Mohon tunggu...
Fitriah Junita
Fitriah Junita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Blogger

Go on and inspire others.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ramadan Hampir Usai, Amalmu Jangan!

12 Mei 2021   21:15 Diperbarui: 12 Mei 2021   21:19 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Tidak terasa, Ramadan hampir mendekati penghujung. Bedanya, sudah dua tahun kita mengalami episode Ramadan tanpa hiruk-pikuk suasana mudik yang biasanya disiarkan di stasiun televisi. Berjumpa dengan sanak keluarga terpaksa harus ditunda sebab pandemi yang belum berakhir. Suasana yang tidak dapat diduga, tapi pada akhirnya terjadi jua. 

Namun, kita tidak berhenti hanya ingin membicarakan mudik, pakaian baru, atau kue-kue kering yang mulai ditata di meja tamu. Ada hal penting yang ingin digarisbawahi di sini : AMALAN. Selama Ramadan ini, pastinya banyak amalan yang kita kerjakan mengingat pahala yang diberikan berkali lipatnya. Sebelas bulan bergelut dengan aktivitas dunia, Ramadan menjadi momen yang tepat untuk lebih fokus pada amal ibadah yang sebelumnya tak bisa dikerjakan dengan leluasa.

Kita dapati banyak konten yang menyajikan tabel khatam al-Quran, toko yang menjual jurnal harian Ramadan, kiat sukses Ramadan pun tak kelewatan. Betapa Ramadan menjadi peristiwa yang bukan hanya sebatas puasa lalu berlebaran, tapi juga kesempatan untuk memperbaiki kualitas amal. Terlebih ketika menjejaki sepuluh hari terakhir, kita rela mengurangi jam tidur kita untuk lebih memperbanyak sekaligus memperindah amalan. Tidak hanya sekedar amal ibadah yang bentuknya ritual, tapi banyak bentuk. Ada majelis ilmu yang disiarkan lewat kanal Youtube atau link tertentu, kelas pengembangan diri, juga sekolah/kuliah.

Mendekati akhir bulan ini bukan berarti hanya sebatas mengekspresikannya dengan penuh kegembiraan sebab sudah tak perlu lelah menahan lapar dan haus lagi, namun ini pertanda satu nikmat itu sedang diambil kembali dari-Nya. Ramadan bisa terus datang setiap tahun, tapi jiwa kita tidak. Mengoreksi dan menumbuhkan rasa khawatir akan amalan ibadah yang sudah dilakukan perlu menjadi prinsip sekaligus kebiasaan untuk kita. Sebab diri tak bisa memastikan apakah amal ibadah ini sudah sempurna dilakukan.

Di samping itu, usainya Ramadan bukan berarti amal yang sudah dirutinkan satu bulan kemarin ikut usai. Justru tantangan barunya terletak setelah ini. Ada konsistensi yang harus terus dipupuk bukan hanya sebatas formalitas. Caranya, perbanyak dulu 'strong why' atas amalan yang sudah dilakukan. Selain itu, carilah circle yang tepat untuk mendukung konsistensi amal kita. Jangan berhenti berproses, kita tak pernah tahu sampai kapan akan terus bertahan.

Tapi yang utama, libatkan Dia terlebih dulu sebelum apapun. Agar Ramadan tak menjadi momen beramal tapi bulan selainnya tidak.

Yuk, catch your level up!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun