Mohon tunggu...
Dyah Fitri W
Dyah Fitri W Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penerapan "Computerised Handover" Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien di Pelayanan Kesehatan

31 Desember 2017   14:53 Diperbarui: 31 Desember 2017   15:06 1442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Clinical Handoveratau serah terima pasien merupakan aspek penting dalam keselamatan pasien.  Definisi dari clinicalhandoveradalah perpindahan tanggung jawab professional dan akuntabilitas untuk beberapa atau semua aspek perawatan untuk pasien, atau sekelompok pasien, ke orang lain atau kelompok professional lain secara sementara atau permanen (Spinks, Chaboyer, Bucknall, Tobiano, & Whitty, 2015). Struktur laporan dalam  clinical handover terdiri dari lima  informasi utama : identitas pasien, riwayat kesehatan, status klinis , rencana perawatan (termasuk prosedur perawatan atau diagnostik yang harus dilakukan oleh anggota tim kesehatan manapun ) dan hasil yang akan dicapai atau tujuan perawatan. (Johnson, Jefferies, & Nicholls, 2012)

WHO pada tahun 2007 mewajibkan penggunaan suatu standar untuk anggota negara WHO dalam memperbaiki pola komunikasi pada saat melakukan clinical handover, dengan menggunakan metode komunikasi SBAR, yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan secara face to face dan terdiri dari 4 komponen, yaitu komponen S (Situation) merupakan suatu gambaran yang terjadi pada saat itu. Komponen B (Background) merupakan sesuatu yang melatar belakangi situasi yang terjadi, komponen A (Assessment): merupakan suatu pengkajian terhadap suatu masalah, dan yang terakhir adalah komponen R (Recommendation) merupakan suatu tindakan dimana meminta saran untuk tindakan yang benar yang seharusnya dilakukan untuk masalah tersebut.

Beberapa metode klasik handover adalah dengan metode verbal (lisan), metode tertulis dan metode perekaman. Sexton dkk menemukan bahwa hanya 84,6% isi dalam metode tertulis handover yang terkait dengan informasi yang diperlukan. Selain itu, dalam metode verbal handover, 30% informasi pasien salah ditransfer. Dalam metode perekaman dalam handover adalah metode penghematan waktu, namun kurang komunikasi tatap muka. Akibatnya, informasi yang ditransfer mungkin tidak akurat dan tepat waktu, dan kurangnya umpan balik dari kedua belah pihak. (Chen, 2015).

Seiring dengan berkembangnya tekhnologi dalam kesehatan, termasuk didalamnya tekhnologi dokumentasi pasien, maka saat ini telah berkembang Electronic Health Record (EHR). Dalam sistem EHR, perawat menggunakan format komputer untuk melakukan pencatatan dalam pelayanan keperawatan termasuk didalamnya ketika melakukan handover. Pada computerized nursing handover (CNH)perawat mendokumentasikan semua informasi klinis pasien dan memberikannya kepada staf pada peralihan berikutnya menggunakan PC atau laptop. Penelitian Timmons (2004), Lee (2006), Robles (2009), telah menunjukkan bahwa CNH menghemat waktu perawat saat mendokumentasikan penilaian dengan bantuan menu drop-down. Selain itu, Moody, Slocumb, Berg, dan Jackson (2004) menemukan bahwa penggunaan CNH dirasakan perawat berpotensi meningkatkan asuhan keperawatan dan keselamatan pasien.(Khuan & Juni, 2016).

Penelitian terhadap perawat di Malaysia menyatakan bahwa CNH menurunkan beban kerja perawat dalam beberapa aspek, namun juga meningkat karena adanya form isian yang harus diisi ganda (double charting). Masalah teknis yang terkait dengan komputer menghambat kelancaran menjalankan CNH. Didapatkan bahwa CNH membahayakan kualitas perawatan pasien saat perawat menyalin dan menempelkan informasi klinis pasien secara sembarangan, yang menyebabkan perawat mendapatkan risiko hukum dan / atau etika. Selain itu, penggunaan konten terstruktur terkomputerisasi pada CNH yang berkepanjangan mengurangi kemampuan berpikir kritis perawat dalam membangun dan merencanakan asuhan keperawatan pasien. Leader keperawatan diwajibkan untuk tetap melakukan supervisi terhadap pelaksanaan CNH ini. Program pendidikan berkelanjutan pada perawat harus  dirancang secara berkala di pelayanan kesehatan untuk memperbaiki pemikiran kritis perawat. (Khuan & Juni, 2016)

Penelitian yang dilakukan oleh Johnson, Jefferies & Nicholls (2012) telah memberikan informasi baru tentang isi dan pengorganisasian informasi yang disampaikan di  clinical handover. Informasi yang harus ditransfer saat clinical handover meliputi: identitas pasien dan risiko klinis, riwayat klinis / presentasi, status klinis, rencana perawatan dan hasil / sasaran perawatan . Dalam computerized nursing handover, informasi yang harus disampaikan dibuat dalam sebuah program , untuk mememudahkan perawat untuk mengisinya. 

Pengisian Identifikasi pasien dan risiko klinis adalah sebagai berikut : identifikasi pasien dimulai dengan nomor kamar dan kemudian nama pasien . Risiko klinis seperti risiko infeksi sering dijelaskan di sini, selain itu risiko lain seperti risiko jatuh dan risiko area tubuh yang tertekan akan lebih tepat diidentifikasi di sini daripada di dalam bagian rencana perawatan. Perlu dicatat bahwa penggunaan tiga pengenal pasien (nama, umur dan nomor rekam medis) sesuai dengan standar keselamatan pasien.

Pengisian status klinis berisi penilaian tanda tanda vital, beberapa pendekatan konten terstruktur seperti SBAR dapat digunakan untuk mengisi kolom ini. Untuk pasien baru, ini adalah informasi penting untuk perawat shiht bertikutnya, untuk itu sebaiknya kolom ini diisi lengkap.

Pengisian rencana perawatan berisi informasi yang berkaitan dengan prosedur perawatan atau perawatan profesional kesehatan lainnya, yang mencerminkan peran perawat sebagai koordinator perawatan pasien.. Aspek keperawatan yang dijelaskan di sini termasuk fokus pada intervensi keperawatan seperti pemasangan kateter , terapi intravena, terapi oksigen, perawatan luka . Perubahan pada therapi yang ada juga dicatat di sini.

Penulisan hasil atau tujuan perawatan jarang ditulis di tiap shift, biasanya berhubungan dengan pemulangan pasien ke rumah mereka atau fasilitas kesehatan yang lain . Discharge planning juga ditulis di kolom ini. Pelaksanaan discharge planning harus dimulai sejak awal ketika pasien berada rumah sakit, dan juga harus dibahas saat handover. Hasil atau tujuan perawatan biasanya dimasukkan ke dalam deskripsi rencana perawatan, bukan di kolom ini. Demikian penjelesan penulisan pada format computerised  nursing handover

Setelah mengetahui beberapa keunggulan dari computerised handover, pembahasan selanjutnya adalah apakah clinical handoveryang berkualitas berhubungan kah dengan keselamatan pasien ? Sebuah pernyataan di bawah ini  bisa mengambarkan betapa pentingnya clinical handover : I've seen many, many examples of things that go terribly wrong, because the communication of handover information has failed in some way. (Medical director, high dependency unit in an Australian hospital) (Eggins & Slade, 2015). Sebuah penelitian di Eropa  menyatakan bahwa komunikasi dalam handoverbertanggung jawab atas 25% sampai 40% bertambah parahnya sebuah penyakit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun