Tara lebih cepat faham dalam pelajaran ini dan Tara juga lebih senang menhabiskan waktunya untuk menggambar, mungkin karena kesulitannya dalam membedakan huruf-huruf yang serupa ini membuatnya sedikit malas dalam belajar membaca dan menulis sehingga di hanya mau menghabiskan waktunya untuk menggambar dan menulis angka-angka. Dua minggu sebelum pengambilan raport di sekolahnya saya di panggil untuk menghadap wali kelas Tara dan maksudnya saya sudah tahu pasti karena kesulitan anak saya dalam belajar, wali kelasnya menjelaskan bahwa anak saya hanya sulit dalam membedakan huruf-huruf yang memiliki pengucapan dan bentuk yang sama  terutama huruf b dan d , waktu itu baru saya pahami  ternyata ini penyebabnya yang membuat Tara tidak bisa membaca dengan lancar, dan guru tersebut menyarankan saya agar lebih memperhatikan waktu  Ketika anak saya sedang belajar membaca dan menulis" mungkin waktu libur nanti ibu bisa lebih mengajarkan Ananda untuk lebih mengenal huruf b dan d dengan cara memintanya menulis huruf b satu minggu dan huruf d satu minggu (huruf kecil) dan minggu ke tiga ibu coba memintanya menulis hurf b dan d secara selang seling" itu solusi gurunya pada waktu itu. 

Alhamdulillah pas pembagian raport anak saya diberikan kesempatan untuk naik ke kelas tiga, saya sangat bersyukur sekali anak saya diberikkan kesempatan itu dengan kesulitan yang anak saya hadapi saya jadi lebih rajin mengajaknya belajar membaca dan menulis membuat huruf-huruf b dan d dengan cara menggambar karna kebetulan dia senang menggambar, karena itu saya lebih mudah mengajarkanya untuk mengingat bentuk huruf b dan d itu seperti apa dan bagaiman cara menulisnya hal itu saya lakukan kurang lebih dua bulanan dan alhamdulilah membuahkan hasil yang membuat saya dan anak saya bahagia dia bisa membaca dengan baik walaupun belum fasih seperti kakanya tapi dia sangat senang bisa seperti teman-temannya di kelas yang sudah lebih fasih membaca.

Kekurangan anak saya ini mengajarkan saya bahwa tidak ada anak yang bodoh selama kita sebagai orang terdekatnya tidak membanding-bandingkan kepintaran yang dimiliknya dengan kepintaran yang dimiliki orang lain,  karena masing- masing anak   memiliki kepintaran dan kemampuan yang berbeda beda, untuk itu kita perlu tetap mendukung dan merangkulnya dan memberikannya motifasi agar dia mau berkembang sesuai kepribadiannya tanpa harus memaksakan kehendak kita sebagai orang tua dan sebagai pendidik, seperti di teori humanistic yang pernah saya pelajari memanusiakan manusia itu juga bisa membantu dalam mengembangkan rasa percaya diri anak yang merasa dirinya berbeda dari teman-teman sekitarnya hanya karena kesulitanya dalam belajar sepaerti yang anak saya rasakan.

 Dan semoga untuk kedepanya anak saya bisa lebih giat dan rajin agar permasalahan-permasalahan yang ia hadapi dalam pembelajarannya bisa ia hadapi dengan mudah,  dan Allhamdulillah sekarang anak saya sudah Iqro empat, itu kemajuan yang sangat laur biasa bagi say aitu karan ketekunan dan kemauannya dalam belajar, dan saya  berterimakasih juga kepada guru-guru anak- anak saya yang sudah dengan sabar dan ikhlas membimbing anak-anak saya semoga Allah memudahkan jalan kalian dalam mendidik dan mengajar anak-anak penerus bangsa, dan hal ini lah yang menuntun hati saya untuk melanjutkan Pendidikan saya agar bisa menjadi seorang pendidik atau pengajar yang bisa memahami dan mengerti kesulitan-kesulitan yang sering dihadapi oleh anak-anak lainnya agar saya bisa membantu dan memberikan ilmu yang bermanfaat untuk anak-anak penerus bangsa dan menjadi pribadi yang lebih sabar dan ikhlas dalam mendidik anak-anak saya sebagai seorang ibu khususnya dan guru pada umumnya, semoga Allah selalu mudahkan jalan kita untuk jadi guru yang cerdas,sabar dan ikhlas serta berakhlak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun