Bagaimana dengan perkembangan kognitif anak usia dini?
Perkembangan kognif anak usia dini yaitu suatu proses berfikir berupa kemampuan untuk menghubugkan, menilai, dan mempertimbangkan sesuatu. Tahap ini terjadi pada anak usia 3-6 tahun yang disebut tahap pra-operasional, pada tahap ini anak dapat mengembangkan kemampuan untuk mengespresikan, mengkoordinasikan gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik, anak dapat berfikir dan menyimpulkan eksistensi sebuah benda atau kejadian tertentuÂ
Walaupun benda atau kejadian itu berada diluar pandangan, pendengaran, atau jangkauan tangannya dan anak mengerti bahwa perubahan dalam satu faktor disebabkan oleh faktor lain contohnya anak dikasih dua buah susu dan ditempatkan ditempat yang berbeda tetapi berkapasitas sama yang satu ditempatkan gelas panjang dan yang satu ditempatkan di gelas yang lebar pasti anak akan lebih memilih gelas yang panjang, karena anak hanya mampu melihat pada ketinggian gelas ia tidak mampu memperhitungkan volume benda.
Pada fase praoperasional anak tidak berfikir secara operasional yaitu suatu proses berpikir yang dilakukan dengan memahami suatu aktivitas yang memungkinkan anak mengaitkannya dengan kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya, fase ini merupakan rasa permulaan bagi anak untuk membangun kemampuannya dalam menyusun pikirannya maka dari itu cara berfikir anak pada tahap ini belum stabil dan tidak terorganisasi secara baik.
Pada tahap ini memiliki 3 subfase, yaitu subfase fungsi simbolis, subfase berfikir secara egosentris, berfikir secara intuitif.
- subfase fungsi simbolis yaitu pada tahap ini anak telah memiliki kemampuan untuk menggambarkan suatu objek yang secara fisik tidak hadir contohnya dia bisa menyusun puzzel, membangun rumah-rumahan dan kegiatan lainnya .
- subfase fungsi simbolis ditandai dengan ketidakmampuan anak untuk memahami prespektif atau cara berfikir oranglain, benar tidak benar bagi anak pada fase ini ditentukan oleh cara pandangnya sendiri yang disebut dengan egosentris .
- Subfase berfikir secara intuitif disebut berfikir secara intuitif karena pada saat ini anak kelihatannya mengerti dan mengetahui sesuatu seperti menyusun balok menjadi rumah-rumahan tetapi ia tidak mengerti alasan mengapa ia menjadikan sebuah rumah, atau disebut dengan belum dapat berfikir secara kritis tentang apa yang ada dibalik suatu kejadian.