Mohon tunggu...
Fitri Rokhi Indrayani
Fitri Rokhi Indrayani Mohon Tunggu... Lainnya - I'm a student

Dreamer

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Berwirausaha Gara-gara Persyaratan Kerja

14 November 2020   21:18 Diperbarui: 14 November 2020   21:21 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: news.okezone.com

Iklan lowongan kerja akhir-akhir ini membanjiri feed sosial media, seperti instagram dan facebook. Sebenarnya ini hal yang lumrah mengingat teknologi sudah maju dan berkembang. 

Selain teknologi ternyata persyaratan dalam melamar kerja juga mengalami perubahan, dari yang awalnya normal menjadi upnormal. Bagaimana tidak? good looking menjadi salah satu tren dalam daftar persyaratan recruitment karyawan baru. Jika dilihat sekilas persyaratan tersebut bukanlah syarat yang berat dan sering diabaikan. 

Tapi tahukan kalian? Bagi sebagian orang syarat tersebut menjadi momok tersendiri. Pasalnya, tidak adanya landasan teori yang jelas mengenai parameter good looking membuat sebagian orang keliru dalam mengambil kesimpulan. 

Rata-rata mereka berasumsi bahwa good looking harus memiliki postur yang menarik, tinggi dan berat badan ideal, serta berkulit putih. Hal inilah yang membuat insecure calon pelamar kerja jika ternyata mendapati diri mereka jauh dari kriteria tersebut.

Segala sesuatu memiliki sisi positif dan negatifnya masing-masing, tergantung dari segi mana kita melihatnya. Menambahkan good looking di persyaratan recruitment sebenarnya dapat diperhitungkan. Coba kita berpindah sudut pandang, melihat dari segi perusahaan. Karyawan cantik dan tampan merupakan aset perusahaan khususnya dibidang marketing. 

Ambil saja contoh diri kita sendiri. Ketika melihat toko yang karyawannya cantik dan tampan kepercayaan kita terhadap toko tersebut meningkat beberapa persen. Akibatnya muncul keinginan untuk membeli produk dari toko tersebut. Disitulah peran good looking dibutuhkan karena dapat meningkatkan omset perusahaan.

Lantas bagaimana nasib mereka sebagai korban persyaratan? Banting setir. Berwirausaha menjadi sasaran bagi mereka yang menganggap dirinya tidak good looking. Mereka menganggap itulah satu-satunya cara untuk menghindari persyaratan yang upnormal. 

Entah apa yang ada di kepalanya, berwirausaha tidak semudah ceckout barang belanja. Apalagi belum mengerti sedikitpun tentang dasar-dasarnya, saya sarankan jangan mencobanya jika mental belum siap dengan segala konsekuensinya. Berwirausaha bukan satu-satunya opsi, mencari pekerjaan lain yang sekiranya kalian mampu dan cocok adalah opsi lain yang bisa kalian pilih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun